JAKARTA - Perdagangan bursa saham di kawasan Asia pada Rabu pagi, 16 Juli 2025, menunjukkan pergerakan yang mayoritas menguat, meskipun tidak seragam. Pasar merespons sejumlah sentimen eksternal, termasuk pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait kesepakatan dagang dengan Indonesia yang disebut akan dikenakan tarif sebesar 19%.
Pukul 08.25 WIB, indeks Nikkei 225 tercatat naik 0,2% ke level 39.758,49. Sejalan dengan itu, indeks Hangseng juga dibuka menguat sebesar 0,46% ke posisi 24.706,45.
Tidak hanya itu, indeks Taiex ikut menanjak 0,46% menjadi 22.939,91. Sementara, pergerakan di bursa Korea Selatan menunjukkan pelemahan, di mana indeks Kospi turun 0,53% ke 3.198,11.
Kondisi serupa juga terlihat di pasar Australia. Indeks ASX 200 mengalami koreksi sebesar 0,65% ke level 8.573,9.
Di sisi lain, FTSE Straits Times mencatatkan kenaikan 0,21% ke angka 4.128,37. Sedangkan FTSE Malay KLCI melemah tipis 0,02% menjadi 1.525,11.
Secara umum, pergerakan indeks di kawasan Asia-Pasifik pada pagi ini menunjukkan kecenderungan menguat, namun dengan kehati-hatian pasar terhadap isu geopolitik dan perdagangan.
Trump Umumkan Tarif Baru untuk Ekspor Indonesia
Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media, Presiden AS Donald Trump mengklaim telah mencapai kesepakatan awal dengan Indonesia terkait perdagangan bilateral. Namun, dalam kesepakatan tersebut, disebutkan bahwa ekspor Indonesia ke Amerika Serikat akan dikenai tarif sebesar 19%.
"Kami tidak akan membayar tarif. Jadi, mereka memberi kami akses ke Indonesia, yang tidak pernah kami miliki," ujar Trump kepada wartawan di luar Gedung Putih.
Ia menambahkan, "Itu mungkin bagian terbesar dari kesepakatan ini. Dan bagian lainnya adalah mereka akan membayar 19%."
Meski demikian, hingga saat ini belum ada kepastian apakah pemerintah Indonesia telah menyepakati rincian perjanjian dagang seperti yang dijelaskan oleh Trump.
Pernyataan tersebut tentu menimbulkan tanda tanya di kalangan pelaku pasar dan investor, terutama karena potensi dampaknya terhadap neraca perdagangan dan sejumlah sektor industri Indonesia yang bergantung pada pasar ekspor ke Amerika Serikat.
Investor juga akan mencermati lebih jauh bagaimana respons pasar domestik terhadap kabar ini, terutama pergerakan saham-saham yang berkaitan dengan ekspor ke AS.
Bank Indonesia Jadi Sorotan
Di tengah ketidakpastian global dan kabar kesepakatan dagang tersebut, pelaku pasar juga menanti langkah kebijakan moneter dari Bank Indonesia.
Lembaga keuangan ini dijadwalkan akan mengumumkan hasil keputusan kebijakan pada siang hari ini. Keputusan ini akan menjadi salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi arah pasar keuangan domestik.
Dengan kondisi global yang penuh dinamika dan adanya potensi tekanan dari kebijakan tarif baru AS terhadap Indonesia, keputusan Bank Indonesia akan menjadi sorotan utama.
Langkah-langkah antisipatif dan arah kebijakan moneter akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga kepercayaan investor dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan, pasar Asia pagi ini memperlihatkan sinyal positif, namun situasi bisa berubah cepat seiring perkembangan negosiasi dagang dan kebijakan domestik masing-masing negara. Untuk Indonesia sendiri, perhatian akan tertuju pada bagaimana pemerintah merespons klaim tarif 19% dari AS dan keputusan dari otoritas moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.