Gas

Gas Melon di Sragen Naik Permintaan, Ribuan Tabung Siap Disalurkan

Gas Melon di Sragen Naik Permintaan, Ribuan Tabung Siap Disalurkan
Gas Melon di Sragen Naik Permintaan, Ribuan Tabung Siap Disalurkan

JAKARTA - Lonjakan konsumsi gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram di Kabupaten Sragen beberapa hari terakhir membuat distribusi energi ini menjadi sorotan. Peningkatan kebutuhan ini langsung direspons cepat oleh para distributor dan Pertamina, yang bersiap menggelontorkan ribuan tabung tambahan guna mencegah kelangkaan di masyarakat.

Permintaan gas melon meningkat tajam seiring banyaknya aktivitas masyarakat, mulai dari keperluan rumah tangga, pertanian, hingga acara hajatan. Agar distribusi tetap merata dan stok terjaga, Pertamina bersama pemerintah daerah dan para agen penyalur langsung mengambil langkah antisipatif.

Tambahan Pasokan Ribuan Tabung Gas Segera Digelontorkan

Sebagai langkah awal, distributor Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Sragen telah mengajukan permintaan tambahan pasokan dalam jumlah besar. Permintaan tersebut telah direspons Pertamina, yang akan menyalurkan ribuan tabung gas ke sejumlah titik pangkalan di wilayah tersebut secara bertahap.

“Setiap hari ada 45 ribu tabung gas reguler. Di luar itu, pada tanggal 2 Agustus, Pertamina sudah merilis tambahan 8.800 tabung,” jelas Jay S. Wibowo, Sekretaris Paguyuban Agen LPG Sragen.
“Pertamina juga menjadwalkan tambahan 8.800 tabung lagi. Ada 67 titik pangkalan yang akan segera diisi,” tambahnya.

Jay juga menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir karena penambahan pasokan sudah dijadwalkan secara berkelanjutan. Selain distribusi terencana, ia juga menyampaikan adanya usulan tambahan kuota lebih besar dari pemerintah daerah.

“Jika disetujui, tambahan 23 ribu tabung ini akan digelontorkan ke Sragen,” ungkapnya. Pemerintah daerah mengusulkan peningkatan pasokan sebesar 50 persen dari alokasi harian, guna menjangkau wilayah yang dilaporkan mengalami kekurangan, seperti Tanon dan Sumberlawang.

Jay turut menjelaskan bahwa lonjakan permintaan gas subsidi ini bukan hanya karena kebutuhan rumah tangga. Ada peningkatan signifikan dari sektor pertanian, pelaku UMKM, dan kegiatan sosial masyarakat yang mulai aktif kembali.

“Banyak petani beralih menggunakan gas untuk mengairi sawah karena biayanya jauh lebih murah,” ujarnya.
“Kalau pakai diesel berbahan bakar pertalite itu butuh Rp108.000 untuk 5 jam, sedangkan menggunakan gas hanya butuh Rp60.000 untuk 24 jam. Kami harus membela kepentingan petani karena Sragen adalah lumbung pangan,” lanjut Jay.

Hajatan dan Pertanian Picu Kenaikan Konsumsi

Dari sisi legislatif, Wakil Ketua DPRD Sragen, Tri Handoko, mengamati bahwa lonjakan permintaan gas juga didorong oleh meningkatnya kegiatan sosial di masyarakat.

“Permintaan gas melon memang sedang tinggi, terutama untuk mengairi sawah dan kegiatan hajatan. Jika ada hajatan, artinya roda ekonomi masyarakat berputar,” ucapnya.

Menurut Handoko, kegiatan hajatan bukan hanya urusan budaya atau tradisi, tapi juga menggambarkan bahwa aktivitas ekonomi warga tengah bergerak. Hal ini turut mempengaruhi tingkat konsumsi energi, termasuk gas elpiji 3 kg.

Ia pun menegaskan agar masyarakat tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying.

“Kemarin sudah ada tambahan pasokan, hari ini Pemda sudah mengajukan lagi, dan besok serta Sabtu akan ada tambahan lagi,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa distribusi ke pangkalan memang mengikuti jadwal yang telah ditetapkan, sehingga tidak semua pangkalan mendapatkan suplai setiap hari. Namun, distribusi secara keseluruhan tetap berjalan dengan penguatan di sejumlah titik prioritas.

“Pertamina memiliki jadwal pengiriman gas ke setiap pangkalan. Siklus di Sragen itu sudah paham, musim kemarau kebutuhan naik. Kita usahakan tambahan tetap ada di luar suplai harian jalan terus,” tutur Handoko.

Distribusi Diperkuat, Masyarakat Diminta Tetap Tenang

Dalam menghadapi potensi krisis energi lokal akibat peningkatan permintaan gas melon, kolaborasi lintas sektor menjadi sangat penting. Pemerintah daerah, Pertamina, dan para agen penyalur kini terus menjaga ritme distribusi agar tidak terjadi ketimpangan.

Masyarakat pun diminta tetap bijak dalam menyikapi situasi ini. Pembelian sesuai kebutuhan menjadi kunci untuk menjaga ketersediaan gas bersubsidi secara merata.

Situasi di Sragen mencerminkan pentingnya pengelolaan energi bersubsidi yang adaptif terhadap dinamika kebutuhan masyarakat. Ketika aktivitas warga mulai meningkat di berbagai sektor baik pertanian, usaha mikro, maupun sosial maka kebutuhan energi pun harus direspons dengan kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.

Dengan pasokan tambahan yang terus digelontorkan secara berkala, serta koordinasi aktif dari semua pihak terkait, distribusi gas melon di Sragen diharapkan kembali stabil dalam waktu dekat. Pemerintah dan Pertamina telah menunjukkan kesiapsiagaan, dan kini tinggal masyarakat menjaga pola konsumsi agar penyaluran bisa tetap lancar ke seluruh pelosok daerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index