JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melalui anak usaha investasi, PT Danantara Asset Management, resmi menyalurkan dana pinjaman senilai Rp 6,6 triliun ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dana tersebut diberikan dalam skema pinjaman pemegang saham (shareholder loan) untuk mendukung proses restrukturisasi keuangan maskapai penerbangan nasional ini.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa suntikan dana ini merupakan langkah strategis dalam menyehatkan kondisi keuangan Garuda Indonesia yang selama bertahun-tahun mengalami kerugian dan beban utang besar. “Garuda Indonesia bukan sekadar entitas bisnis, tetapi merupakan simbol kedaulatan udara dan kebanggaan nasional,” kata Dony.
Menurut Dony, alokasi dana sebesar Rp 6,6 triliun ini khusus digunakan untuk kebutuhan maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat. Pinjaman ini adalah bagian dari total dukungan pendanaan yang nilainya mencapai sekitar 1 miliar dollar AS, yang bertujuan memperkuat kinerja operasional Garuda di tengah tantangan industri penerbangan.
“Penyaluran dana ini adalah bentuk nyata dari mandat transformasi yang kami emban, dengan pendekatan yang profesional, terukur, dan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik,” tegas Dony. Ia menambahkan bahwa BPI Danantara tidak hanya berperan sebagai pemberi dana, melainkan juga sebagai pemegang saham yang akan mengawal proses transformasi Garuda Indonesia secara ketat.
“Kami hadir dengan mandat yang jelas dan pendekatan institusional. Melalui Danantara Asset Management, kami akan memastikan proses transformasi berjalan sesuai rencana, dan setiap tahapan akan dievaluasi secara berkala berdasarkan capaian dan akuntabilitas,” ujar Dony.
Fokus pada Transformasi dan Ekspansi Armada
Manajemen Garuda Indonesia menanggapi positif suntikan dana dari Danantara tersebut. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyatakan optimisme atas masa depan maskapai nasional ini. Ia memproyeksikan dalam lima tahun ke depan, atau tepatnya pada tahun 2030, Garuda akan mengoperasikan sekitar 120 pesawat.
“Garuda Indonesia memproyeksikan akan mengoperasikan total sekitar 120 pesawat hingga lima tahun ke depan,” ujar Wamildan saat konferensi pers di Jakarta.
Wamildan menambahkan bahwa tahun 2026 diperkirakan menjadi titik balik bagi perusahaan setelah mendapat dukungan pembiayaan strategis dari Danantara. Dengan modal baru, Garuda Indonesia menargetkan peningkatan kinerja operasional dan keuangan sehingga mampu membukukan pendapatan positif.
“Langkah strategis ini diharapkan membuka peluang bagi Garuda Indonesia untuk bangkit kembali dan mencatatkan hasil keuangan yang lebih baik,” kata Wamildan.
Garuda Indonesia dan Mandat Pemerintah
Suntikan modal yang dilakukan Danantara merupakan bagian dari mandat pemerintah yang ingin memastikan keberlangsungan dan penguatan maskapai bendera Indonesia. Garuda Indonesia sebagai flag carrier memiliki peran penting dalam menjaga kedaulatan udara nasional dan memberikan layanan penerbangan terbaik bagi masyarakat.
“Garuda Indonesia adalah simbol kedaulatan udara Indonesia. Menyehatkan perusahaan ini adalah bagian dari tanggung jawab kami,” kata Dony Oskaria.
Selain itu, BPI Danantara juga berkomitmen melakukan pengawasan ketat terhadap pemanfaatan dana dan kemajuan transformasi yang sedang berjalan. Hal ini dimaksudkan agar proses restrukturisasi dapat berjalan transparan dan hasilnya maksimal.
Upaya Restrukturisasi dan Dukungan Pendanaan
Garuda Indonesia sebelumnya mengalami tantangan berat, seperti beban utang besar dan kinerja keuangan yang belum stabil, akibat pandemi dan dinamika industri penerbangan global. Dengan adanya pinjaman modal dari Danantara, diharapkan perusahaan dapat memperbaiki likuiditas dan melakukan peremajaan armada serta operasional.
Dana Rp 6,6 triliun ini dialokasikan untuk perawatan pesawat dan kebutuhan operasional penting lainnya yang mendukung kelancaran penerbangan. Dengan dukungan ini, Garuda juga berencana meningkatkan layanan dan daya saing di pasar penerbangan domestik maupun internasional.
Suntikan modal Rp 6,6 triliun dari BPI Danantara melalui Danantara Asset Management ke Garuda Indonesia menjadi tonggak penting dalam proses restrukturisasi maskapai nasional tersebut. Dengan pengawasan ketat dan komitmen pemerintah, dana ini diharapkan dapat mengembalikan kesehatan finansial Garuda sekaligus mempersiapkan ekspansi armada hingga 120 pesawat pada 2030.
Sebagai maskapai flag carrier Indonesia, keberhasilan Garuda dalam melewati tantangan ini juga menjadi simbol kebanggaan dan kedaulatan nasional di bidang transportasi udara.