JAKARTA - Indonesia tengah berada di persimpangan penting dalam upaya transformasi energi nasional. Meski ketergantungan pada batu bara masih dominan, pemerintah menargetkan pangsa Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 70% pada tahun 2030. Perjalanan ini dipenuhi berbagai tantangan, mulai dari kebutuhan investasi besar hingga keterbatasan infrastruktur, yang harus dihadapi dengan strategi matang dan kolaborasi berbagai pihak.
Dominasi Batu Bara dan Tantangan Transisi Energi
Hingga kini, pembangkit listrik berbasis batu bara masih menjadi tulang punggung pasokan energi Indonesia. Data dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030 menunjukkan bahwa pada 2021, sekitar 67% kapasitas pembangkit listrik nasional menggunakan batu bara, sementara energi terbarukan baru mengisi sekitar 15%. Meskipun ada rencana peningkatan kapasitas pembangkit EBT, proses transisi dari energi fosil memerlukan waktu yang tidak singkat serta investasi besar guna membangun infrastruktur dan teknologi baru.
Untuk mencapai target 70% EBT pada 2030, pemerintah telah menetapkan rencana ambisius, antara lain penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga terbarukan sebesar 71 gigawatt, dimana sekitar 70% berasal dari EBT. Pemerintah juga merencanakan penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 38 megawatt hingga tahun 2035. Namun, pencapaian ini harus diiringi dengan upaya memperbaiki jaringan transmisi dan distribusi listrik agar listrik dari sumber terbarukan dapat sampai ke konsumen secara optimal.
Peran Bersama dalam Mewujudkan Target Energi Terbarukan
Selain peran aktif pemerintah, keterlibatan masyarakat dan sektor swasta menjadi faktor penentu keberhasilan target energi terbarukan. Masyarakat dapat mendukung lewat program-program hemat energi, pemasangan panel surya di rumah, dan adopsi kendaraan listrik. Sektor swasta juga diharapkan berperan melalui investasi serta pengembangan teknologi energi terbarukan yang lebih efisien dan inovatif.
Dukungan kebijakan yang konsisten dan program insentif juga penting agar transisi energi dapat berjalan lancar dan berkelanjutan. Dengan komitmen kuat dari seluruh pemangku kepentingan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan masa depan energi yang ramah lingkungan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.