JAKARTA - Dalam upaya menjaga stabilitas dan ketahanan pasar modal di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bersama dengan pelaku pasar, menunjukkan sinergi yang kuat. Keberhasilan tersebut tercermin dalam performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami kenaikan signifikan, mencapai hampir 4 persen pada Senin, 3 Maret 2025. Lonjakan ini membuktikan bahwa sinergi dan strategi yang diterapkan oleh OJK berhasil menghadapi tekanan sentimen eksternal yang membayangi pasar modal.
Kepala Eksekutif OJK Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi, menegaskan komitmen lembaganya dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia. "OJK hadir mengamati dan berperan aktif dalam menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan, dan berintegritas, khususnya bagi investor lokal, baik retail maupun institusional,” ujar Inarno dalam konferensi pers di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI). Pernyataan ini menggarisbawahi upaya OJK untuk menghadirkan lingkungan investasi yang kondusif dan protektif bagi para investor.
Dalam beberapa waktu terakhir, tekanan terhadap IHSG menjadi perhatian utama berbagai kalangan. Menghadapi situasi ini, OJK telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan pasar saham Indonesia. Kebijakan ini difokuskan pada tiga aspek utama, yaitu stabilitas pasar, peningkatan likuiditas, dan perlindungan investor. Inarno menambahkan bahwa setiap kebijakan yang dibuat tak lepas dari masukan para pemangku kepentingan yang secara bersama-sama merumuskan strategi tepat guna untuk menghadapi tantangan pasar.
Strategi-strategi ini menunjukkan hasil positif pada perdagangan kali ini. IHSG melambung hampir 4 persen atau tepatnya naik sebesar 3,97 persen, ditutup pada level 6.519,65. Indeks unggulan lainnya, LQ45, bahkan mencatatkan kenaikan 4,85 persen ke level 737,76. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau, menandakan optimisme pasar terhadap kebijakan yang diterapkan.
Selama sesi perdagangan tersebut, IHSG bergerak dalam rentang level tertinggi 6.570,95 dan level terendah 6.347,09. Lonjakan ini didukung oleh penguatan 454 saham, sementara 162 saham melemah dan 180 saham lainnya tidak bergerak. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.310.298 kali dengan volume perdagangan mencapai angka 21 miliar saham. Nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp 15,3 triliun. Di sisi lain, nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di kisaran 16.475.
Sektor-sektor saham juga menunjukkan performa yang menggembirakan. Meski sektor saham kesehatan sedikit susut 0,01 persen, sektor saham basic mencatatkan penguatan terbesar dengan lonjakan 4,12 persen. Sektor saham energi naik 2,46 persen, diikuti sektor industri yang bertambah 2,7 persen, dan sektor consumer nonsiklikal dengan kenaikan 2,92 persen. Kenaikan juga terjadi pada sektor saham properti yang menguat 2,62 persen, sektor saham teknologi yang bertambah 1,73 persen, sektor saham infrastruktur naik 3,35 persen, dan sektor saham transportasi yang meningkat 1,71 persen.
Di dalam bursa, beberapa saham berperan signifikan dalam mengangkat IHSG. Saham BBRI melonjak 9,23 persen ke posisi Rp 3.670 per saham, dengan total frekuensi perdagangan mencapai 115.807 kali dan nilai transaksi sebesar Rp 2,8 triliun. Saham CPIN juga menunjukkan peningkatan melejit 5,49 persen, dan saham BBYB meroket sebesar 6,94 persen.
Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan efektivitas pengawasan dan kebijakan OJK, tetapi juga menandai sinergi yang konstruktif antara institusi keuangan dan pelaku pasar. Dengan adanya apresiasi dari investor lokal dan institusi, IHSG diharapkan dapat terus menghadirkan kinerja yang positif dan stabil di tengah dinamika ekonomi global.
OJK dan pelaku pasar di Indonesia terus membuktikan bahwa dengan sinergi yang solid, ketahanan dan stabilitas pasar modal dapat terjaga. Ke depan, tantangan global tetap harus diwaspadai, namun langkah konkret yang telah diambil membangun optimisme bahwa pasar modal Indonesia dapat menghadapi berbagai dinamika yang ada. Melalui kerjasama ini, diharapkan ekosistem pasar modal Indonesia semakin matang dan menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor dalam negeri maupun asing.