Saham

Saham Saham Menarik di Tengah Penguatan IHSG

Saham Saham Menarik di Tengah Penguatan IHSG
Saham Saham Menarik di Tengah Penguatan IHSG

JAKARTA - Mengawali perdagangan di pekan baru, sinyal penguatan kembali muncul di pasar saham Indonesia. Setelah mencatat lonjakan signifikan pada pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan reli menuju area resistance berikutnya di 7.105. Sementara itu, sejumlah saham diperkirakan akan menjadi perhatian investor karena potensi teknikal dan sentimen pendukung yang menguat.

Analisis teknikal menunjukkan pola pergerakan jangka pendek IHSG telah mengalami perubahan tren. Munculnya pola "cup and handle" menjadi indikator bahwa IHSG masih memiliki ruang untuk melanjutkan kenaikan, terutama dengan dukungan faktor-faktor global dan domestik.

Selain tren teknikal, arah IHSG juga dipengaruhi oleh potensi kebijakan moneter dalam negeri serta dinamika kebijakan pasar global. Isu penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi salah satu katalis utama yang tengah dinanti pelaku pasar. Di sisi lain, penyesuaian kebijakan dari MSCI terkait saham-saham dengan aktivitas tidak biasa atau unusual market activity (UMA) turut menjadi variabel penting minggu ini.

Tiga Saham Potensial di Tengah Kinerja Positif IHSG

Meskipun tekanan dari pasar global masih terasa, kondisi domestik yang cenderung positif membuat sejumlah saham layak untuk dicermati. Di antara saham-saham tersebut, tiga emiten direkomendasikan untuk strategi buy on breakout (BOB) karena memiliki potensi teknikal dan sentimen penguatan yang solid.

Pertama, saham PTRO direkomendasikan untuk dibeli dengan target harga berada pada kisaran Rp 3.550 hingga Rp 3.880. Saham ini dinilai sedang membentuk momentum kuat untuk keluar dari level konsolidasi, didukung oleh peningkatan volume dan pola teknikal yang positif.

Kedua, saham BBTN juga masuk dalam radar pilihan, dengan target penguatan ke area Rp 1.220 sampai Rp 1.275. Potensi ini sejalan dengan prospek sektor perbankan yang mendapat angin segar dari kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter serta kinerja emiten yang cenderung membaik pada semester kedua tahun ini.

Ketiga, saham BRPT memiliki target harga di kisaran Rp 1.850 hingga Rp 1.945. Saham ini menunjukkan penguatan signifikan pada pekan sebelumnya dan masih menyimpan potensi teknikal jangka pendek.

Sebaliknya, saham MAPA disarankan untuk dijual (sell) karena dinilai telah menyentuh area jenuh beli dan menghadapi tekanan konsolidasi dalam jangka pendek.

Dukungan Penguatan Indeks dari Kapitalisasi dan Sektor

Selama sepekan terakhir, IHSG mencatatkan penguatan tajam sebesar 182,24 poin atau setara 2,65% dan ditutup pada level 7.047,43. Penguatan tersebut tidak hanya berasal dari aspek teknikal, tetapi juga dari sisi partisipasi pasar dan sentimen positif lainnya.

Katalis kuat berasal dari pencatatan delapan saham baru yang berhasil mendorong semangat beli investor. Enam dari delapan saham tersebut bahkan mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai batas auto reject atas (ARA) selama pekan berjalan.

Kontribusi penguatan juga terlihat pada sisi breadth market, di mana sebanyak 484 saham berhasil mencatat kenaikan, mencakup lebih dari 53% kapitalisasi pasar. Sementara itu, hanya 238 saham yang mencatat penurunan dan 246 saham lainnya bergerak stagnan.

Di sisi lain, lonjakan IHSG turut didorong oleh pergerakan lima saham berkapitalisasi besar yang mencatat kinerja positif. Saham BBRI naik 5,72%, BMRI naik 4,85%, BRPT mencatat lonjakan 16,13%, BREN tumbuh 7,02%, dan TLKM menguat 3,8%.

Secara sektoral, hampir seluruh sektor mencatatkan penguatan. Sektor infrastruktur memimpin dengan lonjakan 6,51%, diikuti sektor energi yang tumbuh 3,85%, keuangan naik 3,30%, material dasar sebesar 3,23%, dan sektor properti meningkat 3%. Ini menjadi sinyal bahwa rotasi sektor tengah berlangsung dan investor mulai merespons perubahan kebijakan dan prospek ekonomi jangka menengah.

Meskipun penguatan IHSG cukup solid, investor asing masih menunjukkan kecenderungan penjualan bersih. Selama sepekan, aksi net sell tercatat sebesar Rp 1,87 triliun. Nilai ini sebenarnya menunjukkan penurunan dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 2,77 triliun, namun tetap menjadi indikator bahwa pelaku pasar global masih mengantisipasi risiko eksternal.

Dengan kondisi teknikal yang mendukung, potensi kebijakan domestik yang akomodatif, serta rotasi sektor yang terus bergerak, pasar saham Indonesia menyimpan peluang menarik di awal pekan ini. Meski perlu mewaspadai dinamika eksternal dan aksi investor asing, arah IHSG masih menunjukkan bias positif dengan peluang breakout ke level 7.105.

Bagi investor, momen ini bisa menjadi kesempatan untuk mencermati saham-saham dengan fundamental dan teknikal yang kuat, sekaligus menyesuaikan strategi portofolio menghadapi semester kedua 2025.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index