JAKARTA - Perjalanan udara internasional di Indonesia akan segera berubah menjadi lebih cepat dan efisien. Pemerintah kini mengedepankan transformasi besar di sektor transportasi udara melalui uji coba sistem digital terintegrasi bernama All Indonesia. Sistem ini dirancang untuk menyatukan berbagai layanan kedatangan internasional dalam satu aplikasi yang mudah digunakan.
Transformasi ini bukan hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga upaya nyata untuk meningkatkan kualitas pengalaman penumpang di bandara. Dengan sistem baru ini, wisatawan mancanegara dan penumpang domestik yang kembali dari luar negeri akan merasakan proses kedatangan yang lebih singkat, efisien, dan nyaman.
Layanan Terintegrasi untuk Efisiensi Maksimal
Peluncuran uji coba All Indonesia dilakukan serentak di tiga bandara internasional: Soekarno–Hatta (Tangerang), Juanda (Surabaya), dan I Gusti Ngurah Rai (Denpasar). Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meninjau langsung pelaksanaan kick-off uji coba tersebut.
“Inovasi ini adalah hasil kerja bersama lintas kementerian dan lembaga. Kita ingin mengintegrasikan sejumlah aplikasi yang selama ini terpisah, dan harus diisi oleh para wisatawan maupun penumpang baik WNI maupun WNA khususnya penumpang internasional yang masuk ke Indonesia,” ujar AHY.
Sistem All Indonesia menyatukan empat aplikasi yang sebelumnya berjalan terpisah:
Aplikasi Imigrasi All Indonesia
Aplikasi Bea Cukai dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Aplikasi Karantina dari Badan Karantina Indonesia
Aplikasi Kesehatan Satu Sehat dari Kementerian Kesehatan
Dengan penggabungan ini, penumpang tidak lagi perlu mengisi data di beberapa aplikasi berbeda. Semua informasi yang diperlukan kini cukup diisi sekali saja.
Proses Singkat, Data Lengkap, dan Siap Diperluas
Salah satu keunggulan sistem All Indonesia adalah kecepatan pengisian data. Penumpang bisa mengisi formulir secara daring hingga tiga hari sebelum keberangkatan. Berdasarkan simulasi, proses ini hanya membutuhkan sekitar 2,5 menit untuk menyelesaikan 33 kolom isian. Data yang diminta mencakup informasi pribadi, detail perjalanan, moda transportasi, hingga berbagai deklarasi seperti barang bawaan dan kondisi kesehatan.
“Secara bertahap akan dilakukan sosialisasi, edukasi, uji coba lanjutan, dan penyempurnaan sistem. Sehingga pada waktunya, sistem ini dapat diterapkan secara resmi dan menyeluruh. Tujuannya adalah menghadirkan efisiensi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi aplikasi ini jauh lebih cepat dibandingkan sistem yang berlaku saat ini,” jelas AHY.
Pada tahap awal, uji coba difokuskan untuk penerbangan internasional maskapai Garuda Indonesia. Jika berjalan lancar, sistem ini akan diperluas ke bandara lain di seluruh Indonesia dan menjadi standar layanan nasional.
AHY juga menegaskan bahwa sistem ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia. Transformasi ini diharapkan tak hanya menguntungkan Jakarta dan Bali, tetapi juga membuka peluang bagi daerah-daerah lain yang memiliki potensi pariwisata besar.
Dengan kehadiran All Indonesia, pengalaman tiba di bandara internasional akan menjadi lebih nyaman dan cepat. Integrasi digital ini mencerminkan langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan daya saing pariwisata sekaligus kualitas pelayanan publik di sektor transportasi udara.