JAKARTA - Upaya menghidupkan kembali jalur laut Aceh–Penang kian nyata. Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menyiapkan infrastruktur pelabuhan, perizinan lintas instansi, hingga keberlanjutan komoditas ekspor agar pelayaran ini berjalan lancar dan berkelanjutan.
Rencana pembukaan kembali jalur pelayaran internasional ini menjadi strategi untuk menggerakkan perdagangan, logistik, dan ekspor komoditas unggulan Aceh ke pasar Malaysia.
Persiapan Pelabuhan dan Perizinan
Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh, Muhammad Alqadri, menyebut bahwa Pelabuhan Krueng Geukueh (Krunguh) siap menjadi titik keberangkatan utama jalur ini.
“Pelabuhan Krung Geukeuh sangat siap dari sisi prasarana. Dengan kedalaman -9 mlbs dan kapasitas sandar kapal hingga 30 ribu ton, pelabuhan ini juga sudah memiliki fasilitas pelensengan,” ungkap Alqadri.
Jalur pelayaran Aceh–Penang sejatinya bukan hal baru. Pada 2006, setelah penandatanganan MoU Helsinki, rute ini sempat berjalan menggunakan kapal SDP (roll-on/roll-off). Kini, pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh agar operasional kembali lancar tanpa kendala seperti sebelumnya.
Selain kesiapan pelabuhan, Dishub Aceh juga menyiapkan proses perizinan dari instansi terkait, mulai dari Bea Cukai, Imigrasi, Kesehatan Pelabuhan, hingga aparat keamanan. Dalam waktu dekat, rapat koordinasi lintas sektor akan digelar untuk mempercepat implementasi rute ini.
Pentingnya Keberlanjutan Komoditas Ekspor
Tidak hanya infrastruktur, keberhasilan jalur laut Aceh–Penang juga bergantung pada kontinuitas komoditas yang diangkut.
“Bukan hanya soal prasarana dan izin, tapi yang tak kalah penting adalah keberlanjutan komoditas yang diangkut. Jangan sampai kapal hanya jalan saat launching saja,” tegas Alqadri.
Untuk itu, Dishub menggandeng berbagai sektor seperti perindustrian, perdagangan, perikanan, dan pertanian. Langkah ini diharapkan mampu menghadirkan pasokan produk unggulan Aceh yang konsisten untuk memenuhi pasar Malaysia.
Pemerintah Aceh juga mendorong para pelaku usaha memanfaatkan peluang ini agar kegiatan ekspor tidak berhenti di tahap peresmian saja. Dengan tersedianya pasokan yang stabil, jalur laut ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Dampak Ekonomi dan Harapan Pemerintah
Dengan beroperasinya kembali jalur laut Aceh–Penang, pemerintah menargetkan peningkatan volume perdagangan lintas negara, sekaligus memperkuat posisi Aceh dalam jaringan logistik maritim kawasan.
Pembukaan jalur ini diharapkan bukan sekadar menghubungkan dua pelabuhan, tetapi juga menciptakan ekosistem perdagangan baru yang menguntungkan bagi industri lokal dan memperluas jangkauan pasar komoditas Aceh di Malaysia.
Sinergi antarinstansi, kesiapan pelabuhan, dan dukungan pelaku usaha menjadi kunci agar pelayaran ini tidak hanya simbolis, melainkan berdampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi Aceh. Dengan persiapan yang semakin matang, jalur laut ini berpotensi menjadi pintu baru bagi kemajuan perdagangan regional.