JAKARTA - Meski menghadapi berbagai tantangan di sektor keuangan, industri asuransi jiwa berhasil mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan pada awal 2025. Salah satu indikator pentingnya adalah kenaikan premi lanjutan sebesar 8,2 persen, yang menunjukkan komitmen dan loyalitas pemegang polis terhadap perlindungan finansial jangka panjang.
Data terbaru dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan total pendapatan premi pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp47,45 triliun atau naik 3,2 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, menegaskan bahwa lonjakan premi lanjutan menjadi pendorong utama performa positif tersebut. “Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan premi lanjutan sebesar 8,2%, yang mencerminkan loyalitas nasabah terhadap polis yang mereka miliki,” ujarnya.
Perbaikan Kinerja Didukung Produk Tradisional dan Efisiensi Operasional
Selain premi lanjutan, premi bisnis baru juga masih menunjukkan pertumbuhan tahunan yang positif sebesar 8 persen, meski sempat mengalami koreksi tipis secara kuartalan. Hal ini membuktikan minat masyarakat terhadap produk asuransi jiwa tetap kuat.
Menariknya, produk asuransi jiwa tradisional kembali menjadi primadona pasar dengan kenaikan premi hingga 15,6 persen secara tahunan. Fenomena ini dipengaruhi oleh semakin tingginya edukasi masyarakat mengenai pentingnya perlindungan murni, serta regulasi yang semakin ketat terhadap produk unit link.
Di sisi lain, kinerja keuangan industri makin membaik berkat efisiensi di sektor operasional dan penurunan klaim jenis surrender dan partial withdrawal. Meski demikian, Togar mengingatkan bahwa laba bersih perusahaan asuransi jiwa tidak bisa dilihat secara langsung dari perbaikan ini karena bisnis asuransi jiwa membutuhkan cadangan dana yang besar untuk menjaga keberlanjutan manfaat polis jangka panjang.
Literasi dan Inklusi Asuransi Terus Meningkat
Perkembangan positif ini juga didukung oleh peningkatan indeks literasi dan inklusi asuransi jiwa yang mencapai 45,45 persen dan 28,5 persen pada 2025. Peningkatan ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif pelaku industri, regulator, dan asosiasi melalui berbagai program edukasi, pelatihan agen, serta perluasan kanal distribusi.
Togar menjelaskan bahwa dengan semakin tingginya pemahaman masyarakat akan manfaat asuransi jiwa, penetrasi produk asuransi di berbagai lapisan masyarakat pun terus membaik. Hal ini penting untuk memperkuat fondasi perlindungan finansial nasional.
Optimisme Menyambut Paruh Kedua 2025
Melihat tren positif kuartal pertama, AAJI optimistis industri asuransi jiwa akan terus tumbuh lebih kuat pada semester kedua tahun ini. Pemulihan ekonomi nasional yang berlanjut serta penyesuaian produk terhadap regulasi baru diyakini menjadi faktor pendukung utama.
“Dengan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung dan penyesuaian produk terhadap regulasi baru, kami optimistis pertumbuhan premi akan lebih solid pada paruh kedua tahun ini,” kata Togar.
Meski optimisme membaik, perusahaan asuransi tetap harus waspada menghadapi tantangan dengan terus memperkuat cadangan teknis, meningkatkan kualitas layanan, dan menyusun strategi pemasaran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi digital dan perubahan preferensi nasabah.
Pertumbuhan premi lanjutan yang signifikan pada awal 2025 menjadi bukti kuat bahwa industri asuransi jiwa masih memiliki daya tahan tinggi di tengah dinamika ekonomi. Dengan dukungan regulasi yang progresif dan strategi yang tepat, sektor ini siap memperluas peranannya dalam sistem keuangan nasional dan memberikan perlindungan finansial yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.