Perbankan

Perbankan Syariah Gencarkan Bisnis Emas, Nilai Transaksi di BSI Tembus Rp14,3 Triliun

Perbankan Syariah Gencarkan Bisnis Emas, Nilai Transaksi di BSI Tembus Rp14,3 Triliun
Perbankan Syariah Gencarkan Bisnis Emas, Nilai Transaksi di BSI Tembus Rp14,3 Triliun

JAKARTA – Kinerja bisnis emas di sektor perbankan syariah Indonesia mengalami lonjakan signifikan sepanjang kuartal pertama 2025. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan tajam dalam portofolio bisnis emas, seiring dengan peningkatan harga emas global yang menjadikan logam mulia tersebut sebagai salah satu aset investasi paling diminati masyarakat.

Hingga akhir Maret 2025, total portofolio bisnis emas BSI tercatat mencapai Rp14,3 triliun, tumbuh 82% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Pertumbuhan tersebut terdiri dari dua portofolio utama, yakni produk gadai emas dan cicil emas, yang sama-sama menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Nilai portofolio gadai emas kami mencapai Rp7,37 triliun atau melonjak sebesar 168,64% secara year-on-year. Sementara itu, portofolio cicil emas tumbuh 35,65% menjadi Rp6,96 triliun,” kata Direktur Retail Banking BSI, Anton Sukarna.

Anton menjelaskan bahwa tren kenaikan harga emas mendorong nasabah untuk menjadikan emas sebagai pilihan investasi sekaligus sumber pembiayaan. “Permintaan terhadap layanan gadai dan cicil emas meningkat signifikan, mencerminkan besarnya minat masyarakat terhadap emas sebagai instrumen lindung nilai,” ujarnya.

Harga Emas Global Terus Menguat

Kenaikan bisnis emas di perbankan syariah juga tak lepas dari reli harga emas global yang berlangsung sejak awal tahun. Harga emas spot tercatat mengalami kenaikan sebesar 5,15% secara bulanan pada April 2025, dengan menyentuh angka US$3.319 per troy ounce. Ini merupakan salah satu rekor tertinggi dalam sejarah perdagangan emas.

Kondisi ini turut diperkuat oleh tingginya permintaan emas dari berbagai negara di tengah ketegangan geopolitik dan pelemahan mata uang global, yang membuat emas kembali menjadi safe haven utama bagi para investor.

“Perbankan syariah merespons momentum ini dengan memperkuat produk-produk berbasis emas. Kami melihat potensi pertumbuhan bisnis emas masih sangat besar dalam beberapa kuartal mendatang,” ujar Anton.

Pemerintah Dorong Penguatan Ekosistem Emas Nasional

Tak hanya dari sisi perbankan, dukungan pemerintah juga menjadi faktor penting dalam mempercepat ekspansi bisnis emas. Pada Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto meresmikan dua bank bullion pertama di Indonesia, yakni Pegadaian dan BSI.

Keduanya telah memperoleh lisensi untuk menjalankan berbagai layanan terkait emas, mulai dari deposito, pembiayaan, perdagangan emas fisik, hingga jasa kustodian. Kehadiran bank bullion diharapkan dapat memperkuat kemandirian industri emas nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap pasar internasional.

“Bank bullion ini dibentuk untuk mempertahankan cadangan emas dalam negeri, serta mendorong pengembangan sektor komoditas nasional secara berkelanjutan,” kata Presiden Prabowo saat acara peluncuran di Jakarta, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Komitmen BSI dalam Pengembangan Produk Emas

Sebagai salah satu pelopor bank bullion di Indonesia, BSI menyatakan siap terus memperluas akses masyarakat terhadap produk-produk emas yang sesuai dengan prinsip syariah. Pengembangan layanan akan difokuskan tidak hanya pada nasabah retail, tetapi juga segmen mikro dan UMKM.

“Kami melihat emas tidak hanya sebagai aset investasi, tetapi juga sebagai instrumen pembiayaan produktif yang bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Anton Sukarna. Ia menambahkan, BSI akan terus menghadirkan inovasi layanan emas dengan teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.

Sementara itu, sejumlah analis menilai bahwa prospek bisnis emas di sektor perbankan syariah masih akan terus tumbuh dalam jangka menengah hingga panjang. Kombinasi antara dukungan kebijakan, preferensi konsumen terhadap aset aman, serta penguatan nilai tukar rupiah akan menjadi katalis penting bagi ekspansi ini.

Arah Bisnis Syariah: Diversifikasi Produk Emas

Langkah strategis yang diambil oleh BSI dan perbankan syariah lainnya dinilai sebagai bentuk diversifikasi layanan keuangan berbasis aset nyata, yang semakin relevan di tengah ketidakstabilan global. Produk-produk seperti cicil emas dan gadai emas bukan hanya menjadi alternatif investasi, tapi juga menjadi sarana inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Dengan total aset yang terus tumbuh dan fokus pada inovasi produk, perbankan syariah optimistis dapat memperluas pangsa pasarnya secara nasional, termasuk dalam mengembangkan ekosistem investasi emas yang aman, transparan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index