BSI

BSI Tumbuh Solid, Kredit Konsumer Tembus Rp 156,71 Triliun di Kuartal I-2025

BSI Tumbuh Solid, Kredit Konsumer Tembus Rp 156,71 Triliun di Kuartal I-2025
BSI Tumbuh Solid, Kredit Konsumer Tembus Rp 156,71 Triliun di Kuartal I-2025

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan hasil yang menggembirakan di kuartal pertama tahun 2025, dengan pertumbuhan yang solid di sektor pembiayaan konsumer. Perusahaan melaporkan angka pembiayaan konsumer mencapai Rp 156,71 triliun, tumbuh 16,08% year-on-year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini menjadi bukti nyata dari kemampuan BSI dalam memenuhi kebutuhan finansial masyarakat Indonesia dengan berbagai solusi pembiayaan yang inovatif dan berbasis syariah.

Bob Tyasika Ananta, Plt. Direktur Utama BSI, menyatakan bahwa pertumbuhan positif ini bukan tanpa strategi yang matang. "Untuk menjaga dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, BSI terus berinovasi dalam pengembangan produk serta layanan. Kami melakukan bundling produk konsumer yang memungkinkan nasabah mengakses berbagai jenis pembiayaan sekaligus, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan finansial mereka," jelas Bob dalam keterangan resminya kepada Kontan.co.id.

Rincian Pembiayaan Konsumer BSI yang Menggembirakan

BSI mengelompokkan pembiayaan konsumer yang mereka tawarkan ke dalam beberapa kategori utama yang menyumbang pada pencapaian tersebut. Adapun kategori pembiayaan tersebut antara lain:

Pembiayaan Mitraguna (Payroll-based): Rp 61,56 triliun

Pembiayaan Griya (KPR): Rp 58,03 triliun

Pembiayaan Pensiun: Rp 16,21 triliun

Pembiayaan Kendaraan Bermotor (Oto): Rp 5,7 triliun

Dari kategori-kategori ini, pembiayaan payroll menjadi kontributor terbesar, dan strategi BSI dalam mengoptimalkan produk ini terbukti sangat efektif. Pembiayaan payroll, yang berbasis pada sistem penggajian, memiliki karakteristik risiko yang lebih rendah dan memberikan prospek pertumbuhan yang stabil. Hal inilah yang menjadi pendorong utama dalam peningkatan pembiayaan konsumer BSI.

Pertumbuhan Pembiayaan BSI Secara Keseluruhan

Tidak hanya di sektor konsumer, BSI juga menunjukkan pertumbuhan signifikan di keseluruhan pembiayaan yang disalurkan. Total pembiayaan yang disalurkan pada kuartal pertama 2025 mencapai Rp 286,59 triliun, naik 16,21% YoY dari posisi Rp 263,89 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini memperlihatkan bahwa BSI berhasil mempertahankan pertumbuhan yang konsisten di berbagai lini pembiayaan.

Pembiayaan konsumer masih menjadi kontributor utama dengan nilai mencapai Rp 156,71 triliun. Namun, sektor lain seperti segmen wholesale dan ritel juga mengalami perkembangan yang signifikan, masing-masing tercatat tumbuh 17,28% YoY dengan nilai Rp 80,62 triliun untuk wholesale, dan 14,91% YoY dengan nilai Rp 49,87 triliun untuk ritel.

Peningkatan Kualitas Aset yang Menjaga Keberlanjutan

Pencapaian BSI tidak hanya terbatas pada angka pembiayaan. Bank ini juga berhasil memperbaiki kualitas asetnya, yang tercermin dari rasio Non-Performing Financing (NPF) gross yang mengalami perbaikan. NPF BSI tercatat menurun menjadi 1,88% pada kuartal I-2025, dibandingkan dengan 2,01% pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan NPF ini menjadi indikator penting bagi investor dan pemangku kepentingan bahwa BSI terus menjaga kualitas pembiayaan yang sehat dan stabil.

Bob Tyasika Ananta menegaskan bahwa menjaga kualitas aset tetap menjadi prioritas utama bagi BSI. "Kami akan tetap fokus pada pengelolaan pembiayaan yang sehat, dan berusaha memberikan penawaran harga yang kompetitif, agar dapat tumbuh secara berkelanjutan. Kami juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan agar nasabah merasa puas," ungkapnya.

Strategi Ke Depan: Fokus pada Inovasi dan Diversifikasi Produk

Untuk ke depan, BSI berencana terus memperkuat dan mengembangkan lini bisnis konsumer melalui inovasi layanan dan bundling produk yang lebih luas. "Kami akan terus meluncurkan produk-produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Salah satu strategi utama adalah penguatan di sektor payroll yang memiliki potensi besar dalam segi pertumbuhan, dengan risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan produk pembiayaan lainnya," jelas Bob.

BSI juga akan berfokus pada perluasan jaringan distribusi serta peningkatan kualitas layanan agar dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat, khususnya di daerah yang belum terjangkau layanan perbankan syariah secara maksimal. Dengan terus melakukan inovasi dan memperluas jangkauan layanannya, BSI berharap dapat tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan mereka.

Dalam rangka menjaga kestabilan dan mendorong pertumbuhan yang lebih baik, BSI juga berkomitmen untuk terus memperkuat operasional dan kapasitas timnya melalui pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang handal, guna menghadapi tantangan masa depan di industri perbankan syariah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index