Nikel

Produk Hilir Nikel Mulai Bangkit di Tengah Stabilitas Harga Bijih

Produk Hilir Nikel Mulai Bangkit di Tengah Stabilitas Harga Bijih
Produk Hilir Nikel Mulai Bangkit di Tengah Stabilitas Harga Bijih

JAKARTA - Industri nikel nasional mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dari sektor hilir meski harga bijih nikel relatif stabil dalam beberapa minggu terakhir. Perkembangan ini menjadi sinyal positif di tengah tantangan pasar global yang masih belum sepenuhnya pulih, membuka peluang baru bagi pelaku usaha nikel menjelang paruh kedua tahun 2025.

Harga Bijih Stabil, Hilir Nikel Tunjukkan Penguatan

Laporan terbaru dari Indonesia Nickel Price Index (INPI) yang dirilis Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengindikasikan stabilitas harga bijih nikel dengan kadar 1,2% pada kisaran US$24–26 per metrik ton, rata-rata US$25/mt. Meski harga bijih berkadar tinggi 1,6% menurun tipis menjadi US$52,4/mt, harga produk hilir justru mengalami kenaikan. High-Grade Nickel Matte naik US$15/mt menjadi sekitar US$13.141/mt, sedangkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) menguat sebesar US$4/mt ke angka US$12.512/mt.

Kondisi ini menandai fase konsolidasi pasar nikel yang sempat tertekan, sekaligus menunjukkan peran penting sektor hilir dalam menopang industri. Permintaan dari sektor kendaraan listrik di Asia Timur, terutama Tiongkok, menjadi motor utama kenaikan harga MHP, bahan utama baterai kendaraan listrik yang tengah mengalami lonjakan konsumsi.

Tantangan dan Peluang di Tengah Dinamika Pasar Global

Walaupun stabilitas harga bijih memberikan kestabilan relatif, permintaan untuk bijih berkadar tinggi dan Nickel Pig Iron (NPI) masih menghadapi tekanan akibat lemahnya sektor baja nirkarat (stainless steel). Industri pengolahan cenderung berhati-hati meningkatkan kapasitas produksi di tengah ketidakpastian pasar global yang terus berlangsung.

Pemerintah dan asosiasi industri terus mendorong penguatan sektor hilir sebagai strategi jangka panjang untuk menambah nilai tambah sumber daya nikel Indonesia. Penguatan produk hilir membuka peluang ekspor yang lebih besar dan meningkatkan daya saing nasional di pasar global.

Namun, para pelaku usaha tetap harus waspada terhadap risiko eksternal seperti perubahan kebijakan perdagangan, fluktuasi tarif, dan ketegangan geopolitik internasional yang berpotensi memengaruhi rantai pasok dan harga komoditas. Semester kedua tahun ini diperkirakan menjadi penentu arah pergerakan harga nikel selanjutnya.

Dengan fokus pada kebangkitan produk hilir di tengah stabilitas harga bijih, industri nikel nasional memiliki harapan baru untuk bangkit dan mengoptimalkan potensi sumber daya dalam menghadapi dinamika pasar global yang terus berubah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index