JAKARTA - Batuk dan pilek pada anak sering kali membuat orang tua ingin segera memberikan obat agar si kecil cepat sembuh. Namun, dokter spesialis anak Kanya Ayu Paramastri mengingatkan bahwa penggunaan obat batuk dan pilek tidak boleh sembarangan. Mengenali gejala anak terlebih dahulu menjadi kunci agar tidak salah memilih obat dan menghindari risiko over treatment.
“Orang tua harus tahu gejalanya apa. Jangan sampai jadi over treatment,” kata dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, dalam temu media di Jakarta.
Pilih Obat Sesuai Gejala Anak
Kanya menjelaskan, batuk pilek biasa umumnya ditandai dengan hidung meler, suara serak, dan batuk ringan. Gejala tambahan seperti demam tinggi dan nyeri badan bisa menjadi sinyal tubuh sedang melawan infeksi.
“Jangan sampai yang seharusnya belum perlu diterapi secara berlebihan, jadi kita salah beli. Yang harusnya tanpa demam, justru yang dipilih dengan demam, sehingga suhunya yang tidak demam akhirnya malah jadi turun,” ujarnya.
Langkah pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah mengamati kondisi anak dengan cermat. Setelah itu, barulah memilih obat yang sesuai dengan gejala dan membelinya dari apotek atau toko obat yang tersertifikasi.
“Makanya paling penting orang tua tahu dulu gejala di anaknya apa, baru kita pilih sediaan yang ada di apotek atau toko obat yang sudah tersertifikasi, yang sesuai dengan gejala si anak,” jelasnya.
Ia menegaskan, meski ada obat batuk dan pilek anak yang bisa dibeli tanpa resep dokter, penggunaannya tetap harus bijak. Obat-obatan tersebut sudah melalui uji keamanan dan memenuhi standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), namun efek yang dihasilkan tetap tergantung ketepatan pemakaian.
Cuci Hidung Bisa Jadi Alternatif Aman
Selain obat, Kanya menyarankan orang tua mencoba perawatan pendukung seperti nasal irrigation atau cuci hidung untuk membantu meredakan gejala pilek.
“Cuci hidung dapat membantu membersihkan lendir, kuman, dan kotoran di udara yang menempel di dalam rongga hidung. Itu sudah ada penelitiannya dan terbukti efektif,” katanya.
Cairan yang digunakan sebaiknya adalah larutan infus NaCl atau larutan garam fisiologis karena komposisinya mirip cairan tubuh. Metode ini aman, tidak menimbulkan efek samping, dan bisa dilakukan bahkan saat anak tidak pilek.
“Jadi hidung tidak mampet, lendirnya hilang, anaknya jadi lebih nyaman, mau makan, mau tidur, lebih senang menghadapi harinya, tidak rewel,” ujar Kanya.
Namun, ia menegaskan teknik ini tetap perlu panduan dokter. Posisi badan dan kepala harus benar, mulut dibuka, dan aliran cairan dikontrol. Meski banyak tutorial di media sosial, konsultasi dengan dokter anak atau THT tetap penting karena setiap anak memiliki kondisi berbeda.
Perhatikan Daya Tahan Tubuh Anak
Kanya juga mengingatkan bahwa batuk pilek pada anak umumnya disebabkan infeksi virus yang mudah menyerang ketika daya tahan tubuh melemah. Menjaga kesehatan anak melalui pola makan bergizi, istirahat cukup, dan kebersihan lingkungan menjadi bagian penting pencegahan.
Melalui pengamatan gejala yang teliti dan pemilihan tindakan yang tepat, baik dengan obat sesuai indikasi maupun dukungan seperti cuci hidung, orang tua bisa membantu proses penyembuhan anak dengan lebih aman dan efektif.