Infrastruktur

Meta Fokus Bangun Infrastruktur AI Raksasa untuk Masa Depan

Meta Fokus Bangun Infrastruktur AI Raksasa untuk Masa Depan
Meta Fokus Bangun Infrastruktur AI Raksasa untuk Masa Depan

JAKARTA - Ambisi Meta di dunia kecerdasan buatan (AI) kian terlihat nyata pada 2025. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg ini tidak hanya mengejar pengembangan produk AI, tetapi juga memperkuat fondasi infrastruktur untuk mendukung ekspansi di masa depan. Tahun ini, Meta memutuskan untuk menggandakan anggaran infrastruktur AI mereka dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Keputusan tersebut muncul di tengah persaingan ketat di industri AI, di mana kecepatan dan kapasitas komputasi menjadi kunci memenangkan perlombaan inovasi.

Lonjakan Belanja Modal untuk Infrastruktur AI

Dalam laporan pendapatan kuartal kedua 2025, Meta menyebutkan bahwa belanja modal tahun ini, termasuk pembayaran pokok atas sewa pembiayaan, akan mencapai kisaran 66–72 miliar dolar AS. Angka ini meningkat sekitar 30 miliar dolar AS dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kami percaya bahwa membangun infrastruktur AI kelas dunia akan menjadi keunggulan utama dalam mengembangkan model dan produk AI terbaik. Karena itu, kami akan secara signifikan meningkatkan investasi kami pada 2026,” kata CFO Meta, Susan Li.

Meta mengonfirmasi bahwa lonjakan belanja ini tidak berhenti di 2025. Perusahaan telah menyiapkan rencana untuk kembali meningkatkan pengeluaran infrastruktur AI secara signifikan pada 2026. Fokusnya adalah menambah kapasitas pusat data dan server untuk mendorong operasional dan pengembangan teknologi AI.

Selain pendanaan internal, Susan Li mengungkapkan bahwa Meta tengah menjajaki kemitraan dengan mitra keuangan untuk pengembangan pusat data skala besar.
“Kami belum memiliki transaksi final yang bisa diumumkan, tetapi kami percaya ada model-model yang dapat menarik pembiayaan eksternal dalam jumlah besar,” ujarnya.

Superkluster AI dan Kontroversi Pembangunan

Meta saat ini sedang membangun dua kluster AI berskala masif. Proyek pertama bernama Prometheus, berlokasi di Ohio, yang direncanakan beroperasi pada 2026. Fasilitas ini akan menjadi salah satu superkluster AI pertama di dunia dengan daya komputasi 1 gigawatt.

Proyek kedua, Hyperion di Louisiana, digadang-gadang memiliki ukuran setara Manhattan dan bisa tumbuh hingga kapasitas 5 gigawatt dalam beberapa tahun. CEO Meta, Mark Zuckerberg, menekankan bahwa fasilitas ini akan menjadi tulang punggung strategi AI perusahaan dalam dekade mendatang.

Selain dua proyek besar tersebut, Meta juga mengembangkan beberapa kluster AI raksasa lainnya yang belum dipublikasikan secara luas. Namun, upaya ini memunculkan sejumlah kontroversi. Proyek Meta di Newton County, Georgia, dilaporkan menimbulkan masalah krisis air karena besarnya konsumsi fasilitas data center tersebut.

Perekrutan Talenta dan Visi “Personal Superintelligence”

Selain pembangunan infrastruktur, Meta mengalokasikan miliaran dolar untuk merekrut talenta terbaik di bidang AI. Unit bisnis baru, Superintelligence Labs, akan menjadi pusat pengembangan teknologi AI yang diharapkan mampu menghadirkan “personal superintelligence” untuk penggunanya.

Mark Zuckerberg sebelumnya memaparkan visinya tentang AI personal yang dapat mendukung kehidupan sehari-hari melalui kacamata pintar dan headset realitas virtual Meta. Teknologi ini diharapkan menjadi jembatan antara interaksi dunia nyata dan digital, sekaligus mengukuhkan posisi Meta di era superkecerdasan buatan.

Dengan fokus ganda pada infrastruktur dan sumber daya manusia, Meta ingin memastikan mereka berada di garis depan persaingan AI global. Perusahaan melihat investasi besar saat ini sebagai fondasi bagi pertumbuhan teknologi yang berkelanjutan di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index