Proyek Tol

Penambahan Lahan Proyek Tol Semarang Demak Dukung Infrastruktur Antirob

Penambahan Lahan Proyek Tol Semarang Demak Dukung Infrastruktur Antirob
Penambahan Lahan Proyek Tol Semarang Demak Dukung Infrastruktur Antirob

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini tengah mempercepat proses penetapan lokasi (penlok) untuk penambahan lahan pada proyek strategis nasional Tol Semarang–Demak Seksi I. Tidak sekadar perluasan jalan tol, tambahan lahan ini juga sangat penting untuk mendukung pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir rob di kawasan pesisir utara Jawa, seperti giant sea wall dan kolam retensi.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan, menjelaskan bahwa total lahan tambahan yang diperlukan mencapai 52,65 hektare. Lahan ini tersebar di 134 bidang tanah di dua wilayah administratif, yaitu Kota Semarang dan Kabupaten Demak. “Kami tadi melakukan audiensi dengan gubernur untuk melaporkan kondisi terkini tentang penetapan lokasi penambahan lahan pada jalan tol Semarang-Demak seksi 1,” ujar Boedyo setelah bertemu Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi pekan lalu.

Penambahan lahan ini merupakan langkah strategis yang mendukung dua fungsi penting sekaligus: kelancaran konektivitas jalan tol serta penguatan infrastruktur mitigasi banjir rob. Pemerintah berharap proyek ini bisa menjadi solusi komprehensif terhadap permasalahan banjir rob yang telah lama menjadi momok di wilayah pesisir utara Jawa Tengah.

Sebaran dan Fungsi Lahan Tambahan

Menurut data Disperakim Jateng, tambahan lahan di Kota Semarang mencakup 65 bidang tanah yang tersebar di beberapa kelurahan, antara lain 29 bidang di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari; 26 bidang di Kelurahan Terboyo Kulon; 9 bidang di Kelurahan Terboyo Wetan; dan 1 bidang di Kelurahan Trimulyo, semuanya di Kecamatan Genuk.

Sementara itu, di Kabupaten Demak terdapat 69 bidang tanah yang tersebar di Desa Sriwulan (18 bidang) dan Desa Bedono (51 bidang), Kecamatan Sayung.

Boedyo menjelaskan bahwa penetapan lokasi lahan ini adalah tindak lanjut dari surat permohonan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR terkait penambahan lahan proyek Tol Semarang–Demak Seksi I. “Tahapan sosialisasi, pendataan awal, dan tahapan konsultasi publik sudah dilakukan semua,” tambahnya.

Meski begitu, terdapat beberapa bidang tanah milik instansi pemerintah yang belum memiliki surat pelepasan aset. Namun Boedyo optimistis kendala ini dapat disiasati secara regulatif sesuai Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021. “Penetapan lokasi tetap bisa diterbitkan sebelum pelepasan hak jika menyangkut tanah instansi pemerintah, berdasarkan kebijakan gubernur,” ujarnya.

Lahan tambahan ini nantinya tidak hanya digunakan untuk pelebaran ruas tol. “Lahan tersebut akan digunakan untuk memperluas kolam retensi Terboyo dan Sriwulan sebagai bagian dari pengendalian banjir rob, pelebaran jalan, dan elemen teknis pendukung proyek giant sea wall di pesisir utara,” jelas Boedyo.

Proyek Tol Semarang-Demak: Lebih dari Sekadar Jalan Tol

Proyek Tol Semarang–Demak Seksi I bukan hanya tentang pembangunan jalan tol biasa. Di balik proyek ini terdapat visi infrastruktur terpadu yang menggabungkan pengembangan konektivitas dengan solusi mitigasi banjir rob. Kawasan pesisir utara, yang meliputi Kaligawe, Genuk, hingga Sayung, selama bertahun-tahun mengalami dampak banjir rob yang signifikan.

Dengan percepatan penetapan lokasi tambahan lahan, diharapkan proyek ini bisa segera memasuki tahap konstruksi lanjutan. Hal ini sejalan dengan target pemerintah pusat untuk menyelesaikan proyek strategis nasional pada periode 2025–2029, sesuai agenda pembangunan Presiden Prabowo Subianto.

Manfaat yang diharapkan dari proyek multidimensi ini sangat beragam. Mulai dari pengurangan risiko genangan rob di kawasan rawan banjir, peningkatan konektivitas antara Semarang dan Demak, hingga munculnya sentra-sentra ekonomi baru di wilayah pesisir yang selama ini terbatas aksesnya.

Dengan sinergi kuat antara Pemprov Jawa Tengah dan pemerintah pusat, penambahan lahan Tol Semarang–Demak Seksi I menjadi titik krusial dalam mengintegrasikan pembangunan jalan dan pengendalian bencana hidrometeorologi di wilayah pesisir utara Jawa Tengah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index