JAKARTA - Pergerakan harga minyak global memberikan angin segar bagi saham sektor pertambangan, ikut menopang indeks di pasar modal domestik. Optimisme kembali menghampiri pasar saham dalam negeri, seiring dengan penguatan harga minyak mentah di pasar global. Kenaikan ini dipandang mampu memberikan sentimen positif, khususnya terhadap saham-saham sektor pertambangan, yang selama ini sangat sensitif terhadap dinamika harga komoditas energi dunia.
Kondisi ini pun turut mendukung pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali menunjukkan tren positif, setelah sempat bergerak terbatas dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya.
Harga Minyak Meroket, Jadi Sentimen Penggerak Pasar
Di pasar komoditas New York, harga minyak untuk kontrak pengiriman bulan Juli mengalami kenaikan signifikan. Harga melonjak sebesar US$ 2,39 atau sekitar 3,32 persen, menjadi US$ 74,38 per barel. Di sisi lain, harga minyak Brent yang menjadi acuan global juga mengalami kenaikan sebesar US$ 1,97 atau sekitar 2,72 persen, dan ditutup pada level US$ 74,27 per barel di bursa komoditas London.
Kenaikan harga minyak tersebut dinilai dipicu oleh meningkatnya permintaan global, yang secara tidak langsung memberikan harapan pemulihan ekonomi global lebih lanjut. Imbasnya, saham-saham emiten sektor pertambangan menjadi incaran investor karena potensi peningkatan kinerja keuangan akibat harga komoditas yang lebih tinggi.
Tim analis dari PT Trimegah Securities Tbk. menyampaikan pandangannya kepada investor bahwa pergerakan indeks pada perdagangan sebelumnya berhasil menembus area positif. Hal ini seiring dengan menguatnya beberapa bursa utama di kawasan Asia, yang ikut memberi dampak positif terhadap IHSG.
Meski demikian, analisis teknikal menunjukkan bahwa penguatan indeks masih memiliki tantangan. Indikasi pelemahan dari indikator Fast Moving Oscillator mengisyaratkan bahwa indeks akan cukup sulit menembus batas atas yang diprediksi berada pada level 2.812.
“Hari ini indeks diperkirakan akan berada dalam rentang antara 2.750 hingga 2.805,” sebut Tim Trimegah dalam analisa harian mereka.
Bursa Asia Menyokong Optimisme, Tapi Perlu Waspada
Performa positif dari bursa Asia juga turut menjadi pendukung bagi pergerakan IHSG. Bursa Tokyo pada sesi pagi ini tercatat menguat sebesar 0,53 persen. Bursa Australia pun mencatat kenaikan 0,63 persen, sementara bursa Seoul naik 0,35 persen. Tak ketinggalan, bursa Selandia Baru turut mencatatkan kenaikan sebesar 0,14 persen.
Sementara itu, indeks saham domestik pada penutupan perdagangan Rabu kemarin menunjukkan penguatan yang meskipun tipis, namun tetap positif. IHSG ditutup naik sebesar 5,81 poin atau sekitar 0,21 persen, dan bertengger di posisi 2.785,793, dari posisi sebelumnya yang berada di level 2.779,983.
Meski penguatan indeks belum signifikan, tren ini menunjukkan adanya potensi berlanjutnya sentimen positif di tengah tantangan teknikal yang masih membayangi. Investor diharapkan tetap mencermati perkembangan harga komoditas dunia serta arah kebijakan moneter global yang bisa mempengaruhi pergerakan pasar dalam jangka pendek.
Dengan sektor pertambangan yang kembali menarik perhatian berkat lonjakan harga minyak, pelaku pasar disarankan untuk memperhatikan emiten-emiten yang memiliki eksposur besar terhadap komoditas energi. Kinerja sektor ini akan sangat ditentukan oleh konsistensi tren harga minyak dan sentimen pasar terhadap risiko global.