Lawang Sewu Semarang

Lawang Sewu Semarang: Ikon Sejarah dan Museum Perkeretaapian

Lawang Sewu Semarang: Ikon Sejarah dan Museum Perkeretaapian
Lawang Sewu Semarang: Ikon Sejarah dan Museum Perkeretaapian

JAKARTA - Kota Semarang tidak hanya terkenal sebagai pusat ekonomi dan budaya Jawa Tengah, tetapi juga memiliki ikon wisata sejarah yang menarik, yakni Lawang Sewu. Bangunan bergaya kolonial Belanda ini berdiri megah di pusat Kota Semarang dan selalu memikat perhatian setiap orang yang melintas. Lawang Sewu bukan sekadar gedung tua, tetapi saksi perjalanan sejarah perkeretaapian di Indonesia dan berbagai peristiwa bersejarah penting.

Mengunjungi Lawang Sewu memberi pengalaman yang berbeda bagi wisatawan, mulai dari menelusuri arsitektur kuno hingga menyaksikan koleksi museum perkeretaapian yang lengkap.

Sejarah dan Peran Lawang Sewu

Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Bangunan utama ini awalnya menjadi kantor pusat perusahaan kereta api swasta Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Sekitar tahun 1916-1918, gedung tambahan pun selesai dibangun.

Saat Perang Dunia II, Lawang Sewu jatuh ke tangan Jepang dan digunakan sebagai Kantor Ryuku Sokyoku atau Departemen Transportasi Jepang. Gedung ini kemudian menjadi saksi Pertempuran Lima Hari di Semarang antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang pada 15–19 Oktober 1945. Peristiwa bersejarah itu kemudian dikenang melalui Tugu Muda yang berdiri tepat di depan Lawang Sewu.

Kini, bangunan Lawang Sewu berfungsi sebagai museum perkeretaapian yang dikelola oleh PT KAI (Persero), menyimpan berbagai artefak sejarah kereta api Indonesia.

Daya Tarik Lawang Sewu

Lawang Sewu memiliki berbagai koleksi dan fasilitas menarik yang membuat pengunjung betah berlama-lama:

1. 928 Pintu yang Ikonik

Nama “Lawang Sewu” berarti seribu pintu, namun jumlah pintu sebenarnya sebanyak 928. Pintu-pintu ini dirancang untuk menjaga sirkulasi udara agar tetap sejuk. Kini, pintu-pintu tersebut menjadi salah satu spot foto favorit wisatawan.

2. Koleksi Perkeretaapian

Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi yang berhubungan dengan sejarah perkeretaapian, mulai dari:

Seragam masinis

Alat komunikasi kuno seperti telepon kayu dan telegraf

Lemari karcis Edmonson

Karcis kereta kuno dan mesin cetak tanggal karcis

Replika lokomotif uap DD52, miniatur lokomotif terbesar se-Indonesia

Setelah direnovasi, koleksi ini memberi gambaran lengkap tentang perjalanan kereta api di Indonesia sejak masa kolonial hingga modern.

3. Perpustakaan dan Dokumentasi

Di dekat pintu keluar, pengunjung dapat mengakses perpustakaan Lawang Sewu yang berisi buku-buku seputar kereta api. Selain itu, museum juga menampilkan foto dan video dokumentasi sejarah perkeretaapian serta proses pemugaran gedung Lawang Sewu.

4. Taman dan Area Santai

Lawang Sewu juga memiliki area taman yang rindang dan terawat. Wisatawan bisa duduk santai, menikmati suasana, sekaligus menyaksikan kesibukan lalu lintas di Jalan Pemuda, Semarang. Pohon-pohon besar menambah nuansa nyaman dan teduh bagi pengunjung.

5. Ruang Bawah Tanah yang Misterius

Salah satu bagian paling menarik sekaligus menyeramkan adalah ruang bawah tanah Lawang Sewu. Pada masa pendudukan Jepang, area ini digunakan sebagai penjara dan tempat penyiksaan tahanan. Kini, ruang bawah tanah ditutup untuk alasan keamanan, namun tetap menjadi bagian dari legenda dan cerita mistis Lawang Sewu.

Tips Mengunjungi Lawang Sewu

Untuk mendapatkan pengalaman terbaik saat berkunjung:

Gunakan alas kaki nyaman karena area museum cukup luas.

Siapkan kamera untuk mengabadikan arsitektur kolonial dan pintu-pintu ikonik.

Kunjungi taman untuk bersantai sejenak dan menikmati pemandangan kota.

Waspada saat menelusuri area bawah tanah, meski tidak dibuka untuk umum, tetap ada cerita mistis yang menarik bagi pengunjung.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index