JAKARTA - Ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik dunia semakin nyata. Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) resmi mengumumkan bahwa proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi bersama Ningbo Contemporary Brunp Legend Co Ltd (CBL) anak usaha dari raksasa baterai global Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) akan mulai beroperasi penuh pada 2028.
Proyek yang diproyeksikan menyerap total investasi sebesar US$5,9 miliar ini tak hanya menjadi langkah strategis untuk memperkuat industri hilir mineral, tetapi juga membuka peluang besar penciptaan lapangan kerja. Diperkirakan lebih dari 43.000 tenaga kerja baru akan terserap dari berbagai tahap pengembangan, mulai dari hulu hingga hilir.
Lokasi pengembangan proyek ini terbagi di dua titik strategis: Halmahera Timur dan Karawang, Jawa Barat. Keduanya dipilih sebagai pusat pengembangan industri baterai EV nasional karena mendukung ketersediaan sumber daya alam sekaligus akses ke jaringan industri otomotif.
Rangkaian Proyek dari Hulu hingga Hilir
Pada sektor hulu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang merupakan bagian dari MIND ID akan mengembangkan penambangan nikel dengan kapasitas produksi mencapai 10 juta ton ore per tahun. Nikel menjadi bahan baku utama dalam pembuatan komponen baterai kendaraan listrik, sehingga pengelolaannya menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan pasokan.
Tahap berikutnya adalah sektor midstream. Di Halmahera Timur, akan dibangun fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) yang ditargetkan menghasilkan 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) setiap tahun. Fasilitas ini akan berdampingan dengan pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang mampu memproduksi hingga 88.000 ton nikel per tahun.
Memasuki tahap hilir, MIND ID akan membangun pabrik bahan baku baterai atau Battery Material Factory. Pabrik ini akan menghasilkan Nickel Sulphate, Precursor, dan Cathode Active Material (CAM) dengan kapasitas puluhan ribu ton per tahun. Tahap ini menjadi titik krusial untuk memastikan nilai tambah mineral tetap berada di dalam negeri.
Tak berhenti di situ, MIND ID juga merencanakan pembangunan Battery Cell Factory di Karawang. Selain itu, fasilitas daur ulang baterai atau Battery Recycling Facility akan hadir di Halmahera Timur untuk mendukung konsep ekonomi sirkular dalam industri ini. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan bahan baku baru sekaligus menekan dampak lingkungan.
Dampak Strategis bagi Ekonomi dan Posisi Global Indonesia
Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar proyek industri, tetapi juga langkah untuk memposisikan Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasok global.
“Inisiatif ini bukan hanya menjadikan Indonesia bagian penting dari industri global, tapi juga menggambar ulang masa depan industri yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Dany, MIND ID memiliki mandat untuk mengelola cadangan mineral strategis nasional demi memperkuat kedaulatan industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan kekayaan mineral seperti nikel, tembaga, karbon, dan aluminium, Indonesia memiliki seluruh komponen utama yang diperlukan untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik yang lengkap.
Berdasarkan proyeksi pasar global, pada 2035 kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) akan menguasai lebih dari 59% penjualan mobil di seluruh dunia. Peluang ini diyakini akan memperkuat posisi Indonesia jika mampu menguasai industri dari hulu hingga hilir.
Dany juga menekankan bahwa sumber daya alam kini tidak lagi dipandang hanya sebagai bahan baku mentah. “Sumber daya alam adalah kekuatan strategis untuk membuka peluang penguatan presensi Indonesia di pasar global melalui hilirisasi industri,” ungkapnya.
Masa Depan Industri Baterai EV di Indonesia
Kehadiran proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi transformasi industri pertambangan Indonesia menuju sektor berteknologi tinggi dan berorientasi lingkungan. Integrasi dari penambangan hingga produksi baterai siap pakai akan memastikan Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga produsen komponen bernilai tinggi.
Dengan target operasi penuh pada 2028, berbagai pihak akan menantikan realisasi rencana ini. Investasi besar, penciptaan lapangan kerja masif, serta peluang ekspor komponen baterai menjadi daya tarik yang akan membawa dampak signifikan bagi perekonomian nasional.
MIND ID pun optimistis bahwa proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi ini akan menjadi contoh keberhasilan hilirisasi mineral dan pengembangan industri ramah lingkungan di Indonesia.