JAKARTA - Tren fart walk sedang ramai menjadi perbincangan di media sosial. Mulai dari TikTok, Instagram Reels, hingga YouTube Shorts, tagar #fartwalk atau #fartwalking muncul dalam jutaan konten pendek yang menampilkan orang-orang berjalan sambil mengeluarkan suara kentut—baik secara alami maupun dengan bantuan efek suara. Sekilas memang terdengar konyol dan tak penting, namun siapa sangka tren ini menyimpan banyak sisi menarik: mulai dari aspek psikologis, budaya internet, kesehatan, hingga kritik sosial yang terselubung.
Di artikel ini, kita akan mengupas tuntas fenomena fart walk secara mendalam: apa itu fart walk, dari mana asalnya, mengapa bisa viral, apakah ada manfaatnya, serta bagaimana masyarakat—baik awam maupun ahli—meresponsnya. Yuk, kita telusuri tren absurd namun mencuri perhatian ini!
Apa Itu Fart Walk?
Secara harfiah, fart walk berarti “jalan sambil kentut”. Namun dalam konteks tren digital, fart walk lebih merujuk pada konten video di mana seseorang berjalan di tempat umum (misalnya di taman, mall, atau jalanan), sambil mengeluarkan suara kentut—entah itu suara asli atau hasil editan.
Video fart walk sering kali dikemas dalam format lucu, memancing reaksi dari orang-orang sekitar, atau sebagai konten sindiran. Tak jarang juga tren ini digabungkan dengan konsep prank ringan, eksperimen sosial, atau bahkan sebagai bentuk ekspresi bebas dan perlawanan terhadap norma sosial yang terlalu kaku.
Asal Mula Munculnya Tren Fart Walk
1. Berawal dari TikTok
Tren fart walk pertama kali mencuat di TikTok pada akhir 2023 dan meledak pada awal 2024. Akun-akun prankster asal Amerika dan Eropa mulai membuat konten berjalan sambil memainkan suara kentut dari speaker kecil di saku celana. Reaksi lucu orang-orang di sekitar menjadi daya tarik utama.
2. Menyebar Secara Global
Karena lucu dan relatable (siapa sih yang gak pernah kentut?), fart walk pun cepat menyebar ke seluruh dunia. Dalam hitungan minggu, muncul versi fart walk dari berbagai negara: Jepang dengan gaya malu-malu, Italia dengan gestur dramatis, hingga Indonesia dengan logat khas dan konten satir.
3. Dukungan Algoritma
Platform seperti TikTok dan Instagram memiliki algoritma yang menyukai konten yang lucu, singkat, dan menimbulkan engagement tinggi. Fart walk memenuhi semua kriteria itu—maka tak heran jika video semacam ini terus muncul di FYP (For You Page).
Kenapa Fart Walk Bisa Viral?
1. Lucu dan Sederhana
Fart walk adalah bentuk humor slapstick yang sangat dasar, mudah dimengerti oleh siapa pun tanpa perlu latar belakang budaya atau bahasa. Humor kentut sudah dikenal sejak zaman dulu sebagai bahan tawa paling universal.
2. Merobohkan Norma Sosial
Kentut di tempat umum sering dianggap tabu atau tidak sopan. Fart walk dengan sengaja menabrak norma ini, memancing tawa sekaligus diskusi. Bagi banyak orang, ini adalah bentuk kebebasan berekspresi yang segar di tengah tekanan sosial yang tinggi.
3. Reaksi Natural Orang Lain
Yang membuat fart walk menarik bukan hanya pelaku utamanya, tapi juga reaksi spontan orang-orang di sekitarnya—ada yang geli, kaget, marah, hingga mencoba menjauh. Respons ini memberi nilai tambah sebagai konten hiburan.
4. Cocok untuk Format Pendek
Durasi pendek fart walk (rata-rata 10–30 detik) membuatnya sangat cocok untuk dikonsumsi cepat di media sosial. Dalam waktu singkat, penonton bisa tertawa dan langsung scroll ke video berikutnya.
Jenis-Jenis Fart Walk yang Sering Ditemui
1. Fart Walk Prank
Pelaku berjalan di tempat umum sambil memainkan suara kentut, biasanya dari speaker kecil tersembunyi. Tipe ini mengandalkan reaksi orang lain.
2. Solo Fart Walk
Orang berjalan sendiri sambil mengekspresikan kentut mereka dengan gaya yang teatrikal. Biasanya dilakukan di tempat sepi atau sebagai bentuk ekspresi diri.
3. Fart Walk Edukatif
Beberapa kreator menggabungkan tren ini dengan pesan-pesan edukasi: tentang pencernaan, makanan sehat, atau gangguan usus. Gaya penyampaiannya tetap lucu, tapi ada nilai tambah.
4. Fart Walk Parodi
Mengolok-olok tren fart walk dengan twist unik—misalnya dengan suara kentut absurd, slow motion, atau bahkan dengan narasi dramatis seperti trailer film.
Dampak Tren Fart Walk dalam Kehidupan Nyata
Dampak Positif:
- Mengurangi stres melalui tawa dan humor ringan.
- Meningkatkan engagement untuk kreator konten.
- Mendorong diskusi soal norma sosial dan kebebasan berekspresi.
- Menginspirasi kreativitas dalam membuat konten dari hal sederhana.
Dampak Negatif:
- Berpotensi mengganggu orang lain di ruang publik.
- Bisa dianggap tidak sopan atau tidak pantas dalam budaya tertentu.
- Bisa disalahgunakan untuk melakukan prank ekstrem yang tidak etis.
- Memicu kecanduan konten receh dan menurunnya standar konten bermutu.
Sudut Pandang Psikolog dan Sosiolog
Psikolog:
Menurut psikolog Dr. Amanda H., humor seperti fart walk adalah bentuk coping mechanism dalam menghadapi tekanan sosial. Tertawa karena hal tabu bisa memberikan efek pelepasan emosi (catharsis).
Sosiolog:
Dari sudut sosiologi, fart walk adalah contoh fenomena budaya pop digital yang menunjukkan bagaimana masyarakat modern suka melawan norma dengan cara lucu, tidak konfrontatif, dan cepat viral.
Fart Walk dan Kesehatan: Ada Manfaatnya?
1. Berjalan adalah aktivitas sehat
Meski konteksnya konyol, fart walk mendorong orang untuk bergerak. Jalan kaki adalah olahraga ringan yang baik untuk jantung, pernapasan, dan metabolisme.
2. Kentut juga tanda sistem pencernaan sehat
Kentut adalah hasil dari proses pencernaan alami. Orang yang sehat akan kentut 10–20 kali sehari. Dengan kata lain, fart walk secara tidak langsung menghapus stigma terhadap proses tubuh yang alami.
Fart Walk dalam Budaya Pop dan Media
Fenomena ini tak hanya hidup di media sosial, tapi juga mulai menyentuh budaya pop:
- Parodi di TV lokal dan acara komedi.
- Masuk ke iklan-iklan viral yang memanfaatkan efek suara kentut untuk menarik perhatian.
- Merchandise bertema fart walk, seperti kaos, topi, hingga speaker kecil suara kentut dijual online.
Apakah Tren Ini Akan Bertahan Lama?
Sebagian ahli media sosial memprediksi bahwa fart walk kemungkinan besar akan bertahan sebagai subkultur konten humor receh. Seperti tren lainnya, puncak popularitasnya akan surut, tetapi akan tetap hidup dalam bentuk remix, throwback, atau konten nostalgia.
Bagaimana Masyarakat Merespons?
Respon terhadap tren fart walk sangat beragam:
- Anak muda dan Gen Z cenderung menyukai dan menganggapnya lucu.
- Orang tua dan generasi lebih konservatif menganggapnya tidak sopan dan tidak bermutu.
- Beberapa komunitas melihatnya sebagai cara menyuarakan anti-stres dan ekspresi bebas.
Tips Membuat Konten Fart Walk yang Aman dan Etis
- Gunakan tempat umum terbuka, bukan di tempat ibadah, sekolah, atau area sensitif.
- Hindari menyasar orang tua, anak kecil, atau penyandang disabilitas sebagai subjek reaksi.
- Jangan lakukan terlalu sering di tempat yang sama—hindari gangguan masyarakat.
- Jangan gunakan kentut asli jika itu mengganggu orang lain.
- Beri disclaimer jika konten Anda adalah parodi.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Kentut di Jalan
Tren fart walk mungkin terlihat bodoh di permukaan, namun di balik kelucuannya, ada dinamika sosial yang menarik: perlawanan terhadap norma, pelepasan stres, kreativitas konten, dan bahkan potensi edukatif jika dikemas dengan baik. Ini adalah bukti bahwa internet punya kekuatan untuk mengubah hal sehari-hari menjadi gerakan global yang viral, absurd, tapi bermakna.
Jadi, lain kali Anda melihat seseorang berjalan sambil kentut di TikTok, jangan buru-buru mencibir. Bisa jadi mereka sedang menjalani hari yang berat dan memilih tertawa daripada menyerah.