Waskita Karya

Waskita Karya Alami Tekanan Keuangan di Paruh Pertama 2025

Waskita Karya Alami Tekanan Keuangan di Paruh Pertama 2025
Waskita Karya Alami Tekanan Keuangan di Paruh Pertama 2025

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) menghadapi tantangan berat di paruh pertama 2025 dengan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp2,13 triliun. Penurunan kinerja ini terjadi di tengah merosotnya pendapatan usaha hingga 30,64 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, dari Rp4,47 triliun menjadi Rp3,1 triliun.

Pendapatan terbesar perseroan masih berasal dari jasa konstruksi sebesar Rp2,11 triliun, namun sektor ini mengalami penurunan signifikan yang turut mempengaruhi keseluruhan hasil usaha. Sumber pendapatan lain seperti tol, penjualan precast, properti, dan hotel juga berkontribusi, meskipun tidak mampu menutupi penurunan utama.

Selain itu, beban operasi yang tinggi juga membebani kinerja keuangan Waskita. Beban keuangan mencapai Rp1,87 triliun, sementara beban umum dan administrasi sebesar Rp682,07 miliar. Beban lain-lain yang cukup besar juga menambah tekanan pada bottom line perusahaan.

Hingga 30 Juni 2025, total liabilitas perusahaan tercatat Rp68,3 triliun, sementara total ekuitas hanya Rp5,52 triliun. Kerugian ini menambah akumulasi defisit yang sudah mencapai Rp16,7 triliun, menunjukkan tantangan yang masih harus dihadapi oleh perusahaan konstruksi pelat merah ini.

Strategi Penyehatan dan Fokus Operasional

Menanggapi kondisi tersebut, manajemen Waskita Karya mengaku terus memantau kondisi keuangan dan operasional dengan seksama. Berbagai strategi telah dijalankan untuk memitigasi risiko dan memastikan kelangsungan usaha.

Salah satu langkah kunci adalah implementasi delapan stream penyehatan keuangan yang dipantau secara berkala. Selain itu, perusahaan aktif memenuhi covenant dan kewajiban keuangan terkait instrumen perbankan dan obligasi yang telah direstrukturisasi.

Waskita juga berupaya menyelesaikan restrukturisasi obligasi berkelanjutan tahap IV tahun 2019 yang masih menunggu persetujuan pemegang obligasi, demi menghindari kondisi default.

Di sisi operasional, perusahaan memprioritaskan pemilihan proyek dengan risiko rendah yang memiliki uang muka dan skema pembayaran bulanan (monthly payment). Pendekatan ini penting untuk menjaga arus kas yang sehat, yang menjadi penentu utama keberlanjutan usaha.

Manajemen menegaskan bahwa kelangsungan Waskita sangat bergantung pada kemampuan menghasilkan arus kas memadai, memenuhi kewajiban finansial tepat waktu, serta membalikkan kondisi keuangan menjadi lebih kuat lewat keuntungan di masa mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index