Proyek Tol

Proyek Tol 170 Km di Jambi Siap Percepat Waktu Tempuh Jadi 2 Jam

Proyek Tol 170 Km di Jambi Siap Percepat Waktu Tempuh Jadi 2 Jam
Proyek Tol 170 Km di Jambi Siap Percepat Waktu Tempuh Jadi 2 Jam

JAKARTA - Bukan hanya mempersingkat waktu tempuh, pembangunan Jalan Tol Betung–Simpang Sekayu–Tempino sepanjang 170 kilometer menjadi harapan baru bagi ketahanan pangan Jambi. Tol ini digadang mampu memangkas biaya logistik hingga 30 persen, membawa dampak langsung pada stabilitas harga bahan pokok bagi masyarakat.

Proyek Strategis untuk Ketahanan Pangan dan Konektivitas

PT Hutama Karya (Persero) terus mempercepat pengerjaan jalan tol ini sebagai penghubung vital sentra produksi pangan dengan pusat distribusi di Pulau Sumatera. Hingga Juni 2025, rata-rata progres konstruksi untuk seksi non-dana dukungan pemerintah sudah mencapai 28,02 persen, sedangkan pengadaan lahannya berada di angka 38,8 persen dari total panjang 135,2 kilometer.

Dari empat seksi pembangunan, seksi 4 Tempones menjadi yang paling cepat dengan progres fisik 97,8 persen dan pembebasan lahan 98,86 persen. Sementara seksi 1 Betung–Tungkal Jaya baru mencapai 22,22 persen konstruksi dan 30,92 persen lahan. Seksi 2 Tungkal Jaya–Bayung Lencir mencatat 10,28 persen untuk konstruksi dan 22,30 persen pembebasan lahan.

Adapun seksi Bayung Lencir–Tempino sepanjang 34,10 kilometer telah beroperasi penuh sejak akhir 2024 dan kini dilalui ribuan kendaraan setiap hari.

Manfaat Ekonomi dan Penghematan Waktu

Tol ini diharapkan memangkas waktu perjalanan dari Betung ke Jambi dari 6,5 jam menjadi hanya 2 jam. Penghematan waktu hingga 70 persen ini berarti produk pertanian seperti beras, jagung, dan sayuran dapat tiba lebih cepat ke Palembang, Lampung, hingga Jakarta dalam kondisi lebih segar.

Efisiensi distribusi ini diyakini mampu menurunkan biaya logistik hingga 30 persen dan membantu petani mendapatkan harga jual yang lebih baik. Risiko kerusakan produk selama perjalanan pun berkurang drastis, sehingga meningkatkan daya saing produk lokal.

Selain itu, tol ini juga dilengkapi lima simpang susun yang terhubung dengan sentra produksi pangan dan rest area yang membuka peluang bagi UMKM lokal untuk memasarkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung kepada pengguna jalan.

Akses Aman untuk Masyarakat Sekitar

Pemerintah memastikan aktivitas pertanian warga tetap berjalan normal dengan pembangunan overpass dan underpass di beberapa titik. Dengan begitu, lalu lintas tol tidak mengganggu rutinitas masyarakat sekitar.

Penyelesaian proyek ini dijadwalkan bertahap mulai 2025 hingga kuartal IV 2026, dengan prioritas pada seksi yang berperan langsung terhadap distribusi pangan. Selain berfungsi sebagai jalur transportasi, tol ini juga menjadi investasi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index