Sepak Bola

Fortuna Sittard, Klub Sepak Bola Baru Justin Hubner

Fortuna Sittard, Klub Sepak Bola Baru Justin Hubner
Fortuna Sittard, Klub Sepak Bola Baru Justin Hubner

JAKARTA - Langkah baru Justin Hubner di dunia sepak bola Eropa resmi dimulai bersama Fortuna Sittard. Bek Timnas Indonesia berusia 21 tahun itu kini berseragam klub Eredivisie setelah menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun dengan opsi perpanjangan semusim. Kepindahannya diumumkan pada Selasa (29/7/2025) dan disambut hangat oleh para penggemar klub yang bermarkas di Stadion Fortuna Sittard ini.

Bermain di kasta tertinggi Liga Belanda menjadi kesempatan emas untuk mendongkrak karier Hubner, yang telah mengoleksi 15 caps bersama Timnas Indonesia. Fortuna Sittard bukan sekadar klub biasa, tetapi bagian penting dari sejarah panjang sepak bola profesional di Negeri Kincir Angin.

Sejarah Panjang Fortuna Sittard

Fortuna Sittard lahir dari peleburan dua klub berbeda, RKSV Sittardia dan Fortuna ’54, pada tahun 1968. Sittardia berdiri lebih dulu pada 1950 sebagai klub amatir. Sementara itu, Fortuna ’54 didirikan empat tahun kemudian oleh pengusaha Gied Joosten, sosok yang memelopori era profesional di Belanda dengan membayar pemain untuk pertama kalinya.

Fortuna ’54 menjadi magnet bagi sejumlah nama besar seperti Frans de Munck dan Bram Appel, sekaligus menjadi motor penggerak lahirnya sepak bola profesional di Belanda. Klub ini bahkan sukses meraih dua trofi KNVB Cup pada 1957 dan 1964. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Masalah finansial memaksa keduanya bergabung, hingga terbentuklah Fortuna Sittard yang kita kenal hari ini.

Era keemasan klub ini terjadi pada awal 1980-an. Promosi ke Eredivisie pada 1982 membuka jalan menuju panggung Eropa. Pada musim 1983-1984, Fortuna Sittard tampil di final KNVB Cup meski kalah dari Feyenoord. Hasil itu memberi tiket ke Piala Winners, di mana mereka berhasil menembus perempat final sebelum dihentikan oleh Everton.

Sejumlah pemain top lahir dari klub ini, termasuk Mark van Bommel, Fernando Ricksen, dan Kevin Hofland. Namun, kejayaan itu sempat pudar ketika Fortuna terdegradasi pada 2002. Situasi makin sulit ketika lisensi profesional hampir dicabut pada 2009. Berkat dukungan suporter yang militan, Fortuna tetap bertahan dan perlahan bangkit.

Kebangkitan di Era Modern

Titik balik besar datang pada 2016 saat investor asal Turkiye, Isitan Gun, mengambil alih klub. Suntikan dana dan manajemen baru menghidupkan kembali semangat Fortuna Sittard. Hasilnya terlihat jelas pada 2018 ketika mereka promosi ke Eredivisie, mengakhiri penantian 16 tahun.

Sejak itu, Fortuna Sittard menjadi tim yang stabil di kasta tertinggi, bahkan pernah diperkuat oleh pemain keturunan Indonesia, Ragnar Oratmangoen. Musim 2024-2025, klub yang dijuluki “Fortunezen” ini menempati posisi ke-11 Eredivisie, prestasi yang cukup solid bagi klub yang pernah hampir tenggelam.

Selama 57 tahun berdiri dengan nama Fortuna Sittard, klub ini telah mencatatkan dua gelar KNVB Cup—masing-masing pada musim 1956-1957 dan 1963-1964. Walaupun belum kembali meraih prestasi besar, reputasi Fortuna Sittard sebagai pionir sepak bola profesional Belanda tetap tak tergantikan.

Masa Depan Bersama Justin Hubner

Kedatangan Justin Hubner diharapkan menambah kekuatan lini belakang Fortuna. Pengalaman tempaan sepak bola Inggris yang ia miliki di usia muda bisa memberi kontribusi positif untuk klub. Bermain di Eredivisie, Hubner tidak hanya mendapatkan tantangan kompetitif, tetapi juga peluang untuk berkembang lebih matang.

Fortuna Sittard kini bukan sekadar klub dengan sejarah panjang, tapi juga simbol ketahanan dan kebangkitan. Dari masa kejayaan, keterpurukan finansial, hingga kembali menapak ke puncak sepak bola Belanda, Fortuna terus menjadi bagian penting dari kisah sepak bola Eropa.

Bagi Hubner, ini adalah awal perjalanan baru yang diwarnai harapan besar, baik untuk karier pribadinya maupun untuk kiprah Fortuna Sittard di Eredivisie.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index