JAKARTA - Negosiasi kontrak baru antara Real Madrid dengan Vinicius Junior saat ini berada dalam kondisi mandek. Media Spanyol melaporkan bahwa pembaruan kontrak bintang asal Brasil tersebut kini dalam tahap yang "sangat dingin," meskipun sebelumnya ada harapan besar Vinicius bakal segera memperpanjang masa baktinya di Santiago Bernabéu. Bahkan, Vinicius disebut menolak tawaran menggiurkan dari klub Arab Saudi demi tetap bertahan bersama Los Blancos.
Namun, El Chiringuito menyebutkan bahwa alasan utama kebuntuan negosiasi adalah keinginan Vinicius agar dirinya memiliki kendali penuh atas masa depan kariernya. Meski masih terikat kontrak hingga 2027 dengan klausul rilis mencapai 1 miliar euro, Vinicius ingin bebas menentukan sendiri kapan dan ke mana ia akan melangkah, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada keputusan klub. Ini menandakan Vinicius ingin membuka peluang untuk meninggalkan Madrid secara bebas transfer jika suatu saat merasa perlu tantangan baru.
Situasi ini mengingatkan pada strategi Kylian Mbappé, yang pindah ke Real Madrid musim panas lalu sebagai pemain bebas transfer usai menyelesaikan kontraknya dengan Paris Saint-Germain. Dengan model serupa, pemain dapat menentukan klub baru secara mandiri sekaligus mengantongi bonus besar, sebuah tren yang semakin marak di kalangan pemain top dunia.
Tekanan Kritik dan Ujian Mental di Bawah Asuhan Xabi Alonso
Selain persoalan kontrak, Vinicius juga tengah menghadapi tekanan besar dari luar lapangan. Sejumlah fans bahkan menyerukan agar winger berusia 24 tahun itu meninggalkan Madrid, menyusul penampilan yang dianggap menurun dibanding musim lalu. Hal ini diperparah dengan kedatangan pelatih baru, Xabi Alonso, yang menerapkan taktik lebih disiplin dan pressing intens.
Alonso menuntut seluruh pemain, termasuk Vinicius, aktif dalam pertahanan tanpa bola sebagai bagian dari strategi high pressing yang tengah dibangun. Namun, Vinicius sering dianggap lalai menjalankan tugas ini, yang mengakibatkan ketidakseimbangan struktur tekanan tim.
Meski dihujani kritik, banyak Madridista yang tetap memberi dukungan kuat. Mereka mengingat kembali peran penting Vinicius dalam membantu Real Madrid meraih gelar Liga Champions dan La Liga dalam beberapa musim terakhir. Situasi ini menjadi ujian mental yang krusial bagi pemain kunci sekelas Vinicius, terutama di klub sebesar Madrid.
Kesempatan untuk membungkam kritik akan segera datang saat Madrid bersiap menghadapi Pachuca dalam laga Piala Dunia Antarklub. Kemenangan akan memastikan langkah mereka ke fase gugur, dan beban serangan sebagian besar bertumpu pada Vinicius, terutama dengan kondisi Kylian Mbappé yang masih diragukan tampil akibat gastritis serta absennya beberapa pemain kunci.
Laga ini menjadi panggung pembuktian apakah Vinicius masih layak menjadi simbol serangan Real Madrid sekaligus mendapatkan kendali penuh atas masa depannya.