JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan sebagian besar wilayah di Provinsi Jawa Timur akan mengalami kondisi cuaca bervariasi pada Kamis, 8 Mei 2025. Cuaca yang diprediksi meliputi kabut, cerah berawan, dan potensi hujan ringan, baik di wilayah daratan maupun perairan sekitar Jawa Timur.
Prakiraan ini disampaikan oleh BMKG Juanda dan BMKG Tanjung Perak, yang memberikan informasi cuaca terkini sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana dan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi alam di wilayah masing-masing.
Menurut informasi yang diterima dari BMKG Juanda, pada Kamis pagi, cuaca di sejumlah daerah di Jawa Timur diprakirakan cerah berawan dan berkabut. Kondisi ini berlanjut pada siang hingga sore hari dengan tambahan potensi hujan ringan di beberapa wilayah. Sementara itu, menjelang malam hingga dini hari, cuaca diperkirakan tetap bervariasi antara berawan, berkabut, dan kemungkinan hujan ringan.
“Suhu udara diprediksi berkisar antara 15 hingga 32 derajat Celsius, dengan tingkat kelembapan yang cukup tinggi, yakni antara 60 sampai 100 persen,” kata prakirawan cuaca BMKG Juanda.
Lebih lanjut, angin dominan di wilayah Jawa Timur bertiup dari arah timur laut ke arah timur dengan kecepatan rata-rata antara 5 hingga 23 kilometer per jam. Kecepatan angin ini diperkirakan tidak membahayakan aktivitas warga, namun tetap perlu diwaspadai terutama bagi para pengguna kendaraan roda dua dan mereka yang tinggal di wilayah terbuka.
Selain prakiraan cuaca di daratan, BMKG juga memberikan pembaruan terkait kondisi cuaca di wilayah perairan Jawa Timur, melalui laporan yang dirilis oleh Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya.
BMKG Tanjung Perak melaporkan bahwa kondisi laut di wilayah perairan Jawa Timur secara umum didominasi oleh awan tebal dan berpotensi terjadi hujan ringan. Wilayah Laut Jawa bagian timur mengalami arah angin dominan dari timur dengan kecepatan maksimum mencapai 23 knot atau sekitar 43 kilometer per jam. Gelombang laut di kawasan ini diperkirakan berada pada kisaran 0,0 hingga 0,9 meter, tergolong tenang untuk aktivitas pelayaran ringan.
Sementara itu, untuk wilayah perairan Selat Madura, arah angin masih berasal dari timur dengan kecepatan maksimum 18 knot atau sekitar 33 kilometer per jam. Ketinggian gelombang laut di kawasan ini diperkirakan antara 0,5 hingga 1,4 meter.
Kondisi yang lebih ekstrem diprakirakan terjadi di wilayah Perairan Selatan Jawa Timur. BMKG mencatat bahwa angin bertiup dari arah timur laut dengan kecepatan maksimum mencapai 30 knot atau sekitar 56 kilometer per jam. Gelombang laut di wilayah ini diprediksi mencapai ketinggian antara 1,3 hingga 3,3 meter.
“Wilayah Perairan Selatan Jawa Timur memiliki potensi gelombang tinggi, sehingga kami mengimbau nelayan dan operator kapal untuk mewaspadai kondisi tersebut. Keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas,” tegas seorang analis cuaca dari BMKG Tanjung Perak.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama mereka yang beraktivitas di luar ruangan dan wilayah pesisir, agar selalu memperhatikan informasi cuaca terkini. Potensi kabut di pagi hari dapat mengurangi jarak pandang dan membahayakan pengendara, sementara hujan ringan yang turun tidak menutup kemungkinan disertai angin kencang lokal di beberapa wilayah.
Kondisi cuaca yang berubah-ubah juga dapat berdampak pada aktivitas pertanian dan kelautan. Oleh sebab itu, BMKG menyarankan agar para petani dan nelayan memanfaatkan informasi cuaca harian sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan aktivitas mereka.
“Masyarakat diharapkan terus memantau informasi resmi dari BMKG yang dapat diakses melalui aplikasi infoBMKG atau kanal komunikasi resmi kami. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih siap dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem,” tambah pihak BMKG Juanda.
BMKG juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menyampaikan peringatan dini jika ditemukan indikasi terjadinya cuaca ekstrem, baik berupa hujan lebat, angin kencang, maupun gelombang tinggi yang dapat membahayakan keselamatan publik.
Cuaca dinamis yang terjadi di wilayah Jawa Timur pada musim pancaroba seperti saat ini memang menjadi tantangan tersendiri, sehingga informasi dan kesiapsiagaan menjadi kunci penting dalam mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi.
Dengan meningkatnya intensitas informasi cuaca dari BMKG, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah preventif sejak dini, termasuk dalam mengatur kegiatan sehari-hari maupun sektor usaha yang sangat bergantung pada kondisi cuaca dan laut.