Adhi Karya

Adhi Karya Genjot Kontrak Baru dan Perkuat Pilar Bisnis Berkelanjutan

Adhi Karya Genjot Kontrak Baru dan Perkuat Pilar Bisnis Berkelanjutan
Adhi Karya Genjot Kontrak Baru dan Perkuat Pilar Bisnis Berkelanjutan

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk memulai semester II 2025 dengan pijakan kuat. Dengan kontrak baru senilai Rp3,5 triliun hingga akhir Juni, perseroan tidak hanya fokus mengejar pertumbuhan kuantitatif, tetapi juga membangun arah transformasi jangka panjang lewat keberlanjutan dan efisiensi operasional.

Kinerja Semester I Didorong Diversifikasi Usaha

Strategi diversifikasi lini bisnis yang dilakukan Adhi Karya menjadi penggerak utama perolehan kontrak baru di semester pertama 2025. Perusahaan mencatatkan total kontrak baru senilai Rp3,5 triliun hingga Juni, dengan mayoritas (86%) bersumber dari sektor engineering & construction, yang memang merupakan inti bisnis ADHI.

Corporate Secretary ADHI, Rozi Sparta, menyampaikan bahwa sisanya berasal dari sektor properti dan hospitality (9%), investasi dan konsesi (4%), serta manufaktur. Ia juga menjelaskan bahwa jenis proyek yang menyumbang kontrak ini terdiri dari pembangunan gedung (41%), infrastruktur (26%), engineering & industry (18%), dan sisanya berasal dari proyek-proyek lain.

Saat ini, Adhi Karya tengah menjalankan 92 proyek aktif, termasuk 24 Proyek Strategis Nasional (PSN). Capaian semester I ini akan menjadi landasan penting bagi perseroan untuk mencapai target kontrak baru tahunan senilai Rp27–28 triliun. Target tersebut mencerminkan kenaikan hampir 40% dibandingkan kontrak baru tahun sebelumnya yang sebesar Rp20 triliun.

Pendanaan proyek-proyek tersebut bersumber dari berbagai pihak, antara lain 24% dari pemerintah, 33% dari BUMN atau BUMD, 20% dari sektor swasta, 15% dari pinjaman, dan sisanya berasal dari internal perusahaan.

ESG Jadi Bagian Strategi Jangka Panjang

Di luar upaya peningkatan kontrak, ADHI terus memperkuat langkah-langkah keberlanjutan dengan mengintegrasikan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam praktik bisnisnya. Perusahaan aktif menjalankan program seperti penanaman mangrove seluas 125 hektare, pengelolaan limbah terpadu hingga 24 ton per hari, serta pemberdayaan terhadap 590 mitra binaan UMKM.

Langkah keberlanjutan tersebut tidak hanya berperan dalam menjaga lingkungan, tetapi juga sebagai bagian dari diferensiasi nilai perusahaan di mata mitra, klien, dan investor. Transformasi ini diperkuat dengan penerapan standar internasional seperti ISO 9001, 14001, 45001, dan 37001.

Adhi Karya juga telah menyusun roadmap ESG 2025–2034. Pada tahap awal (hingga 2029), perusahaan akan fokus pada ekspansi proyek berkelanjutan. Sementara pada periode 2030–2034, ADHI menargetkan posisi sebagai pemimpin proyek ramah lingkungan, khususnya di sektor perkeretaapian dan infrastruktur hijau.

Dari sisi operasional, manajemen ADHI tetap menempatkan prinsip operational excellence sebagai landasan utama. Fokus utama diarahkan pada optimalisasi proyek-proyek konstruksi seperti pembangunan gedung dan infrastruktur. Pendekatan ini diyakini mampu memperkuat performa keuangan jangka pendek sekaligus menyiapkan fondasi untuk keberlanjutan jangka panjang.

Fondasi Menuju Target Ambisius

Kontrak baru yang telah diraih menjadi bekal utama Adhi Karya untuk menggapai target akhir tahun. Selain penguatan lini konstruksi, kontribusi dari lini usaha lain juga mulai menunjukkan peningkatan peran dalam mendukung pendapatan dan stabilitas perusahaan.

Dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, efisiensi, serta pengelolaan proyek yang disiplin, Adhi Karya menunjukkan arah yang konsisten dalam memperkuat posisinya sebagai pemain utama di sektor konstruksi nasional.

Capaian semester pertama ini menunjukkan bahwa strategi perusahaan berada di jalur yang tepat. Kombinasi antara dorongan ekspansi bisnis utama dan integrasi pendekatan ESG diharapkan menjadi kunci sukses ADHI dalam menghadapi persaingan dan dinamika pasar konstruksi ke depan.

Dengan torehan kontrak baru sebesar Rp3,5 triliun hingga pertengahan 2025, Adhi Karya telah memantapkan pijakan untuk mengejar target tahunan yang lebih tinggi. Dukungan diversifikasi usaha, strategi keberlanjutan, serta penguatan efisiensi proyek menjadi faktor penting dalam menggerakkan pertumbuhan perusahaan ke arah yang lebih kuat dan stabil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index