Prabowo Subianto

Prabowo Subianto Bacakan Proklamasi di HUT ke 80 RI

Prabowo Subianto Bacakan Proklamasi di HUT ke 80 RI
Prabowo Subianto Bacakan Proklamasi di HUT ke 80 RI

JAKARTA - Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia diwarnai momen bersejarah ketika Presiden Prabowo Subianto membacakan langsung teks proklamasi dalam upacara yang berlangsung khidmat. Keputusan Presiden untuk membacakan teks itu bukan sekadar seremoni, tetapi juga memiliki makna simbolis yang kuat sebagai pengingat kembali pada detik-detik proklamasi 80 tahun lalu.

Ketua DPP PKB, Daniel Johan, menilai langkah ini sangat tepat dan penuh makna. Menurutnya, keterlibatan langsung Presiden mengingatkan bangsa pada peristiwa bersejarah 17 Agustus 1945, ketika Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur.

“Hal yang sangat baik dan bersejarah dan sudah sangat tepat Presiden yang membacakan, mengingat 80 tahun silam yang membaca teks proklamasi juga adalah pemimpin bangsa kita Bung Karno didampingi Bung Hatta,” ujar Daniel Johan.

Daniel berharap momentum ini menjadi tradisi baru yang bisa dilanjutkan pada peringatan-peringatan kemerdekaan berikutnya. “Tradisi yang baik ini sangat baik bila dilanjutkan di momen peringatan HUT NKRI ke depannya. Tentu Bapak Presiden punya caranya tersendiri. Kita berharap agar seperti tahun ini, upacara berjalan khidmat dan lancar,” tambahnya.

Apresiasi dari Berbagai Kalangan

Tidak hanya dari PKB, apresiasi juga datang dari partai politik lain. Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, memuji keputusan Presiden Prabowo yang turun langsung membacakan teks proklamasi. Baginya, tindakan itu mencerminkan gaya kepemimpinan yang asertif, tegas, dan jujur, sesuatu yang sangat dibutuhkan di tengah tantangan global saat ini.

“Bagus. Menunjukkan kepemimpinan yang asertif. Dalam kondisi negara perlu penguatan dalam dunia yang banyak guncangan, keberadaan pemimpin yang tegas, dan memberi kepastian,” kata Mardani.

Ia juga meyakini bahwa langkah Presiden membacakan teks proklamasi telah dikoordinasikan dengan pimpinan lembaga tinggi negara seperti MPR, DPR, dan DPD RI. Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan secara bergantian tanpa mengurangi nilai khidmat peringatan. “Dan saya yakin sudah dikomunikasikan dengan pimpinan MPR, DPR, dan DPD yang selama ini secara rutin bergiliran membacakan teks,” ungkapnya.

Pujian lain datang dari Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. Ia menegaskan bahwa kehadiran Presiden sebagai inspektur upacara wajar bila diiringi dengan pembacaan teks proklamasi. Namun, Dasco menyoroti bahwa momen ini menjadi kali pertama bagi Presiden Prabowo melakukannya dalam peringatan HUT ke-80 RI. “Kalau inspektur upacara memang biasa baca teks proklamasi, tapi ini baru pertama kali Presiden Prabowo membaca proklamasi di ulang tahun ke-80 kemerdekaan,” jelas Dasco.

Menghidupkan Kembali Semangat 1945

Sejak 20 tahun terakhir, mulai dari 2004 hingga 2024, tradisi pembacaan teks proklamasi dalam upacara kemerdekaan biasanya dilakukan oleh Ketua MPR, DPR, atau DPD RI. Perubahan yang dilakukan Prabowo Subianto tahun ini menandai babak baru. Dengan Presiden membacakan langsung teks proklamasi, suasana upacara menjadi lebih menyentuh dan menghadirkan rasa kedekatan dengan peristiwa awal kemerdekaan.

Momen ini juga memperlihatkan bagaimana simbol-simbol sejarah bisa dihidupkan kembali untuk memperkuat rasa kebangsaan. Dengan membacakan teks yang memproklamasikan kemerdekaan bangsa, Presiden tidak hanya menjalankan peran seremoni, tetapi juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengingat kembali makna dari perjuangan dan kemerdekaan.

Daniel Johan menilai, pembacaan langsung oleh Presiden dapat memberikan energi positif, terutama bagi generasi muda yang mungkin hanya mengenal proklamasi lewat buku sejarah. “Dengan dibaca langsung oleh Presiden Prabowo Subianto mengingatkan kita pada momen bersejarah awal kemerdekaan,” ucap Daniel.

Momentum Berharga untuk Persatuan

Peringatan HUT ke-80 RI menjadi momentum penting, tidak hanya dalam upacara formal, tetapi juga dalam meneguhkan kembali semangat persatuan. Di tengah dinamika politik dan tantangan global, kehadiran Presiden sebagai pembaca teks proklamasi menegaskan peran kepemimpinan dalam menjaga marwah bangsa.

Bagi sebagian pihak, langkah ini bisa menjadi inspirasi agar upacara kemerdekaan di masa mendatang lebih bermakna dan tidak sekadar formalitas tahunan. Sebab, makna kemerdekaan bukan hanya untuk dikenang, melainkan juga dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, apa yang dilakukan Presiden Prabowo di tahun ke-80 kemerdekaan bukan hanya mencatat sejarah baru, tetapi juga membuka jalan bagi tradisi yang bisa diwariskan. Kehadiran kepala negara di momen penting seperti ini akan selalu menjadi pengingat bahwa kemerdekaan adalah warisan yang harus dijaga bersama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index