Yoga

Mengenal Lebih Dalam Perbedaan Yoga dan Pilates untuk Kesehatan

Mengenal Lebih Dalam Perbedaan Yoga dan Pilates untuk Kesehatan
Mengenal Lebih Dalam Perbedaan Yoga dan Pilates untuk Kesehatan

JAKARTA - Bagi banyak orang, Yoga dan Pilates kerap dianggap sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi sejarah, teknik pernapasan, gerakan, hingga peralatan yang digunakan. Meski sama-sama termasuk olahraga low impact yang ramah untuk berbagai kalangan, Yoga dan Pilates berkembang dengan latar belakang serta tujuan yang berbeda.

Keduanya sering direkomendasikan bagi orang dengan kondisi tertentu, misalnya penderita skoliosis, lansia, hingga mereka yang sedang dalam masa pemulihan cedera. Baik Yoga maupun Pilates sama-sama menekankan pada pernapasan, fleksibilitas, kekuatan otot, serta kontrol tubuh. Namun, memahami perbedaan keduanya akan membantu seseorang menentukan pilihan latihan yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Sejarah Yoga dan Pilates

Yoga merupakan praktik kuno yang telah ada lebih dari 5.000 tahun lalu di India. Pada awalnya, Yoga bukan sekadar olahraga, melainkan bagian dari praktik spiritual. Dalam perjalanannya, Yoga berkembang menjadi aktivitas fisik yang menggabungkan pose tubuh (asanas) dengan teknik pernapasan (pranayama).

Sebaliknya, Pilates memiliki sejarah lebih modern. Diciptakan oleh Joseph Pilates pada awal 1900-an, metode ini lahir di tengah Perang Dunia I untuk membantu pemulihan kebugaran fisik para tentara. Sejak saat itu, Pilates terus berkembang hingga dikenal luas di berbagai belahan dunia sebagai latihan yang berfokus pada penguatan otot inti, postur, serta mobilitas tubuh.

Teknik Pernapasan yang Berbeda

Salah satu faktor yang membedakan Yoga dan Pilates adalah cara bernapas.

Dalam Yoga, teknik pernapasan berpusat pada area perut. Saat menarik napas, perut mengembang, kemudian perlahan mengempis saat mengeluarkan napas. Proses inhale dan exhale dilakukan melalui hidung. Cara ini memberikan efek menenangkan, merangsang saraf parasimpatetik, serta membantu tubuh mencapai relaksasi.

Berbeda dengan itu, Pilates menerapkan prinsip 3-dimensional breathing. Pernapasan diarahkan ke tiga sisi tulang rusuk, yaitu depan, samping, dan belakang. Pola ini membantu menjaga stabilitas otot inti (core) ketika bergerak. Pada Pilates, udara dihirup melalui hidung dan dihembuskan lewat mulut, yang sekaligus memperkuat core. Selain itu, teknik ini merangsang sistem limfatik untuk membantu detoksifikasi tubuh serta mendukung mobilitas sendi.

Dengan demikian, meskipun sama-sama menekankan pernapasan, Yoga lebih fokus pada relaksasi dan ketenangan batin, sedangkan Pilates menitikberatkan pada stabilitas inti serta fungsi tubuh yang lebih optimal.

Peralatan dalam Yoga dan Pilates

Baik Yoga maupun Pilates memerlukan matras sebagai peralatan dasar. Namun, perbedaan mencolok mulai terlihat pada alat bantu lainnya.

Dalam Yoga, sebagian besar gerakan dilakukan di atas matras dengan tambahan properti sederhana seperti yoga block, strap, bolster, atau bantal kecil untuk membantu pose tertentu. Sifatnya opsional, sehingga seseorang tetap bisa berlatih Yoga hanya dengan bermodalkan matras.

Di sisi lain, Pilates menggunakan lebih banyak variasi peralatan. Selain matras, ada perangkat besar seperti reformer, cadillac, dan chair untuk mendukung gerakan serta memperluas variasi latihan. Properti kecil juga cukup beragam, misalnya toning ball, stability ball, fitness circle, hoop, hingga stability barre. Kehadiran alat-alat ini memungkinkan Pilates disesuaikan dengan tujuan latihan yang lebih spesifik, baik untuk rehabilitasi maupun peningkatan performa fisik.

Gerakan dan Fokus Latihan

Selain perbedaan pernapasan dan peralatan, gerakan dalam Yoga dan Pilates juga tidak sama.

Pada Pilates, gerakan selalu dimulai dengan stabilisasi otot inti terlebih dahulu. Core menjadi pusat kendali sebelum bagian tubuh lain, seperti tangan atau kaki, mulai bergerak. Prinsip ini membuat setiap transisi gerakan menitikberatkan pada kontrol penuh dari otot inti.

Yoga memiliki pendekatan berbeda. Latihan difokuskan pada pencapaian pose tertentu. Setelah berhasil mencapai posisi itu, tubuh dipertahankan dalam beberapa saat sambil mengatur napas dan menjaga konsentrasi. Barulah setelah itu dilanjutkan ke pose berikutnya. Dengan demikian, Yoga lebih menekankan pada ketahanan tubuh, keseimbangan, serta kesadaran pikiran dalam mempertahankan pose.

Yoga dan Pilates memang terlihat mirip di permukaan, terutama karena keduanya sama-sama mengutamakan pernapasan, konsentrasi, dan fleksibilitas tubuh. Namun, jika ditelaah lebih dalam, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam sejarah, teknik, peralatan, serta fokus latihan.

Yoga lahir sebagai praktik spiritual yang kemudian berkembang menjadi aktivitas fisik dengan tujuan relaksasi dan keseimbangan antara tubuh serta pikiran. Sementara itu, Pilates lebih modern dan berorientasi pada kesehatan fisik, terutama penguatan otot inti dan peningkatan stabilitas tubuh.

Memahami perbedaan keduanya akan membantu seseorang menentukan latihan yang sesuai. Apabila tujuan utamanya adalah menemukan ketenangan batin dan fleksibilitas, Yoga bisa menjadi pilihan tepat. Sedangkan bagi mereka yang ingin meningkatkan kekuatan core, memperbaiki postur, serta memperkuat fungsi tubuh, Pilates dapat dijadikan opsi utama.

Pada akhirnya, baik Yoga maupun Pilates sama-sama memberikan manfaat positif jika dilakukan secara rutin. Kuncinya adalah menyesuaikan pilihan dengan kebutuhan tubuh serta tujuan kesehatan yang ingin dicapai.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index