JAKARTA - Dalam upaya memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah menjalankan proyek strategis pembangunan Dermaga Shiplift Kapal Selam Block A-B dengan nilai investasi Rp275 miliar. Hingga saat ini, progres fisik proyek telah mencapai 62,520 persen, melampaui target semula sebesar 57,289 persen. Dermaga ini bukan hanya berfungsi sebagai fasilitas perawatan dan peluncuran kapal selam, tetapi juga menjadi simbol kemajuan teknologi dan keberlanjutan yang diusung PTPP.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyatakan bahwa proyek ini adalah tonggak penting karena menjadi shiplift pertama di Indonesia yang secara khusus didesain untuk kapal selam dengan standar kekuatan dan presisi tinggi. Infrastruktur ini dirancang agar mampu menopang bobot kapal selam dan menjamin proses perawatan serta peluncuran ulang berjalan aman dan efisien.
“PTPP tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga pondasi bagi masa depan industri maritim Indonesia yang kuat dan berdaulat,” ujar Joko.
Teknologi Modern dan Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Salah satu keunggulan dari proyek ini adalah penerapan teknologi ramah lingkungan dan inovasi konstruksi modern. Struktur dermaga dirancang memiliki kapasitas beban hingga 15 ton per meter persegi dengan ketebalan beton sampai 2,5 meter, menggunakan precast beton berbahan baja untuk bekisting yang dapat digunakan ulang. Pendekatan ini membantu menekan limbah konstruksi sekaligus menurunkan emisi karbon di lokasi proyek.
Selain itu, lokasi proyek juga dilengkapi dengan sistem penerangan tenaga surya, sebagai wujud pemanfaatan energi terbarukan selama pengerjaan. PTPP juga menerapkan teknologi digital canggih seperti Internet of Things (IoT) dan Building Information Modeling (BIM) level 9D untuk memastikan efisiensi dan akurasi konstruksi sekaligus menjaga keselamatan kerja.
Menurut Joko, berbagai teknologi otomatisasi seperti automatic bucket cor, automatic curing beton, dan mesin roller besi tulangan diterapkan untuk memastikan pengecoran dan pemasangan struktur dilakukan secara presisi dan efisien, sekaligus meminimalkan risiko kecelakaan di lapangan.
Kerja sama strategis dengan perusahaan teknologi global Syncrolift AS dari Norwegia juga menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Sinergi ini tidak hanya menjamin kualitas dermaga, tetapi juga mendukung transfer teknologi dan peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal—sejalan dengan strategi pemerintah dalam membangun kemandirian industri pertahanan dan maritim.
PTPP optimis menyelesaikan proyek pembangunan dermaga kapal selam ini tepat waktu dalam jangka 600 hari kalender. Dengan kemajuan saat ini yang sudah melewati 62 persen, perusahaan yakin target akan tercapai bahkan lebih cepat dari jadwal.
Keberadaan dermaga shiplift ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kemampuan mandiri dalam menopang armada lautnya. Infrastruktur ini menjadi fasilitas vital yang mendukung kesiapsiagaan tempur TNI Angkatan Laut, sekaligus mengurangi ketergantungan pada fasilitas luar negeri dalam hal pemeliharaan dan perawatan kapal selam.
Selain aspek teknis dan pertahanan, PTPP juga menunjukkan bahwa pembangunan proyek besar dapat berjalan seiring dengan prinsip keberlanjutan lingkungan, efisiensi energi, dan keselamatan kerja. Ini menjadi contoh bagi industri konstruksi nasional dalam menerapkan inovasi modern yang bertanggung jawab.
Ke depan, PTPP berkomitmen terus mendorong transformasi industri konstruksi melalui inovasi teknologi dan kolaborasi, sehingga Indonesia mampu membangun infrastruktur yang tangguh, modern, dan berdaulat.