Olahraga

Padel Jadi Olahraga Gaya Hidup, Komunitas Bermunculan

Padel Jadi Olahraga Gaya Hidup, Komunitas Bermunculan
Padel Jadi Olahraga Gaya Hidup, Komunitas Bermunculan

JAKARTA - Olahraga padel kini tak hanya menjadi aktivitas fisik semata, tapi juga bagian dari gaya hidup sehat dan sosial masyarakat urban. Tren yang makin berkembang ini turut memunculkan banyak komunitas padel di Indonesia, menjawab kebutuhan pemain yang kesulitan menemukan rekan bermain di lapangan.

Padel berbeda dari tenis atau squash karena dimainkan berpasangan di lapangan yang lebih kecil dan dikelilingi dinding kaca. Keunikan ini membuat padel cepat populer, namun tantangannya adalah menemukan partner bermain yang sepadan, terutama bagi pemula.

Komunitas Jadi Solusi Bagi Pemula dan Penggemar

Menjawab kebutuhan itu, komunitas menjadi ruang penting bagi pecinta padel untuk terhubung, berbagi informasi, hingga bermain bersama secara teratur. Salah satu komunitas yang aktif adalah WINpadel yang dibentuk pada Agustus 2024.

Gabrielle Olivia, salah satu pendiri WINpadel, menyebut komunitasnya hadir untuk memfasilitasi para anggota belajar dan berkembang bersama dalam olahraga padel. “Kami ingin memberikan ruang bagi anggota untuk bermain, belajar, dan berkembang bersama dalam olahraga padel,” kata Gabrielle.

Tak hanya WINpadel, komunitas Brakepad juga menunjukkan eksistensinya sejak 1 November 2024. Shella Shanty, anggota komunitas tersebut, mengatakan Brakepad awalnya didirikan karena sulitnya mencari teman bermain padel. Kini, Brakepad telah memiliki lebih dari 450 anggota yang bergabung melalui aplikasi Reclub.

“Kalau dahulu waktu padel muncul di Indonesia, cari teman untuk main susah. Nah, karena itu kami buat komunitasnya,” ujar Shella.

Anggota Brakepad berasal dari beragam latar belakang dan usia. Dari remaja hingga orang tua usia 60 tahun, mulai dari pegawai swasta, freelancer, pemilik usaha, hingga selebritas seperti Desta, Fadi Iskandar, dan Nabila Syakieb turut bergabung.

Akses Mudah Lewat Aplikasi dan Jadwal Teratur

Anggota komunitas dapat bergabung dengan mendaftar lewat aplikasi Reclub. Setelah terdaftar, mereka hanya perlu menyesuaikan pakaian dan perlengkapan padel atau tenis, serta mengikuti jadwal permainan yang telah ditentukan komunitas.

Brakepad, misalnya, menetapkan jadwal bermain setiap Rabu dan Jumat. Untuk biayanya, anggota cukup membayar iuran patungan sekitar Rp160.000 hingga Rp200.000 per orang, yang digunakan untuk menyewa lapangan dan bola.

Hal serupa dilakukan oleh komunitas Nyok yang dibentuk pada Februari 2024. Acha, Co-Founder Padel Nyok, menyebut proses bergabung sangat mudah. Cukup daftar di Reclub, lalu para anggota bisa langsung bergabung dalam jadwal main yang disepakati.

Saat ini, anggota Padel Nyok telah mencapai 100 orang. Tidak ada batasan khusus, siapa pun bisa bergabung selama mengikuti aturan main yang telah ditentukan.

Wadah Interaksi, Pembelajaran, dan Koneksi Sosial

Selain menjadi tempat bermain, komunitas padel juga menjadi ajang interaksi sosial dan pembelajaran bagi para anggotanya. Gabrielle menekankan pentingnya komunitas dalam menciptakan lingkungan yang suportif dan inklusif.

WINpadel yang didirikan oleh Gabrielle Olivia bersama Chrisdavin Teng, Victor Yosua, Athalia Santoso, dan Reynaldo Raffael, terus berupaya memperkuat komunitas melalui kegiatan rutin dan berbagi informasi tentang olahraga padel.

Dengan semakin populernya padel di kalangan masyarakat, komunitas-komunitas seperti WINpadel, Brakepad, dan Nyok menunjukkan peran penting dalam memperkuat minat dan partisipasi masyarakat terhadap olahraga ini. Mereka bukan hanya menjembatani kebutuhan sosial, tetapi juga memperkuat budaya hidup sehat secara menyenangkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index