JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengumumkan bahwa hampir 200 ribu warga Indonesia telah mendaftar untuk program cek kesehatan gratis. Program ini merupakan inisiatif penting dalam meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit tidak menular yang kini semakin mengancam populasi dewasa. Data menunjukkan bahwa pendaftar terbanyak berada dalam kelompok usia 40-59 tahun.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, hingga periode 10-22 Februari 2025, total pendaftar mencapai 199.910 orang, tersebar di 38 provinsi dan dilayani oleh 8.081 puskesmas. "Sudah ada hampir 200 ribu orang yang ikut cek kesehatan gratis," ungkap dr. Siti Nadia Tarmizi.
Kelompok usia 40-59 tahun mendominasi angka pendaftaran dengan 70.619 orang. Posisi kedua ditempati oleh kelompok usia 30-39 tahun dengan jumlah pendaftar mencapai 56.058 orang, sementara kelompok dewasa muda berusia 18-29 tahun menyumbang 36.705 pendaftar.
Sementara itu, lansia mencatat angka pendaftar terbanyak keempat dengan 22.328 orang. Kelompok balita pra sekolah tercatat sebanyak 9.883 anak dan bayi baru lahir 4.385 orang. Pentingnya program ini tidak hanya dirasakan di pusat-pusat kota, tetapi juga di daerah terpencil. "Ini menunjukkan di wilayah-wilayah yang terbatas aksesnya, juga kita sudah upayakan untuk memberikan cek kesehatan gratis," ujar dr. Siti Nadia.
Program cek kesehatan gratis ini turut menyasar beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang sering menyerang berbagai kelompok usia. Untuk bayi baru lahir, pemeriksaan meliputi deteksi dini terhadap kekurangan hormon tiroid dan adrenal bawaan, kelainan saluran empedu, hingga penyakit jantung bawaan kritis. Pada balita dan anak prasekolah, pemeriksaan fokus pada pertumbuhan dan perkembangan, serta deteksi tuberkulosis, gangguan pendengaran, mata, dan kesehatan gigi.
Pemeriksaan kesehatan bagi dewasa dan lansia meliputi status merokok, tingkat aktivitas fisik, status gizi, kesehatan gigi, hingga risiko penyakit jantung dan stroke. Pemeriksaan rutin untuk kanker payudara, leher rahim, paru, dan usus besar dilakukan untuk mereka yang berusia 30 tahun ke atas, sementara pemeriksaan khusus untuk risiko penyakit paru obstruktif kronis dan fungsi ginjal ditargetkan bagi usia 40 tahun ke atas.
Data pendaftar menunjukkan fokus program ini tersebar cukup merata di seluruh Indonesia, meskipun Jawa Tengah menyumbang 37,79 persen dari total pendaftar. Kemenkes juga menyoroti bahwa di Papua Tengah dan Papua Pegunungan, meski pendaftar masih relatif kecil (di bawah 100 peserta), ada peningkatan kesadaran dan partisipasi dari masyarakat setempat.
Optimisme Kemenkes terhadap kesadaran kesehatan masyarakat yang meningkat tercermin dari tingginya partisipasi warga. Program ini tidak hanya berperan dalam deteksi dini penyakit, tetapi juga menyediakan data penting bagi pemerintah untuk memformulasikan kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran, terutama bagi daerah-daerah dengan akses kesehatan terbatas.
Selain pemeriksaan bagi individu, program ini juga memberikan perhatian khusus pada calon pengantin dengan pemeriksaan anemia, sifilis, dan HIV. Bagi mereka yang berusia lanjut atau geriatri (usia 60 tahun ke atas), pemeriksaan kesehatan meliputi berbagai aspek penting, mengingat kelompok usia ini rentan terhadap berbagai penyakit kronis.
Diharapkan, program cek kesehatan gratis ini dapat terus berkembang dan menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau secara optimal. Dengan keberlanjutan program ini, pemerintah berharap dapat menurunkan angka kejadian penyakit tidak menular dan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia.
Program-program seperti ini merupakan langkah strategis dalam upaya mencapai Indonesia Sehat 2025, sebuah visi yang menempatkan kesehatan sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional. "Semoga partisipasi masyarakat semakin meningkat, dan kita bisa lebih cepat mendeteksi dan menangani penyakit," tutup Nadia. Dengan antusiasme yang terus bertumbuh, Indonesia bergerak menuju masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya perawatan kesehatan preventif.