Batu Bara

Harga Batu Bara Acuan Juni 2025 Turun ke US Dolar 100,97 per Ton: Dampak dan Prospek Pasar Global

Harga Batu Bara Acuan Juni 2025 Turun ke US Dolar 100,97 per Ton: Dampak dan Prospek Pasar Global
Harga Batu Bara Acuan Juni 2025 Turun ke US Dolar 100,97 per Ton: Dampak dan Prospek Pasar Global

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk bulan Juni 2025 sebesar USD100,97 per ton. Angka ini mencatatkan penurunan sebesar USD9,41 atau sekitar 8,53 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level USD110,38 per ton.

Penetapan HBA ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No.197.K/MB.01/MEM.B/2025 dan berlaku untuk periode 1 hingga 14 Juni 2025. Harga tersebut menjadi acuan utama dalam perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB), khususnya untuk komoditas batu bara dengan kalori di atas 6.000 kcal/kg GAR.

Kategori HBA Berdasarkan Kalori

Kementerian ESDM membagi HBA menjadi empat jenis berdasarkan nilai kalori atau Gross As Received (GAR) batu bara:

HBA (6.322 GAR): USD100,97/ton (turun 8,53%)

HBA I (5.300 GAR): USD77,59/ton (naik 1,27%)

HBA II (4.100 GAR): USD50,08/ton (turun 0,99%)

HBA III (3.400 GAR): USD35,47/ton (tidak berubah)

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, menyatakan bahwa penyesuaian harga ini mempertimbangkan sejumlah faktor kualitas, seperti kadar air, sulfur, dan abu, serta transaksi riil yang tercatat dalam sistem e-PNBP Minerba.

"Fluktuasi ini mencerminkan dinamika pasar batu bara global yang terus bergerak mengikuti tren pasokan dan permintaan," ujar perwakilan Ditjen Minerba.

Faktor Penyebab Penurunan HBA

Penurunan harga batu bara ini dipicu oleh perubahan dinamika pasar internasional. Beberapa negara konsumen utama mengalami fluktuasi kebutuhan energi, sementara pasokan global relatif stabil, bahkan cenderung meningkat. Hal ini turut mendorong harga batu bara menurun.

Selain itu, peningkatan volume impor dari negara-negara besar seperti Tiongkok akibat harga ekspor yang lebih kompetitif juga menekan harga jual rata-rata secara global.

“Kondisi ini menjadi sinyal bahwa pasar masih sangat sensitif terhadap pergerakan kebijakan energi dan kondisi ekonomi makro global,” ungkap pejabat Kementerian ESDM.

Dampak terhadap Industri dan Pendapatan Negara

Penurunan HBA diperkirakan akan berdampak pada sektor energi nasional, baik dari sisi penerimaan negara maupun biaya operasional industri. Sebagaimana diketahui, batu bara menjadi salah satu penyumbang terbesar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor energi dan sumber daya mineral.

“Penurunan HBA tentu akan berdampak terhadap penerimaan negara, terutama dari sisi royalti dan PNBP. Namun, kita tetap optimistis karena fundamental permintaan masih kuat di kawasan Asia,” jelas pejabat Ditjen Minerba.

Di sisi lain, penurunan harga bisa menjadi keuntungan bagi industri dalam negeri, khususnya pembangkit listrik berbasis batu bara dan sektor industri berat yang sangat bergantung pada energi murah.

Prospek Batu Bara di Tengah Transisi Energi

Kendati harga acuan menurun, prospek jangka menengah dan panjang batu bara masih cukup solid, khususnya di negara-negara berkembang yang belum sepenuhnya beralih ke energi baru terbarukan.

Namun, pemerintah tetap mendorong pelaku industri untuk bersiap menghadapi perubahan kebijakan energi global yang semakin menekankan dekarbonisasi.

“Kita dorong perusahaan batu bara nasional untuk berinovasi dan mendiversifikasi bisnisnya, termasuk masuk ke teknologi hijau agar tetap relevan dalam jangka panjang,” ujar pejabat ESDM lainnya.

Dengan demikian, meskipun harga batu bara saat ini mengalami penyesuaian, pemerintah melihat sektor ini masih memiliki potensi strategis dalam menyokong perekonomian nasional, selama dikelola dengan adaptif dan responsif terhadap dinamika global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index