JAKARTA - Rencana penggabungan sejumlah BUMN karya kembali mengemuka dan menjadi fokus utama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di paruh kedua tahun ini. Agenda ini masuk ke dalam prioritas kerja lima bulan ke depan dan menjadi bagian dari langkah konsolidasi besar yang disiapkan lembaga tersebut.
Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan bahwa merger BUMN karya bukan lagi sekadar wacana internal. Rencana tersebut sudah diketahui publik dan kini berada dalam tahap evaluasi teknis dan strategis oleh Danantara.
“Di antaranya salah satu yang pasti ada mergernya, pasti. Jadi, pengurangan daripada jumlah BUMN karya sedang kami kaji,” ujar Dony saat ditemui di Gedung DPR RI Jakarta.
Langkah ini sekaligus menjawab dorongan efisiensi yang selama ini menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap kiprah BUMN karya yang dinilai terlalu banyak dan kerap tumpang tindih.
Evaluasi Menyeluruh Demi Efisiensi dan Fokus Bisnis
Meskipun belum diumumkan secara spesifik perusahaan mana yang akan bergabung, Dony menekankan bahwa arah kebijakan telah jelas: jumlah BUMN karya akan dikurangi dan yang bertahan akan diarahkan sepenuhnya untuk berfokus di bidang konstruksi saja.
“Karena ini sudah jadi publik ya. Kan tadi sudah kita sampaikan di RDP yang konsultasi dengan profesional. Jadi salah satunya di antaranya ada pengurangan dan konsolidasi. Kita lagi menghitung,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia memperkirakan hanya akan ada tiga perusahaan BUMN karya yang tersisa pasca-merger. Ketiganya akan difokuskan murni sebagai kontraktor pelaksana proyek. Sementara, anak-anak perusahaan yang selama ini bukan bergerak di jasa konstruksi dan kerap menimbulkan kompleksitas struktural akan dikelompokkan tersendiri.
“Jadi anak-anak perusahaan yang tidak menjadi kontraktornya, yang selama ini menjadi beberapa sumber permasalahan, yang akan kita kelompokkan,” tegas Dony.
Upaya ini bukan hanya untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk menyehatkan kembali struktur keuangan dan operasional BUMN karya yang selama beberapa tahun belakangan menghadapi tekanan cukup berat.
Danantara Perluas Konsolidasi ke Sektor Strategis Lain
Tidak hanya pada sektor konstruksi, proses konsolidasi dan penguatan perusahaan pelat merah juga dilakukan secara menyeluruh melalui PT Danantara Aset Manajemen, anak usaha dari BPI Danantara. Konsolidasi ini mencakup sejumlah sektor strategis lainnya yang dinilai krusial untuk ketahanan ekonomi nasional.
Dony menyebutkan, konsolidasi akan dilakukan pada sektor-sektor seperti bisnis pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, asuransi, manajemen aset, hingga kawasan industri.
Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari strategi jangka panjang Danantara dalam mendukung ketahanan dan kemandirian sektor industri dalam negeri, sekaligus menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara.
Ia menyoroti PT Pupuk Indonesia sebagai salah satu entitas yang akan menjadi fokus utama dalam penguatan bisnis ke depan. Menurutnya, perusahaan ini memegang peran penting dalam kebijakan strategis pemerintah menuju ketahanan pangan nasional.
“PT Pupuk Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang tangguh ke depan. Ini juga menjadi prioritas kami, terutama karena ada kebijakan pemerintah agar Indonesia mencapai swasembada pangan,” pungkasnya.
Langkah ini sejalan dengan upaya Danantara dalam mengelola dan mengonsolidasikan aset negara agar mampu memberikan nilai tambah secara berkelanjutan dan memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan nasional.