JAKARTA - Pemerintah pusat mendorong percepatan penyelesaian pembangunan Bendungan Mbay yang berlokasi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diproyeksikan memberi dampak besar bagi pertanian, ketersediaan air bersih, hingga pengendalian banjir di wilayah setempat.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek, secara langsung menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur ini. Menurutnya, kehadiran bendungan tidak hanya sekadar membangun konstruksi fisik, melainkan harus segera memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Percepatan penyelesaian Bendungan Mbay sangat penting agar manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat. Bukan hanya mendukung pertanian produktif dan penyediaan air bersih, tapi juga sebagai upaya pengurangan risiko banjir,” ujar Wapres Gibran.
Lebih jauh, Wapres Gibran menyebutkan bahwa keberadaan bendungan ini harus dimaksimalkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Tidak hanya untuk mendukung sektor primer seperti pertanian, tetapi juga membuka peluang di sektor lain, seperti energi terbarukan dan pariwisata.
“Bendungan ini bisa menjadi pemicu berkembangnya sektor pariwisata lokal. Potensi kawasan di sekitar Nagekeo sangat besar bila dikembangkan secara terpadu,” tambah Gibran.
Waskita Komitmen Tuntaskan Proyek Sesuai Target
Menanggapi arahan Wakil Presiden, PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor utama menyatakan kesiapannya untuk menuntaskan pembangunan Bendungan Mbay tepat waktu dan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Operasi II Waskita Karya, Dhetik Ariyanto.
“Bendungan Mbay nantinya mampu menyuplai air irigasi ke lahan seluas 6.240 hektare. Maka diharapkan produksi pertanian di wilayah Kabupaten Nagekeo, khususnya di Desa Rendubutowe bisa meningkat,” terang Dhetik dalam keterangan tertulis, Kamis (8/5).
Ia menjelaskan, proyek yang dibangun di atas lahan dengan luas genangan sebesar 587,61 hektare ini akan memberi kontribusi penting terhadap pencapaian swasembada pangan nasional. Di sisi lain, bendungan juga mendukung agenda ketahanan energi nasional melalui potensi pemanfaatan tenaga surya.
“Dari sisi ketahanan energi dan air, bendungan ini mendukung potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 117,5 MegaWatt, serta dapat menyediakan layanan air baku sebesar 205 liter per detik,” lanjutnya.
Menurut Dhetik, kapasitas tampung normal bendungan mencapai 52,89 juta meter kubik. Salah satu keunggulan proyek ini adalah desainnya yang memperhatikan prinsip keberlanjutan dan perlindungan lingkungan hidup.
“Bendungan ini dirancang untuk mereduksi potensi banjir di wilayah hilir dengan cakupan area hingga 3.200 hektare. Ini tentunya sangat penting dalam menjaga stabilitas ekosistem serta keselamatan masyarakat,” jelasnya.
Beri Efek Berganda untuk Ekonomi Daerah
Tidak hanya fokus pada aspek teknis, pembangunan Bendungan Mbay juga diharapkan memberikan efek berganda atau multiplier effect bagi ekonomi masyarakat di sekitarnya. Waskita meyakini, keberadaan proyek besar seperti ini dapat menggerakkan sektor-sektor pendukung lain seperti jasa konstruksi lokal, UMKM, hingga pariwisata.
“Waskita meyakini proyek ini akan memberikan multiplier effects ke masyarakat sekitar. Kami berharap pembangunan ini berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Nagekeo dan sekitarnya,” ucap Dhetik.
Lebih lanjut, bendungan ini juga dirancang sebagai salah satu destinasi wisata baru di Pulau Flores. Dengan lanskap yang mendukung, kawasan sekitar bendungan memiliki potensi dikembangkan menjadi lokasi ekowisata yang menarik.
“Sebagai BUMN Konstruksi yang telah berpengalaman lebih dari 64 tahun membangun infrastruktur, kami bangga dapat terus mendukung program pemerintah. Ke depannya, Waskita akan terus membangun berbagai infrastruktur guna mendorong pembangunan serta pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Dukungan Terus Diperkuat Pemerintah Pusat
Sebagai Proyek Strategis Nasional, Bendungan Mbay termasuk dalam daftar infrastruktur prioritas yang dicanangkan pemerintah. Melalui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaksana proyek, diharapkan pembangunan dapat selesai tepat waktu dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat.
Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming ke lokasi proyek menunjukkan tingginya perhatian pemerintah terhadap pemerataan pembangunan di wilayah timur Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur. Dengan beroperasinya Bendungan Mbay nantinya, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kawasan Flores dapat meningkat signifikan.