Pertambangan

Kredit Perbankan Juni 2025 Melonjak di Sektor Pertambangan

Kredit Perbankan Juni 2025 Melonjak di Sektor Pertambangan
Kredit Perbankan Juni 2025 Melonjak di Sektor Pertambangan

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa penyaluran kredit perbankan pada Juni 2025 mencapai Rp8.059,79 triliun. Angka tersebut tumbuh 7,77% secara tahunan, sedikit melambat dibandingkan bulan Mei 2025 yang tumbuh 8,43%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyebutkan, beberapa sektor ekonomi mencatat pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan secara tahunan, bahkan mencapai dua digit.

“Sektor pertambangan dan penggalian tercatat tumbuh 20,69%, sektor jasa tumbuh 19,17%, sektor transportasi dan komunikasi tumbuh 17,94%, serta sektor listrik, gas, dan air tumbuh 11,23%,” ungkap Dian dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK.

Menurutnya, dalam menyalurkan kredit, termasuk untuk sektor pertambangan, bank akan tetap mempertimbangkan potensi bisnis jangka panjang yang sejalan dengan kepentingan nasional dan rencana transisi energi. Manajemen risiko menjadi perhatian penting mengingat sebagian besar bank juga sudah menargetkan net zero emission untuk mendukung program pemerintah tahun 2060.

Jenis Kredit dan Performa Bank

Jika dilihat dari jenis penggunaan, Kredit Investasi menjadi yang tumbuh paling tinggi dengan kenaikan 12,53%. Di bawahnya, Kredit Konsumsi naik 8,49%, sedangkan Kredit Modal Kerja tumbuh lebih lambat di angka 4,45%.

Dari sisi kepemilikan bank, kredit dari bank umum swasta nasional domestik menunjukkan pertumbuhan tertinggi, mencapai 10,78%. Sementara itu, dari kategori debitur, kredit korporasi juga tumbuh 10,78%, sedangkan kredit UMKM hanya naik 2,18% di tengah fokus perbankan pada pemulihan kualitas kredit segmen ini.

Kualitas kredit perbankan tetap dalam kondisi baik. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross berada di angka 2,22%, lebih rendah dari Mei 2025 sebesar 2,29%. Untuk NPL net, posisinya 0,84% dibanding 0,85% bulan sebelumnya. Loan at Risk (LaR) juga menurun ke 9,73% dari 9,93% pada Mei, mendekati kondisi stabil seperti sebelum pandemi.

“Rasio LaR yang stabil ini menunjukkan kualitas portofolio kredit semakin terjaga,” ujar Dian.

Ketahanan Perbankan Masih Kuat

Ketahanan perbankan nasional juga dinilai solid. Hal ini terlihat dari rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang berada di level 25,81%, naik dari 25,48% pada Mei 2025. CAR yang tinggi menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian global.

Dengan tren pertumbuhan ini, sektor pertambangan menjadi pendorong utama penyaluran kredit di paruh pertama 2025. Namun, perbankan tetap diarahkan untuk menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan manajemen risiko, sambil mendukung agenda transisi energi dan pemulihan ekonomi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index