JAKARTA - Kekalahan telak dari China dengan skor 59–110 di pertandingan perdana FIBA Women's Asia Cup 2025 menjadi momentum bagi Timnas Basket Putri Indonesia untuk melakukan evaluasi dan perbaikan permainan. Tim pelatih kini mengarahkan fokus pada pembenahan transisi dari menyerang ke bertahan sebagai kunci persiapan menghadapi lawan berikutnya, Selandia Baru.
“Kami ingin merapikan masalah transisi dari menyerang ke bertahan untuk pertandingan selanjutnya. Hari ini kami latihan untuk persiapan pertandingan besok,” ujar Kepala Pelatih Andrie Ekayana saat memimpin sesi latihan intensif di Shenzhen.
Evaluasi Laga Perdana dan Harapan Melawan Selandia Baru
Pada pertandingan menghadapi China, performa Kimberley Pierre-Louis yang menjadi pencetak poin terbanyak dengan 16 angka dan enam rebound masih belum mampu membawa Indonesia menahan laju tim peringkat dua Asia tersebut. Dominasi fisik dan akurasi tembakan China yang tinggi membuat mereka unggul jauh sejak awal pertandingan.
China langsung mendominasi sejak kuarter pertama dengan skor 28–8, memperlebar keunggulan di kuarter berikutnya menjadi 49–20 saat turun minum. Walaupun di kuarter ketiga Indonesia berupaya menambah angka melalui pemain seperti Agustin Gradita Retong, perlawanan tersebut belum cukup untuk memangkas jarak yang makin melebar. Kuarter terakhir tetap dikuasai China dan menutup laga dengan skor akhir 110–59.
Coach Andrie mengakui kualitas tim China yang memang berada di level berbeda. “China tim yang hebat. Permainannya solid, akurasinya tinggi, dan pertahanannya bagus. Secara level, mereka memang jauh di atas kita,” ungkapnya.
Namun, pelatih yang kerap disapa Coach Yayan itu tetap optimis dengan peluang menghadapi Selandia Baru yang akan menjadi ujian berikutnya. Laga ini dijadwalkan pada Selasa, 15 Juli 2025 dengan harapan tim bisa menampilkan performa lebih baik berkat perbaikan transisi permainan yang tengah difokuskan.
