KAI

KAI Catatkan Kenaikan Volume Angkutan Barang Semester I 2025

KAI Catatkan Kenaikan Volume Angkutan Barang Semester I 2025
KAI Catatkan Kenaikan Volume Angkutan Barang Semester I 2025

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan performa positif dalam sektor angkutan barang pada paruh pertama tahun 2025. Selama periode Januari hingga Juni, KAI berhasil mengangkut total 33,3 juta ton barang, meningkat 1,4% dibandingkan semester pertama 2024 yang mencapai 32,8 juta ton. Pencapaian ini mencerminkan kepercayaan yang terus bertambah dari para pelanggan terhadap kereta api sebagai solusi logistik yang efektif dan andal.

Dominasi Batu Bara dan Pertumbuhan Komoditas Non-Energi

Sebagian besar volume angkutan KAI berasal dari batu bara, yang mendominasi sebesar 27,6 juta ton atau sekitar 82,92% dari total angkutan barang semester I-2025. Angka ini mengalami kenaikan 5% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 26,2 juta ton. Batu bara yang diangkut umumnya dialirkan ke pembangkit listrik di wilayah Jawa dan Bali, berperan penting menjaga kelancaran pasokan listrik yang menopang aktivitas rumah tangga, pendidikan, hingga sektor usaha kecil.

Anne Purba, Vice President Public Relations KAI, menjelaskan bahwa distribusi batu bara bukan sekadar aktivitas logistik, tetapi juga bagian dari keberlanjutan kehidupan sehari-hari. “Batu bara yang kami angkut hari ini berarti listrik untuk mesin-mesin produksi UMKM dan penerangan bagi jutaan rumah,” ujarnya.

Selain batu bara, sektor angkutan barang non-energi juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Angkutan retail seperti Barang Hantaran Paket (BHP) dan parcel meningkat dari 101 ribu ton menjadi 118 ribu ton, atau naik 16%. Sementara angkutan pupuk naik 21% dari 10.890 ton menjadi 13.230 ton, didorong oleh kebutuhan distribusi yang meningkat seiring musim tanam dan program ketahanan pangan nasional.

Keunggulan Kereta Api dalam Mendukung Rantai Pasok Nasional

Moda kereta api memberikan banyak keuntungan, terutama dari segi kapasitas dan ketepatan waktu. Di Pulau Jawa, satu rangkaian kereta api barang mampu menarik hingga 30 gerbong datar dengan kapasitas masing-masing 42 ton. Di Sumatera Selatan, efisiensi operasional bahkan lebih tinggi dengan satu rangkaian yang terdiri atas 61 gerbong batu bara.

Keberadaan jalur rel khusus memungkinkan kereta api menghindari hambatan lalu lintas dan risiko keterlambatan yang sering terjadi pada angkutan jalan raya. Hal ini sangat vital bagi pelaku industri yang membutuhkan ketepatan waktu agar rantai pasok tetap berjalan lancar.

KAI juga menegaskan bahwa seluruh operasional dijalankan oleh sumber daya manusia bersertifikasi resmi dari Kementerian Perhubungan dan dilengkapi inspeksi berkala pada sarana dan prasarana. Jalur kereta api juga meminimalkan risiko gangguan eksternal seperti pungutan liar, masalah yang kerap dialami transportasi berbasis jalan raya.

Dalam rencana jangka panjang, KAI menargetkan pertumbuhan volume angkutan barang sebesar 15% pada 2029, dengan angkutan batu bara mencapai 111,2 juta ton dan komoditas non-batu bara sebesar 10,9 juta ton. Target ini akan didukung oleh pengembangan simpul logistik utama di Sumatera Selatan, termasuk pembangunan Terminal Tarahan II yang dapat menampung hingga 18 juta ton batu bara, serta ekspansi fasilitas di Kertapati yang ditargetkan menambah 7 juta ton.

Anne menyimpulkan, “Proyeksi ini menunjukkan komitmen kami untuk terus berinvestasi dan tumbuh bersama industri logistik nasional. Kereta api bukan hanya sarana angkut, tapi penggerak kemajuan.”

Dengan capaian dan strategi pengembangan ini, KAI memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam layanan logistik nasional sekaligus mendukung kebijakan Zero Over Dimension Over Loading (ODOL) yang akan diterapkan secara penuh mulai tahun 2026.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index