Manchester United

Manchester United Lamban Rekrut Pemain, Kebangkitan Musim Depan Masih Dipertanyakan

Manchester United Lamban Rekrut Pemain, Kebangkitan Musim Depan Masih Dipertanyakan
Manchester United Lamban Rekrut Pemain, Kebangkitan Musim Depan Masih Dipertanyakan

JAKARTA - Musim 2024–2025 mencatatkan sebagai salah satu periode terburuk dalam sejarah modern Manchester United. Klub berjuluk Setan Merah itu menutup musim dengan finis di posisi ke-15 klasemen Liga Inggris—nilai performa yang jauh di bawah standar mereka. Lebih menyakitkan lagi, MU dikalahkan Tottenham Hotspur di partai final Liga Eropa, sehingga gagal melaju ke Liga Champions musim depan.

Gagal meraih tiket Eropa melalui jalur juara Eropa mengulang kesuksesan dua musim sebelumnya, ketika gelar Piala FA membawa mereka ke kompetisi kontinental. Namun kali ini, semua harapan sirna.

Transisi Pelatih Tak Lancar
Kedatangan Ruben Amorim pada musim panas lalu belum membuktikan dampak positif. Transisi dari Erik ten Hag ke Amorim dianggap gagal dalam membangun performa tim. Rendahnya kualitas permainan di Liga Inggris makin menguatkan kegelisahan para pendukung.

Meski demikian, manajemen tetap menunjukkan dukungan kepada Amorim untuk musim depan. Sumber internal mengatakan bahwa klub percaya transisi memerlukan waktu, dan musim ini akan dijadikan pijakan perbaikan.

Bursa Transfer yang Melempem
Kontrak pemain dan transfer menjadi ujung tombak kebangkitan. Namun, hingga pertengahan bursa, MU hanya mendatangkan dua pemain anyar: Matheus Cunha dari Wolves dengan biaya sekitar €62 juta, dan bek muda Diego Leon (18) dari Cerro Porteno. “Cunha bisa jadi opsi jitu untuk lini depan kita,” ungkap sumber sumber anonim.

Namun dibandingkan rival sekota seperti Manchester City, Liverpool, dan Arsenal, MU tertinggal. Ketiga klub itu telah menuntaskan lebih dari tiga transfer berkualitas, sementara MU tampak lamban.

Akhir Karier Beberapa Pemain Senior
Manchester United melepas tiga pemain senior musim ini: Victor Lindelöf, Christian Eriksen, dan Jonny Evans. Andre Onana, kiper utama musim lalu, juga masuk daftar pemain yang akan dilepas, dengan AS Monaco dikabarkan tertarik. Striker Rasmus Hojlund dan winger muda Alejandro Garnacho juga dikabarkan bisa meninggalkan klub, mengindikasikan revolusi skuat akan digencarkan.

Bidikan Transfer: Solusi atau Risiko?
Ambisi mendatangkan Emiliano Martinez dari Aston Villa dikabarkan terjadi—kiper timnas Argentina ini diharapkan mengakhiri inkonsistensi di bawah mistar. “Performa kiper kemarin memang jadi sorotan negatif,” ujar pengamat dalam diskusi tertutup.

Selain itu, nama-nama lain seperti Viktor Gyökeres, Bryan Mbeumo, dan Christopher Nkunku turut dikaitkan. Gyökeres pernah ditangani Amorim di Sporting Lisbon dan dianggap cocok dengan gaya serangan langsung. Namun Brentford belum merestui negosiasi Mbeumo, sementara Chelsea enggan melepas Nkunku.

Risiko ‘Panic Buying’
Keterlambatan MU mengakuisisi pemain bisa menimbulkan efek negatif, yaitu panic buying—belanja putus asa tanpa strategi jangka panjang. Fenomena ini pernah melanda klub-klub besar di masa lalu saat tergesa membeli pemain saat deadline mendekat, dan MU bisa mengalami hal serupa jika tidak memilih pemain secara matang.

Kebangkitan: Masih di Jalur Angan-angan?
Terakhir kali MU memenangkan gelar domestik Liga Inggris pada 2013. Delapan musim terakhir dikuasai rival-rival mereka. Tak heran jika publik kini mengaitkan hasil bursa transfer dengan prospek kebangkitan. “Kalau cuma beli bila butuh, mungkin adaptasi lebih cepat dan tepat guna,” ujar analis sepak bola senior.

Kesimpulan Strategi
Manchester United perlu tiga poin strategis musim panas ini:

Tingkatkan kecepatan dan arah pengadaan pemain—transfer harus berdasarkan kebutuhan posisi, bukan sekadar peluang.

Pertajam seleksi pemain—lebih mengutamakan kualitas daripada jumlah.

Pertahankan skema dan filosofi pelatih—Amorim perlu dukungan penuh agar adaptasi tim berjalan lancar.

Jika gagal, kebangkitan yang siap-siap dicanangkan malah bisa menjadi mimpi yang jauh panggang dari api. Stadion Old Trafford menanti bukan hanya trofi, tetapi kebangkitan yang nyata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index