Garuda Indonesia

Garuda Indonesia Gelar RUPS Luar Biasa Bahas Perubahan Pengurus dan Restrukturisasi

Garuda Indonesia Gelar RUPS Luar Biasa Bahas Perubahan Pengurus dan Restrukturisasi
Garuda Indonesia Gelar RUPS Luar Biasa Bahas Perubahan Pengurus dan Restrukturisasi

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Senin, 30 Juni 2025. Rapat dijadwalkan berlangsung pukul 14.00 WIB di Ruang Auditorium Gedung Manajemen Garuda, Tangerang.

Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, Mitra Piranti, menyampaikan bahwa terdapat dua agenda utama yang akan dibahas dalam RUPSLB ini. "Pertama, perubahan pengurus perusahaan dan kedua, persetujuan rencana restrukturisasi sebagai bagian dari upaya penyehatan perusahaan," ujarnya.

RUPSLB ini merupakan langkah strategis penting bagi Garuda Indonesia untuk menata kembali struktur manajemen sekaligus memperkuat posisi keuangan perusahaan di tengah tantangan bisnis penerbangan global yang masih dinamis.

Kinerja Keuangan Garuda Indonesia di 2024

Sepanjang tahun 2024, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha konsolidasi sebesar 3,42 miliar dolar AS atau sekitar Rp 56,43 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 16,34 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai 2,94 miliar dolar AS. Kenaikan pendapatan ini terjadi merata di seluruh lini usaha maskapai nasional tersebut.

Pendapatan dari penerbangan berjadwal, yang merupakan tulang punggung bisnis Garuda, juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan sebesar 15,32 persen menjadi 2,74 miliar dolar AS dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,38 miliar dolar AS. Hal ini menandakan pulihnya permintaan perjalanan udara setelah pandemi dan efektivitas strategi bisnis yang dijalankan.

Meski demikian, perusahaan masih menghadapi tantangan besar terkait profitabilitas. Garuda Indonesia mencatatkan kerugian bersih sebesar 69,78 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,51 triliun pada 2024. Kerugian ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang mencapai 18,32 persen.

Faktor Penyebab Kerugian

Salah satu penyebab utama kenaikan beban usaha adalah meningkatnya biaya pemeliharaan dan perbaikan pesawat. Pada 2024, sejumlah armada Garuda memasuki jadwal overhaul atau perawatan besar, yang secara signifikan menambah pengeluaran operasional.

Selain itu, fluktuasi harga bahan bakar dan tekanan biaya lainnya turut memberi dampak pada beban operasional perusahaan. Kondisi ini menjadi perhatian utama manajemen untuk mencari solusi agar profitabilitas bisa kembali positif.

Upaya Restrukturisasi dan Penyehatan Perusahaan

Melihat kondisi keuangan tersebut, manajemen Garuda Indonesia berencana melakukan restrukturisasi sebagai bagian dari langkah strategis jangka panjang. Rencana ini akan dibahas dan disetujui dalam RUPSLB hari ini. Restrukturisasi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat struktur permodalan perusahaan.

Perubahan susunan pengurus juga menjadi poin penting dalam rapat ini. Pergantian atau perombakan jajaran direksi dan komisaris diharapkan membawa energi baru sekaligus meningkatkan tata kelola perusahaan agar lebih adaptif dengan tantangan industri penerbangan masa kini.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Sejumlah pengamat menilai bahwa meskipun Garuda sudah menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang menjanjikan, langkah restrukturisasi dan perubahan manajemen menjadi sangat krusial untuk mengatasi masalah profitabilitas yang berkelanjutan. Penyehatan finansial dan operasional harus berjalan beriringan agar Garuda Indonesia dapat kembali bersaing secara sehat di kancah domestik dan internasional.

“Ini bukan hanya soal memperbaiki angka di laporan keuangan, tapi juga bagaimana Garuda bisa mengembalikan kepercayaan investor, karyawan, dan pelanggan,” ujar seorang analis industri penerbangan.

RUPSLB hari ini pun menjadi momentum penting bagi Garuda Indonesia untuk memperlihatkan komitmen kuat dalam mengatasi berbagai kendala yang ada dan melangkah maju dengan strategi baru.

Dengan agenda utama membahas perubahan pengurus dan rencana restrukturisasi, RUPSLB Garuda Indonesia pada 30 Juni 2025 diharapkan menjadi titik balik penting bagi maskapai kebanggaan nasional ini untuk kembali ke jalur pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index