JAKARTA - Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara (minerba) hingga pertengahan tahun ini baru mencapai sedikit lebih dari separuh dari target yang ditetapkan pemerintah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi PNBP minerba sampai 30 Juni 2025 sebesar Rp 68,3 triliun atau 54 persen dari target Rp 126,48 triliun. Penurunan harga batu bara di pasar global yang sedang berfluktuasi menjadi faktor utama di balik capaian tersebut.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan kondisi pasar global yang tidak menentu sejak awal tahun memberikan tekanan pada harga komoditas batu bara, sehingga berdampak langsung pada penerimaan negara dari sektor tersebut. Meski begitu, Bahlil tetap optimistis target tahunan akan terpenuhi.
Fluktuasi Harga Batu Bara dan Dampaknya pada Target PNBP
“Pasar global memang sedang tidak menentu, sehingga sampai Juni ini realisasi PNBP minerba baru mencapai 54 persen dari target tahunan,” ungkap Menteri Bahlil saat rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI. Kondisi ini membuat upaya mencapai target penerimaan negara dari sektor minerba menjadi tantangan tersendiri.
Namun demikian, Menteri Bahlil menegaskan keyakinannya agar target Rp 126,48 triliun dapat tercapai hingga akhir tahun. “Insyaallah, mudah-mudahan target sampai selesai,” katanya. Target tersebut merupakan bagian dari keseluruhan penerimaan sektor ESDM yang diperkirakan mencapai Rp 254 triliun pada tahun anggaran 2025.
Secara keseluruhan, realisasi PNBP sektor ESDM hingga akhir Juni telah mencapai Rp 117,11 triliun atau sekitar 46 persen dari target tahunan. “Meski berat, semua ini memang kerjanya berat, karena harga komoditas lagi pasang surut,” tambah Bahlil.
Gambaran PNBP Sektor ESDM Tahun Lalu dan Proyeksi Tahun Ini
Menteri Bahlil juga mengingatkan capaian tahun lalu yang menunjukkan performa lebih baik, di mana sektor minerba mampu memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp 140,46 triliun, melampaui target Rp 113,54 triliun. Total penerimaan sektor ESDM pada 2024 tercatat mencapai Rp 269,65 triliun, melebihi target Rp 238,39 triliun.
Lebih rinci, sektor migas mencatat realisasi sebesar Rp 110,92 triliun dari target Rp 110,15 triliun, sementara panas bumi mencatat realisasi sebesar Rp 2,84 triliun, melampaui target Rp 2,18 triliun. Kategori lainnya juga memberikan kontribusi positif dengan realisasi Rp 15,44 triliun dibandingkan target Rp 12,51 triliun.
“Artinya secara kumulatif PNBP kita mencapai 113 persen dari target 2024,” tutup Menteri Bahlil, menegaskan optimisme bahwa meski menghadapi tantangan, sektor energi dan sumber daya mineral tetap menjadi tulang punggung penerimaan negara.