JAKARTA - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) semakin mempertegas perannya dalam mendukung kemandirian industri pertahanan nasional dengan pembangunan proyek dermaga shiplift kapal selam pertama di Indonesia, yakni Dermaga Shiplift Kapal Selam Block A–B. Proyek ini tidak hanya sekadar pembangunan fisik, melainkan menjadi simbol kemajuan teknologi dan kekuatan maritim nasional.
Menurut Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, proyek strategis ini adalah langkah penting menuju Whole Local Production (WLP) Kapal Selam, sebuah upaya besar agar Indonesia dapat memproduksi kapal selam secara mandiri tanpa bergantung pada teknologi asing.
Inovasi dan Teknologi Canggih dalam Proyek Dermaga Shiplift
Dengan nilai kontrak sebesar Rp275 miliar, proyek ini telah mencapai progres konstruksi sebesar 62,52% pada awal Juli 2025, melebihi target yang semula dipatok sebesar 57,29%. PTPP membangun dermaga ini dalam jangka waktu 600 hari kalender dengan kapasitas beban hingga 15 ton per meter persegi dan struktur beton setebal 2,5 meter, memastikan daya tahan yang tinggi untuk mengakomodasi kapal selam besar.
Tak hanya fokus pada kekuatan struktur, PTPP juga mengadopsi berbagai inovasi ramah lingkungan dalam pengerjaan, seperti penggunaan bekisting beton precast berbahan baja yang dapat digunakan ulang sehingga meminimalisir limbah dan emisi karbon. Pemanfaatan panel surya untuk penerangan area proyek juga menjadi bukti komitmen keberlanjutan.
Dalam aspek teknologi konstruksi, PTPP mengimplementasikan Building Information Modeling (BIM) hingga level 9D dan Internet of Things (IoT) untuk memaksimalkan efisiensi serta memantau kualitas konstruksi secara real-time. Selain itu, teknologi modern seperti automatic bucket cor, curing beton otomatis, dan mesin roller besi tulangan digunakan untuk mempercepat proses dan meningkatkan keselamatan kerja.
Fondasi Kemandirian Industri Pertahanan Nasional
Proyek dermaga ini diharapkan menjadi infrastruktur kunci yang mempercepat kemandirian Indonesia dalam memproduksi alat utama sistem senjata (alutsista) khususnya kapal selam, sekaligus menjadi pencapaian teknologi konstruksi berbasis inovasi dan keberlanjutan.
Joko Raharjo menegaskan, “PTPP tidak hanya membangun dermaga, tetapi juga fondasi bagi masa depan industri maritim nasional yang tangguh dan berdaulat.” Hal ini menegaskan peran vital PTPP dalam mendukung visi pertahanan nasional melalui pembangunan infrastruktur strategis berteknologi tinggi.
Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan BUMN seperti PTPP terus maju dalam menghadirkan karya-karya strategis yang berdampak besar bagi ketahanan dan kedaulatan negara, sembari mengedepankan inovasi dan keberlanjutan lingkungan.