JAKARTA - Banyak orang berusia 50 tahun ke atas sering mengabaikan rasa tidak enak badan hanya karena suhu tubuh terlihat normal. Padahal, tidak munculnya demam bukan jaminan bahwa tubuh terbebas dari infeksi yang mengancam kesehatan.
Seiring bertambahnya usia, sistem imun mengalami penurunan fungsi secara bertahap. Proses ini dikenal sebagai immunosenescence yang membuat tubuh tidak lagi menunjukkan sinyal infeksi seperti demam atau menggigil.
Kondisi tersebut sering membuat infeksi berkembang tanpa disadari hingga menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Gejala infeksi pun cenderung muncul dalam bentuk yang tidak biasa dan lebih sulit dikenali.
Seorang spesialis penyakit menular dari John Hopkins Medicine, Morgan Katz, mengatakan bahwa infeksi pada lansia sering hadir dengan cara yang berbeda. Ia menuturkan bahwa beberapa virus pernapasan dapat menunjukkan gejala yang tidak khas pada kelompok usia lanjut.
Oleh sebab itu, memerhatikan perubahan perilaku, pola makan, dan kebiasaan harian menjadi langkah yang sangat penting. Perubahan kecil dapat menjadi sinyal awal adanya infeksi yang perlu diperhatikan secara serius.
Mengapa Infeksi pada Usia 50 Tahun Ke Atas Lebih Sulit Dikenali
Pada usia lebih tua, tubuh tidak lagi menangani infeksi dengan cara yang sama seperti saat muda. Sistem kekebalan yang melemah membuat tubuh bereaksi lebih lambat atau tidak menunjukkan gejala umum seperti biasanya.
Demam yang seharusnya menjadi sinyal utama infeksi bahkan bisa tidak muncul sama sekali. Hal ini menyebabkan banyak orang terlambat menyadari bahwa tubuh mereka sebenarnya sedang melawan patogen.
Menurut para dokter, perubahan apa pun dalam nafsu makan dan perilaku seseorang yang sudah berusia di atas 50 tahun wajib diperhatikan. Perubahan ini sering kali menjadi tanda awal kondisi infeksi yang berkembang dalam tubuh.
Ahli geriatri dari New York University Langone, Nina Blachman, menjelaskan bahwa gejala infeksi sering muncul dalam perubahan mendadak. Ia mencontohkan bahwa kondisi seseorang bisa berubah drastis hanya dalam waktu beberapa jam.
Pemantauan kondisi dasar seseorang juga sangat diperlukan karena infeksi dapat memperburuk penyakit yang sudah ada. Misalnya, diabetes dan masalah jantung dapat semakin parah jika tubuh sedang melawan infeksi baru.
Dengan memahami perilaku gejala infeksi yang tidak umum, seseorang dapat melakukan deteksi dini sebelum kondisi berlanjut menjadi lebih berat. Deteksi dini ini sangat membantu mencegah komplikasi serius yang sering mengancam kelompok usia lanjut.
Setidaknya ada beberapa gejala infeksi yang perlu diperhatikan oleh orang berusia 50 tahun ke atas. Masing-masing gejala memiliki ciri khas yang perlu dicermati untuk mendukung penanganan yang tepat.
Gejala Infeksi yang Sering Muncul pada Usia 50 Tahun Ke Atas
1. Nafsu makan menurun
Perubahan pola makan yang tidak biasa dapat menjadi tanda infeksi yang berkembang. Pada usia lanjut, tubuh sering menunjukkan sinyal infeksi melalui hilangnya selera makan.
Kondisi ini dapat terlihat ketika seseorang menolak makan pagi meskipun biasanya tidak pernah melewatkan sarapan. Situasi tersebut dapat menjadi sinyal awal infeksi pernapasan atau kondisi medis lainnya.
Sebuah studi menunjukkan bahwa mereka yang berusia di atas 75 tahun lebih sering kehilangan selera makan saat mengalami infeksi seperti Covid-19. Deteksi cepat gejala ini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.
2. Kelelahan Mendadak
Kelelahan merupakan gejala umum berbagai kondisi medis termasuk infeksi. Namun, pada kelompok usia lebih tua, kelelahan yang muncul cenderung lebih ekstrem dan terjadi secara tiba-tiba.
Jika seseorang yang biasanya aktif terlihat lesu atau kehilangan energi dalam waktu singkat, kondisi tersebut perlu dicurigai. Perubahan drastis dalam tingkat aktivitas dapat menjadi indikator awal infeksi yang sedang berkembang.
Kelelahan ini bukan sekadar rasa lelah biasa yang hilang setelah istirahat singkat. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat bertahan dan mengganggu aktivitas harian.
3. Kebingungan mendadak
Kebingungan menjadi salah satu tanda infeksi yang paling sering terlewatkan pada lansia. Gejala ini muncul akibat perubahan fungsi otak yang dipicu oleh infeksi atau dehidrasi.
Sebuah studi kecil dalam Clinical Nursing Research menemukan bahwa infeksi dan dehidrasi menjadi penyebab utama kebingungan jangka pendek pada penghuni panti jompo. Hal ini membuat kebingungan menjadi sinyal yang perlu diwaspadai.
Delirium, yakni jenis kebingungan yang lebih parah, juga dapat menjadi manifestasi infeksi. Kondisi ini biasanya menunjukkan bahwa infeksi sudah cukup serius dan memerlukan perhatian medis.
Direktur Divisi Geriatri Emory University School of Medicine, Camille Vaughan, mengatakan bahwa delirium sering menjadi pertanda infeksi berat. Ia menjelaskan bahwa mekanisme pasti yang memicu perubahan fungsi otak ini masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli.
Dalam studi lain yang melibatkan 22 pasien dan enam caregiver, peneliti menemukan adanya spektrum kebingungan akibat infeksi. Beberapa pasien menggambarkan pengalaman sakit mereka sebagai fase kabur dan sulit fokus.
Beberapa lainnya merasa seperti kehilangan kendali atas pikiran mereka selama masa infeksi. Situasi ini menunjukkan bahwa kebingungan bukan sekadar gejala ringan tetapi tanda penting kondisi medis serius.
4. Mudah jatuh
Risiko jatuh meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi infeksi juga dapat memperburuk kondisi tersebut. Ketika tubuh menjadi lemah akibat infeksi, kontrol keseimbangan bisa terganggu.
Hal ini membuat seseorang lebih rentan terjatuh bahkan saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan di rumah. Kejadian jatuh tidak selalu disebabkan oleh rabun penglihatan atau efek obat-obatan.
Meskipun demikian, para dokter mengingatkan bahwa tidak semua kejadian jatuh langsung menjadi indikasi infeksi. Yang perlu diperhatikan adalah kondisi tubuh setelah kejadian hingga satu atau dua hari berikutnya.
Jika muncul perubahan fisik atau perilaku setelah seseorang jatuh, pemeriksaan lebih lanjut sangat dianjurkan. Deteksi sejak awal dapat mencegah kondisi menjadi lebih parah.
5. Demam ringan yang sulit dikenali
Pada usia yang lebih muda, demam biasanya muncul dengan jelas. Namun, pada usia 50 tahun ke atas, peningkatan suhu tubuh cenderung kecil sehingga terlihat seperti tidak demam.
Kondisi ini membuat infeksi sering tidak terdeteksi karena gejala utamanya tidak muncul secara signifikan. Pemantauan suhu tubuh yang rutin menjadi langkah sederhana yang sangat membantu.
Para dokter menyarankan untuk memeriksa suhu tubuh secara berkala ketika merasa tidak enak badan. Kenaikan sekitar 0,2 derajat Celcius di atas suhu normal sudah bisa dianggap sebagai demam ringan.
Demam ringan ini sering menjadi tanda awal infeksi yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Meski terlihat sepele, gejala ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius jika diabaikan.