JAKARTA - Pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi yang menghubungkan wilayah barat hingga selatan Bali terus berjalan meskipun sempat muncul kekhawatiran terkait efisiensi anggaran dan tantangan pembiayaan. Pemerintah menegaskan bahwa proyek tol sepanjang 96,84 kilometer ini tetap menjadi prioritas utama yang harus selesai tepat waktu demi mendukung pertumbuhan ekonomi dan konektivitas di Bali.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Rachman Arief, menjelaskan bahwa meski membutuhkan waktu untuk penyesuaian, proyek tetap berlanjut dan sudah memasuki tahapan lelang ulang setelah peninjauan kelayakan proyek yang direncanakan rampung Desember 2025. "Memang butuh waktu. Tapi kami pastikan proyek ini tetap berjalan," tegas Rachman dalam keterangannya.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), keberadaan Tol Gilimanuk-Mengwi memiliki peran vital dalam menghubungkan kawasan barat dan utara Bali dengan wilayah selatan. Jalur tol ini tidak hanya mempermudah mobilitas masyarakat, tetapi juga berfungsi sebagai simpul logistik penting yang memperkuat konektivitas antar pulau.
Transformasi Infrastruktur untuk Masa Depan Bali
Dengan nilai investasi mencapai Rp25,4 triliun, proyek ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur yang merata di Bali. Selain memperlancar arus kendaraan, tol ini diharapkan membuka potensi ekonomi baru di daerah-daerah yang selama ini kurang terjangkau jaringan jalan utama.
Rachman menegaskan bahwa pemerintah tengah mengkaji ulang desain pembiayaan dan aspek teknis agar proyek lebih realistis dan menarik bagi investor. “Kami pelajari semua hambatan sebelumnya. Desain pembiayaannya akan kami sesuaikan,” ujarnya. Dengan pendekatan yang lebih matang, diharapkan hambatan di masa lalu tidak lagi menghalangi proses konstruksi.
Lebih jauh, keberadaan jalan tol ini akan mempercepat distribusi barang dari pelabuhan Gilimanuk ke berbagai wilayah Bali. Hal ini penting bagi sektor pariwisata, perdagangan, UMKM, dan pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal. Infrastruktur yang semakin baik juga membuka peluang pengembangan kawasan baru di Bali bagian barat dan utara, mendorong pemerataan pembangunan yang selama ini menjadi tantangan.
Pemerintah juga aktif membuka dialog dengan calon investor yang sempat menarik diri, dengan menawarkan skema pembiayaan yang lebih fleksibel dan menguntungkan. Upaya ini penting untuk memastikan kelangsungan proyek tanpa hambatan pendanaan, sekaligus memberikan kepastian bagi masyarakat dan pelaku ekonomi.
Dengan adanya penyesuaian dan perencanaan yang cermat, Tol Gilimanuk-Mengwi diharapkan mulai memasuki tahap konstruksi eksekusi pada awal tahun 2026. Pemerintah terus menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan proyek infrastruktur ini, yang menjadi simbol sinergi antara kebijakan pembangunan jangka panjang dan kebutuhan riil masyarakat.
Bagi masyarakat Bali dan sekitarnya, proyek tol ini bukan hanya soal kemudahan akses jalan, melainkan investasi strategis yang berpotensi mengubah wajah perekonomian dan sosial daerah. Komitmen yang kuat dari pemerintah pusat menjadi jaminan bahwa proyek ini akan berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal.