Properti

Properti Komersial Tetap Diminati Meski Ekonomi Tak Pasti

Properti Komersial Tetap Diminati Meski Ekonomi Tak Pasti
Properti Komersial Tetap Diminati Meski Ekonomi Tak Pasti

JAKARTA - Ketidakpastian ekonomi yang melanda baik di tingkat lokal maupun global tak menyurutkan seluruh segmen pasar properti. Meski sebagian besar investor memilih bersikap hati-hati, sektor komersial justru masih memperlihatkan daya tarik tersendiri, terutama bagi kalangan menengah ke atas yang relatif lebih tangguh menghadapi fluktuasi.

Konsultan real estat dan manajemen investasi JLL Indonesia mencatat bahwa investasi properti di Indonesia tetap tumbuh positif. Hanya saja, pertumbuhan tersebut kini berlangsung dengan lebih selektif. Pasar perumahan tercatat melambat, namun di sisi lain, investasi di sektor pusat bisnis, kawasan industri, gudang, ruko, hingga pusat perbelanjaan masih melanjutkan tren kenaikan.

Pasar yang Hati-Hati, Segmen Atas Tetap Aktif

Head of Growth and Head of Strategic Consulting JLL Indonesia, Vivin Harsanto, menekankan bahwa ketidakpastian ekonomi menjadi alasan utama masyarakat lebih berhati-hati saat memutuskan membeli properti. Menurutnya, segmen menengah bawah relatif lebih tertekan dan menunjukkan keraguan tinggi akibat rentan terhadap kondisi ekonomi.

Namun demikian, segmen menengah ke atas masih memperlihatkan ketahanan. Aktivitas transaksi di sektor properti komersial justru tetap berjalan, menandakan bahwa minat dari investor serta pelaku usaha di segmen ini masih cukup kuat.

Sejalan dengan itu, Senior Director Capital Markets JLL Indonesia, Herully Suherman, mengungkapkan bahwa meski tren investasi masih positif, para pelaku pasar kini tidak gegabah. Ia menggambarkan sikap pasar dengan pertanyaan reflektif yang kerap muncul sebelum mengambil keputusan. ”Beberapa pertanyaan yang menjadi pertimbangan, benar enggak saya harus beli, benar enggak ini good investment?” tuturnya, akhir pekan lalu.

Kota Mandiri dan Komersial Jadi Primadona

Di tengah sikap wait and see, kota-kota mandiri yang sudah mapan ternyata terus mencatat pertumbuhan. Vivin menjelaskan bahwa pengembang di kota mandiri masih aktif memperluas komponen komersial, seperti ruko, pusat bisnis, area makanan dan minuman, serta fasilitas hiburan. Produk-produk yang menyasar segmen menengah atas tersebut tetap menjadi incaran investor.

Salah satu contoh nyata datang dari Paramount Land yang baru saja merilis Grand Boulevard Aniva di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten. Pekan lalu, mereka meluncurkan tahap keenam dari Grand Boulevard Aniva Studio Loft, berupa ruko tiga lantai berukuran mulai dari 5 meter x 17 meter dengan harga jual mulai Rp 6,9 miliar per unit.

Chrissandy Dave, Direktur Sales & Marketing Paramount Land, mengungkapkan bahwa respons pasar terhadap produk tersebut sangat kuat. Dari tahap 1 hingga tahap 5, sebanyak 46 unit Grand Boulevard Aniva Studio Loft terjual habis dalam periode pra-NUP yang berlangsung pada 18 Juli–14 Agustus 2025. Bahkan, permintaan disebut melampaui jumlah unit yang tersedia.

Chrissandy menambahkan, kondisi pasar yang penuh tantangan membuat masyarakat semakin selektif dalam memilih properti komersial. Namun, hasil penjualan yang habis terserap memperlihatkan bahwa produk komersial dengan konsep tepat masih menjadi incaran utama baik untuk berbisnis maupun berinvestasi.

”Kami berkomitmen membangun ekosistem bisnis secara jangka panjang agar produk yang kami kembangkan memiliki value yang terus meningkat,” ujarnya.

Sektor Komersial Tetap Jadi Pilar

Kenyataan bahwa properti komersial masih menjadi magnet bagi investor memperlihatkan pola yang cukup jelas. Di tengah ketidakpastian, sektor residensial menengah bawah memang menahan diri, namun produk komersial terus dicari. Hal ini menunjukkan bahwa pasar melihat potensi keuntungan jangka panjang dari properti yang dapat mendukung aktivitas bisnis dan ekonomi.

Dengan kondisi tersebut, tampak bahwa sektor properti ke depan akan ditentukan oleh kemampuan pelaku pasar membaca peluang di segmen yang tepat. Meski kehati-hatian tetap menjadi sikap utama, perkembangan komersial di kota mandiri serta penyerapan produk dengan harga relatif tinggi menjadi indikasi bahwa pasar menengah ke atas akan tetap memainkan peran dominan dalam menstabilkan industri properti nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index