Penyeberangan

Penyeberangan Laut Bali Terganggu Angin Kencang dan Ombak Tinggi

Penyeberangan Laut Bali Terganggu Angin Kencang dan Ombak Tinggi
Penyeberangan Laut Bali Terganggu Angin Kencang dan Ombak Tinggi

JAKARTA - Aktivitas transportasi laut di Bali kembali menghadapi tantangan serius. Gelombang tinggi dan hembusan angin kencang diperkirakan melanda sejumlah perairan selatan Pulau Dewata pada Selasa, 29 Juli 2025 hingga Rabu, 30 Juli 2025 malam. Kondisi ini membuat jalur penyeberangan menuju Nusa Penida dan wilayah sekitarnya berisiko tinggi bagi kapal nelayan maupun feri.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar seluruh aktivitas pelayaran di wilayah ini meningkatkan kewaspadaan. Gelombang ekstrem dapat berdampak pada keterlambatan perjalanan, gangguan operasional kapal wisata, hingga potensi kecelakaan laut jika prosedur keselamatan diabaikan.

Angin Kencang dan Gelombang 4 Meter

Berdasarkan analisis pola angin, perairan selatan Bali tengah diterpa hembusan angin dari tenggara menuju barat daya dengan kecepatan 8–25 knot atau sekitar 46 kilometer per jam. Akibatnya, gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpotensi terjadi di jalur penyeberangan Sanur–Nusa Penida, yang menjadi salah satu rute wisata tersibuk di Bali.

Sementara itu, Selat Badung yang melayani rute Kusamba–Nusa Penida relatif lebih tenang dengan gelombang berkisar 0,5 hingga 1,25 meter. Namun, kecepatan angin di selat ini tetap cukup tinggi, bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan 6–20 knot atau sekitar 37 kilometer per jam.

Kondisi di Selat Lombok bagian utara juga patut diwaspadai. Jalur ini melayani penyeberangan Padangbai–Lembar dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter dan angin 6–20 knot. Gelombang seperti ini cukup memengaruhi stabilitas kapal feri dan perahu wisata menuju kawasan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.

BMKG menekankan, perahu nelayan harus berhati-hati apabila angin bergerak lebih dari 15 knot (27 km/jam) atau gelombang melebihi 1,5 meter. Untuk kapal feri, kondisi berbahaya terjadi jika angin melampaui 21 knot dengan gelombang mencapai 2,5 meter.

Imbauan Keselamatan dan Jalur Pelayaran Strategis

Perairan selatan Bali, termasuk Selat Bali dan Selat Lombok, merupakan jalur vital bagi transportasi laut. Selat Bali menjadi penghubung utama antara Jawa dan Bali, sedangkan Selat Lombok melayani jalur ke Lombok dan destinasi wisata kepulauan. Adapun Selat Badung berperan penting sebagai jalur pelayaran wisata dari Denpasar ke Nusa Penida, serta rute menuju kawasan timur Indonesia.

Gelombang tinggi yang melanda kawasan ini tidak hanya mengganggu transportasi laut, tetapi juga berdampak pada operasional perikanan tangkap. Nelayan lokal disarankan menunda keberangkatan hingga kondisi lebih aman, karena perairan selatan Bali dikenal memiliki ombak yang kuat saat musim angin timuran.

BMKG juga mengingatkan operator kapal feri dan penyedia layanan wisata laut untuk selalu memantau prakiraan cuaca harian. Langkah ini penting demi keselamatan penumpang, sekaligus mengurangi risiko kecelakaan di tengah meningkatnya minat wisatawan ke Nusa Penida dan destinasi sekitarnya.

Dengan gelombang yang bisa mencapai empat meter, kewaspadaan penuh adalah kunci. Keselamatan penumpang dan awak kapal menjadi prioritas utama sebelum mempertimbangkan keberangkatan di tengah kondisi cuaca ekstrem seperti ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index