JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi signifikan selama pekan perdagangan 23-26 Juni 2025. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup pada posisi 6.897, turun sebesar 0,14 persen dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka 6.907.
Penurunan indeks ini disebabkan oleh koreksi tajam pada sejumlah saham yang masuk dalam daftar top losers pekan ini. Sepuluh saham tersebut menjadi faktor utama penurunan IHSG akibat depresiasi harga yang cukup dalam. Berikut rincian saham-saham yang mengalami penurunan paling besar.
Daftar 10 Saham Top Losers Pekan Ini
Sumber Sinergi (IOTF)
Saham IOTF memimpin penurunan dengan koreksi sebesar 27,21 persen, atau turun 40 poin dari Rp147 menjadi Rp107 per saham.
Jembo Cable (JECC)
JECC melemah 24,64 persen, turun 260 poin menjadi Rp795 dari sebelumnya Rp1.055.
Sunson Textile (SSTM)
SSTM merosot 24,12 persen, turun 55 poin ke level Rp173 dari Rp228.
Andalan Sakti (ASPI)
Saham ASPI turun 22,31 persen, menyusut 58 poin menjadi Rp202 dari Rp260.
Chitose Internasional (CINT)
CINT terkoreksi 19,29 persen atau turun 38 poin, dari Rp197 menjadi Rp159.
Bukit Asam (PTBA)
Salah satu saham blue chip, PTBA, anjlok 18,64 persen dengan penurunan 550 poin menjadi Rp2.400 dari Rp2.950.
Asia Sejahtera Mina (AGAR)
AGAR turun 16,91 persen, menyusut 46 poin menjadi Rp226 dari Rp272.
Kian Santang (RGAS)
RGAS melemah 16,79 persen atau 23 poin, dari Rp137 menjadi Rp114.
Diamond Food (DMND)
DMND merosot 16,54 persen, turun 110 poin menjadi Rp555 dari Rp665.
Mitrabahtera (MBSS)
MBSS mengalami penurunan 16,47 persen, turun 280 poin menjadi Rp1.420 dari Rp1.700.
Pengaruh Penurunan Saham Terhadap IHSG
Penurunan signifikan pada saham-saham di atas menjadi penyebab utama koreksi IHSG pekan ini. Meskipun penurunan indeks hanya sebesar 0,14 persen, beberapa saham mengalami tekanan yang cukup besar, khususnya pada sektor industri dan komoditas.
Seorang analis pasar modal mengatakan, “Fluktuasi pasar saham minggu ini terutama dipengaruhi oleh sentimen negatif global serta pergerakan harga komoditas yang menekan sektor-sektor strategis. Hal ini menyebabkan beberapa saham blue chip dan saham-saham dengan kapitalisasi menengah mengalami koreksi cukup dalam,” jelasnya.
Prospek dan Saran Investor
Meskipun pasar mengalami tekanan, para ahli menyarankan agar investor tetap cermat dan menghindari keputusan panik. "Investor harus memperhatikan fundamental saham dan menjaga portofolio agar tetap seimbang," ujar analis tersebut.
Sementara itu, sejumlah saham dalam daftar top losers berpotensi menjadi peluang beli (buy on dip) bagi investor yang memandang jangka panjang, terutama saham blue chip seperti PTBA yang memiliki fundamental kuat.
IHSG yang melemah ke posisi 6.897 pada pekan terakhir Juni 2025 diwarnai koreksi tajam dari 10 saham top losers yang memberikan tekanan besar pada indeks. Pemantauan ketat terhadap perkembangan pasar serta berita global dan domestik menjadi penting agar investor dapat mengambil keputusan yang tepat.