JAKARTA - Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin menunjukkan komitmennya pada pembangunan berkelanjutan tidak hanya melalui infrastruktur dan teknologi hijau, tetapi juga lewat budaya dan gaya hidup yang ramah lingkungan. Salah satu bukti nyatanya terlihat dari gelaran Eco Fashion Nusantara yang berlangsung pada Sabtu, 2 Agustus 2025, di tengah rangkaian Kongres Diaspora Indonesia ke-8. Acara ini menjadi simbol penting bagaimana keberlanjutan dan kearifan lokal dapat bersinergi dalam menciptakan identitas sebuah kota masa depan.
Peragaan Busana Slow Fashion dari Para Desainer Diaspora
Eco Fashion Nusantara menghadirkan koleksi busana dari tujuh desainer diaspora Indonesia yang menampilkan karya dengan konsep slow fashion — sebuah perlawanan terhadap budaya fast fashion yang merusak lingkungan. Koleksi tersebut antara lain berasal dari Maharani Persada by Essy Masita, Gee Batik by Sugeng Waskito, Ms Bella Collection oleh Grace Isybella, Kebaya House dari MS Hadi Collection, Carousel Brides karya Jennifer Flory, Javabor oleh Tyas Dani x Griya Godong, serta Abel Couture dari Abel Collections.
Semua karya busana ini menggunakan bahan-bahan alami, teknik pembuatan tradisional, pewarna ramah lingkungan, dan menerapkan prinsip daur ulang. Hal ini bukan sekadar estetika, melainkan wujud nyata komitmen terhadap gaya hidup yang sadar lingkungan dan pelestarian budaya Nusantara.
Presiden IDN Global, Sulistyawan Wibisono, menyampaikan bahwa acara ini adalah bentuk kontribusi komunitas diaspora terhadap pembangunan IKN yang mengusung prinsip hijau dan berkelanjutan. Menurutnya, keberlanjutan bukan hanya soal transportasi tanpa emisi, tetapi juga bisa diwujudkan lewat cara berpakaian dan konsumsi fashion yang lebih bertanggung jawab.
Simbol Keterbukaan dan Inklusivitas IKN sebagai Kota Global
Pertunjukan Eco Fashion Nusantara tidak hanya menampilkan koleksi busana ramah lingkungan, tetapi juga melibatkan model dari berbagai negara, seperti Australia, Kolombia, Chile, Amerika Serikat, Sudan, Kenya, Belanda, dan Rusia. Keberagaman ini menjadi simbol penting keterbukaan IKN terhadap kolaborasi lintas bangsa dan budaya.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi tinggi kepada IDN Global dan diaspora Indonesia yang memanfaatkan momentum ini sebagai ajang diplomasi budaya sekaligus penguatan identitas kota baru. Ia menegaskan bahwa IKN ingin menjadi kota yang inklusif, pluralistik, dan berakar pada nilai keberlanjutan.
Lebih dari sekadar peragaan busana, Eco Fashion Nusantara merupakan narasi kolektif tentang masa depan sebuah kota yang dibangun bukan hanya dari beton dan baja, melainkan dari kesadaran akan nilai budaya dan lingkungan. Lewat event ini, IKN menunjukkan bahwa pembangunan kota masa depan haruslah menjadi proses bersama yang melibatkan berbagai pihak dengan komitmen pada prinsip keberlanjutan.
Dengan gelaran ini, Ibu Kota Nusantara tidak hanya menjadi pusat pemerintahan baru, tetapi juga menjadi ikon gaya hidup berkelanjutan dan budaya lokal yang diadaptasi secara modern. Acara Eco Fashion Nusantara mengukuhkan posisi IKN sebagai kota yang “tidak hanya untuk semua, tetapi juga dibentuk oleh semua.”