Kenali Penyebab Kelelahan

Tubuh Terasa Lemas Sepanjang Hari, Kenali Penyebab Kelelahan yang Sering Diabaikan

Tubuh Terasa Lemas Sepanjang Hari, Kenali Penyebab Kelelahan yang Sering Diabaikan
Tubuh Terasa Lemas Sepanjang Hari, Kenali Penyebab Kelelahan yang Sering Diabaikan

JAKARTA - Banyak orang menjalani hari dengan aktivitas fisik dan mental yang padat tanpa menyadari batas kemampuan tubuhnya. Rasa lelah kemudian dianggap wajar dan sering diabaikan begitu saja.

Padahal, ada kondisi tertentu ketika rasa lelah muncul hampir setiap hari bahkan sejak bangun tidur. Tubuh terasa mengantuk terus-menerus, sulit fokus, lesu, dan energi seolah cepat habis tanpa alasan jelas.

Situasi seperti ini kerap dianggap sebagai hal sepele yang akan membaik dengan sendirinya. Banyak orang memilih bertahan sambil berharap kondisi tubuh kembali normal keesokan hari.

Faktanya, kelelahan yang terjadi secara terus-menerus bisa menjadi tanda adanya gangguan pada tubuh. Gangguan tersebut dapat berasal dari gaya hidup, kesehatan mental, hingga kondisi medis tertentu.

Melansir dari Sleep Foundation, kelelahan atau fatigue tidak selalu sama dengan rasa kantuk. Fatigue dapat membuat seseorang merasa lemah, tidak berenergi, dan kehilangan motivasi meskipun sudah tidur cukup.

Sementara itu, Cleveland Clinic menjelaskan bahwa fatigue merupakan keluhan umum yang bisa muncul sebagai gejala dari berbagai kondisi kesehatan. Kondisi tersebut bisa bersifat ringan hingga serius dan membutuhkan perhatian khusus.

Oleh karena itu, mengenali penyebab tubuh yang mudah lelah menjadi langkah penting. Dengan memahami gejalanya sejak dini, risiko dampak yang lebih serius dapat dicegah.

Perbedaan Lelah Biasa dan Kelelahan Berkepanjangan

Rasa lelah akibat aktivitas berat atau kurang tidur biasanya akan membaik setelah tubuh beristirahat. Kondisi ini berbeda dengan kelelahan yang muncul tanpa sebab jelas dan berlangsung lama.

Kelelahan akibat gangguan kesehatan cenderung menetap lebih lama. Bahkan, rasa lelah tersebut dapat tetap terasa meskipun seseorang sudah beristirahat cukup.

Fatigue tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada kondisi mental. Penderitanya bisa merasa kehilangan semangat, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi.

Jika kondisi ini terus berlanjut, kualitas hidup dapat menurun secara perlahan. Aktivitas sehari-hari pun terasa semakin berat untuk dijalani.

Gangguan Tidur sebagai Pemicu Utama

Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk menjadi salah satu penyebab utama tubuh cepat lelah. Tidur yang tidak optimal membuat tubuh gagal melakukan proses pemulihan secara maksimal.

Beberapa gangguan tidur diketahui memengaruhi jumlah dan kualitas tidur seseorang. Di antaranya adalah sleep apnea, restless legs syndrome, dan gangguan ritme tidur.

Insomnia menjadi gangguan tidur yang paling sering terjadi. Kondisi ini membuat seseorang sulit tidur atau sering terbangun di malam hari.

Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Rasa lelah dan kantuk pun mudah muncul di siang hari.

Sebaliknya, terdapat kondisi hipersomnia yang menyebabkan kantuk berlebihan. Penderitanya tetap merasa mengantuk meskipun durasi tidurnya sudah mencukupi.

Hipersomnia dapat mengganggu aktivitas harian. Dalam beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui secara pasti dan disebut hipersomnia idiopatik.

Stres dan Kelelahan Mental yang Berkepanjangan

Tekanan pekerjaan, masalah keluarga, dan tanggung jawab hidup dapat memicu stres berkepanjangan. Stres ini berdampak langsung pada kualitas tidur dan kondisi tubuh.

Stres membuat seseorang sulit tidur nyenyak. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan pemulihan yang optimal saat malam hari.

Pada kondisi stres jangka pendek, kelelahan biasanya akan membaik setelah pemicu stres berkurang. Tubuh dan pikiran perlahan kembali seimbang.

Namun, stres yang berlangsung lama dapat menimbulkan kelelahan kronis. Dalam kondisi ini, pendampingan profesional sering kali dibutuhkan.

Siloam Hospitals menyebutkan bahwa stres, depresi, dan gangguan cemas sering ditandai dengan badan cepat lelah. Gejala lain yang menyertai adalah mudah mengantuk dan penurunan nafsu makan.

Gangguan mental juga dapat memengaruhi motivasi dan emosi seseorang. Pada kondisi berat, bahkan dapat memicu pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Peran Gaya Hidup terhadap Energi Tubuh

Gaya hidup sehari-hari memiliki pengaruh besar terhadap tingkat energi tubuh. Kebiasaan tertentu dapat memicu kelelahan yang berlangsung lama.

Pola makan yang buruk dan asupan nutrisi yang tidak seimbang membuat tubuh bekerja lebih keras. Akibatnya, energi cepat terkuras meskipun aktivitas tidak terlalu berat.

Konsumsi alkohol berlebihan dan penggunaan obat-obatan terlarang juga memperburuk kondisi tubuh. Kebiasaan ini mengganggu sistem metabolisme dan kualitas tidur.

Kurangnya aktivitas fisik atau sedentary lifestyle menjadi penyebab umum tubuh terasa lesu. Tubuh yang jarang bergerak cenderung kehilangan stamina.

Obesitas atau kelebihan berat badan juga membuat tubuh cepat lelah. Kondisi ini meningkatkan beban kerja organ-organ vital.

Konsumsi kafein berlebihan sering dianggap solusi instan untuk lelah. Padahal, kebiasaan ini justru dapat mengganggu pola tidur.

Selain itu, dehidrasi sering kali tidak disadari. Kekurangan cairan membuat tubuh sulit menjalankan fungsinya secara optimal.

Kondisi Medis yang Perlu Diwaspadai

Beberapa infeksi dapat menyebabkan tubuh terasa sangat lemas. Contohnya adalah mononukleosis, influenza, pneumonia, COVID-19, HIV, dan penyakit Lyme.

Gangguan pada jantung dan paru-paru juga sering memicu kelelahan. Penyakit jantung, gagal jantung, COPD, dan emfisema menghambat suplai oksigen ke tubuh.

Penyakit autoimun seperti lupus, multiple sclerosis, dan rheumatoid arthritis kerap disertai rasa lelah berkepanjangan. Sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri sehingga menguras energi.

Diabetes tipe 1 juga termasuk kondisi yang dapat memicu kelelahan. Gangguan pengaturan gula darah memengaruhi energi tubuh secara signifikan.

Masalah hormon, khususnya gangguan tiroid seperti hipotiroidisme, menjadi penyebab umum badan cepat lelah. Hormon tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh.

Anemia disebut sebagai salah satu penyebab paling sering dari badan cepat lelah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin.

Akibat anemia, distribusi oksigen ke jaringan tubuh tidak optimal. Penderitanya mudah mengantuk, pusing, dan merasa dingin.

Penyakit kronis lain seperti penyakit ginjal, kanker, fibromyalgia, dan chronic fatigue syndrome juga dapat menyebabkan kelelahan berat. Kondisi ini biasanya berlangsung lama dan membutuhkan penanganan khusus.

Kekurangan nutrisi seperti vitamin B12, vitamin D, dan zat besi juga berperan besar. Selain itu, dehidrasi yang berkepanjangan turut memperparah rasa lelah.

Kapan Harus Waspada dan Mencari Bantuan

Rasa lelah yang muncul sesekali masih tergolong wajar. Namun, kondisi ini perlu diwaspadai jika berlangsung lama tanpa sebab jelas.

Segera konsultasikan ke dokter jika kelelahan disertai nyeri dada atau sesak napas. Penurunan berat badan drastis juga menjadi tanda yang tidak boleh diabaikan.

Gangguan konsentrasi dan pusing yang terus berulang perlu mendapat perhatian khusus. Pemeriksaan medis membantu mengetahui penyebab pastinya.

Sering merasa cepat lelah dan mudah mengantuk memang kerap dianggap sepele. Padahal, kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa tubuh atau pikiran sedang tidak baik-baik saja.

Mulai dari kurang tidur, stres berkepanjangan, hingga gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi pemicunya. Kondisi medis tertentu juga berkontribusi terhadap rasa lelah yang terus berulang.

Langkah pencegahan sebenarnya bisa dilakukan sejak dini. Memperbaiki pola tidur dan mengelola stres menjadi awal yang baik.

Menjaga asupan nutrisi dan mencukupi kebutuhan cairan juga sangat penting. Aktivitas fisik ringan secara rutin membantu meningkatkan energi tubuh.

Jika kelelahan tidak kunjung membaik meski sudah beristirahat cukup, jangan ragu mencari bantuan medis. Tindakan tepat dapat mencegah dampak yang lebih serius.

Mendengarkan sinyal tubuh adalah bentuk kepedulian terhadap diri sendiri. Dengan mengenali penyebabnya sejak dini, kualitas hidup yang lebih baik dapat tercapai.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index