Kapal

Kunjungan Kapal Pesiar ke Labuan Bajo Meningkat Pesat, 21 Kapal Bersandar di Awal 2025

Kunjungan Kapal Pesiar ke Labuan Bajo Meningkat Pesat, 21 Kapal Bersandar di Awal 2025
Kunjungan Kapal Pesiar ke Labuan Bajo Meningkat Pesat, 21 Kapal Bersandar di Awal 2025

JAKARTA - Industri pariwisata di kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan tren positif pada awal tahun 2025. Hingga pertengahan April 2025, tercatat sudah ada 21 kapal pesiar dari berbagai negara yang bersandar di perairan Taman Nasional Komodo.

Angka tersebut nyaris menyamai total kunjungan kapal pesiar sepanjang tahun 2024 yang hanya mencapai 30 kapal. Peningkatan ini menandakan semakin tingginya daya tarik Labuan Bajo sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia.

“Ya, ada peningkatan (jumlah kapal pesiar bersandar di Taman Nasional Komodo),” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian.

Kunjungan Rutin dan Volume Wisatawan Meningkat

Rinciannya, sepanjang Januari hingga pekan kedua April 2025, jumlah kapal pesiar yang bersandar terbagi atas lima kapal pada Januari, lima kapal pada Februari, empat kapal pada Maret, dan tujuh kapal selama dua pekan pertama April. Bahkan, menurut data imigrasi, beberapa kapal pesiar bersandar secara bersamaan di hari yang sama.

Setiap kapal pesiar yang datang membawa ribuan wisatawan mancanegara beserta kru kapal. Para wisatawan ini umumnya turun ke daratan untuk menjelajahi Pulau Komodo dan Pulau Rinca, dua lokasi utama yang terkenal karena habitat komodo dan keindahan alamnya.

“Pemeriksaan keimigrasian terhadap penumpang kapal pesiar di perairan Taman Nasional Komodo dilakukan langsung oleh petugas Imigrasi Labuan Bajo,” jelas Charles.

Ia juga memastikan bahwa proses pemeriksaan berlangsung aman dan tertib. “Semuanya berjalan baik, hasilnya tidak ditemukan adanya pelanggaran keimigrasian,” tambahnya.

Tantangan dan Peluang Baru

Tingginya angka kunjungan kapal pesiar juga membuka peluang ekonomi yang besar bagi masyarakat lokal, terutama pelaku industri pariwisata seperti pemandu wisata, pelaku UMKM, dan penyedia transportasi lokal.

Namun, di sisi lain, peningkatan ini mendorong pentingnya regulasi terhadap jumlah wisatawan guna menjaga kelestarian lingkungan, khususnya dalam kawasan konservasi Taman Nasional Komodo.

Pemerintah daerah pun mulai mempertimbangkan penerapan carrying capacity atau batas daya dukung wisatawan untuk kawasan bahari Labuan Bajo, agar kunjungan wisata tetap berkelanjutan tanpa merusak ekosistem.

Dengan meningkatnya popularitas Labuan Bajo sebagai tujuan kapal pesiar, diharapkan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, serta pengelola kawasan konservasi dapat memperkuat manajemen pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Jika tren ini terus meningkat, tidak menutup kemungkinan Labuan Bajo akan menjadi salah satu cruise tourism hub terpopuler di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index