JAKARTA - PT Sentul City Tbk (BKSL) mulai membuka peluang ekspansi ke sektor pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Langkah ini menjadi bagian dari upaya memanfaatkan potensi lahan luas yang dimiliki perusahaan, sekaligus menanggapi rumor keterlibatan BKSL dalam proyek PLTS bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.
Manajemen BKSL mengungkapkan bahwa hingga saat ini penjajakan baru sebatas tahap awal, yang mencakup studi dan diskusi terkait bentuk keterlibatan perusahaan. Opsi yang dipertimbangkan antara lain menjadi penyedia lahan, berperan strategis, atau turut aktif dalam pendanaan dan operasional proyek PLTS di masa mendatang.
“Sampai saat ini, sudah ada pembicaraan dalam tahap studi awal dan penjajakan terkait beberapa alternatif kerja sama,” tulis manajemen BKSL dalam surat yang ditandatangani Direktur Adi Syahruzad dan Tjetje Muljanto.
Belum Ada Kesepakatan Resmi
Menanggapi pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai isu kerja sama dengan Danantara, BKSL menegaskan bahwa belum ada dokumen resmi seperti memorandum of understanding (MoU) atau perjanjian hukum yang ditandatangani.
Hal ini berarti rencana tersebut masih dalam tahap eksplorasi tanpa komitmen hukum yang mengikat.
“Sampai saat ini, perseroan belum ada kesepahaman terkait hal tersebut,” tulis manajemen dalam keterangan resminya.
Sebelumnya, beredar isu bahwa Danantara bersama salah satu perusahaan asal Tiongkok akan membangun proyek PLTS dan BKSL akan berperan sebagai penyedia lahan. Namun, perusahaan belum dapat memberikan konfirmasi detail terkait rencana tersebut.
Investor Relations BKSL, Haidee Iksan, menambahkan bahwa perusahaan terbuka dengan berbagai peluang bisnis baru, terutama yang bisa memanfaatkan landbank mereka yang mencapai lebih dari 14.000 hektare.
“Tapi sampai saat ini, kami terbuka dengan potensi-potensi bisnis lain, karena kami memang memiliki lahan yang sangat luas,” jelas Haidee.
Memanfaatkan Landbank untuk Diversifikasi Bisnis
Dengan kepemilikan lahan yang besar, BKSL memiliki fleksibilitas untuk mengembangkan berbagai lini usaha di luar properti. Potensi masuknya ke bisnis PLTS sejalan dengan tren diversifikasi dan kebutuhan energi terbarukan di Indonesia.
Meski demikian, perusahaan menegaskan belum ada keputusan final mengenai model kerja sama, skala proyek, ataupun mitra yang akan digandeng. Penjajakan yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mempelajari peluang bisnis dan dampak finansial yang mungkin dihasilkan sebelum melangkah ke tahap lebih lanjut.
Bagi investor, langkah BKSL ini menandakan upaya perusahaan dalam menyiapkan strategi pertumbuhan jangka panjang di luar bisnis inti properti. Apabila proyek PLTS ini terealisasi, BKSL dapat memanfaatkan keunggulan aset lahan yang dimiliki untuk mendukung transisi energi bersih dan menciptakan sumber pendapatan baru.