JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) tengah mengevaluasi permintaan pendanaan yang diajukan PT Garuda Indonesia Tbk. untuk pembelian 15 unit pesawat baru. Permintaan ini diajukan dalam rangka ekspansi armada maskapai nasional tersebut guna meningkatkan kapasitas layanan dan memperkuat posisi bisnisnya di industri penerbangan nasional dan internasional.
Langkah Garuda Indonesia ini menjadi sorotan, mengingat maskapai pelat merah itu baru saja menyelesaikan proses restrukturisasi keuangan pascapandemi dan masih dalam tahap pemulihan kinerja. Evaluasi oleh Danantara dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek bisnis, risiko keuangan, dan dampaknya terhadap pengelolaan aset negara.
Permintaan Garuda dalam Proses Tinjauan
Kepala BPI Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menjelaskan bahwa permintaan Garuda sedang dikaji secara mendalam. Fokus utama evaluasi adalah memastikan apakah rencana ekspansi tersebut sesuai dengan visi Danantara untuk mengelola aset negara secara efisien dan berkelanjutan.
"Kami sedang mengevaluasi permintaan Garuda untuk pengadaan 15 pesawat baru. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa investasi tersebut sejalan dengan tujuan Danantara dalam mengelola aset negara secara efisien dan berkelanjutan," ujar Rosan dalam pernyataannya.
Kinerja Garuda Masih dalam Tekanan
Garuda Indonesia sebelumnya mencatat kerugian signifikan. Pada semester pertama tahun 2024, maskapai ini melaporkan kerugian mencapai Rp1,6 triliun. Faktor utama penyebab kerugian termasuk tingginya biaya operasional dan belum pulihnya permintaan pasar pascapandemi COVID-19.
Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai bahwa Danantara seharusnya hanya fokus pada BUMN yang sudah sehat secara finansial. Menurutnya, “Danantara idealnya hanya diisi oleh perusahaan-perusahaan sehat yang sudah selesai direstrukturisasi oleh Kementerian BUMN.”
Namun demikian, Garuda Indonesia dinilai masih memiliki potensi untuk menjadi entitas yang layak dikelola Danantara, jika berhasil membuktikan pemulihan kinerja keuangan secara konsisten dalam waktu dekat.
Peran dan Strategi Danantara
Danantara dibentuk sebagai entitas pengelola investasi yang bertugas meningkatkan efisiensi dan profesionalisme dalam pengelolaan aset negara. Ruang lingkup investasi Danantara mencakup berbagai sektor strategis seperti energi, infrastruktur, transportasi, dan telekomunikasi.
Presiden Prabowo Subianto, saat peluncuran Danantara pada Februari 2025, menegaskan bahwa badan ini merupakan instrumen vital dalam reformasi BUMN. “Danantara menurut saya suatu keputusan yang sangat strategis, karena mereka bisa joint venture sehingga bisa membuat perusahaan-perusahaan itu lebih efisien, lebih transparan,” ujarnya.
Potensi dan Tantangan dalam Pengelolaan
Meski dinilai sebagai langkah maju, pembentukan Danantara tak lepas dari kritik. Beberapa pengamat ekonomi mengkhawatirkan potensi penambahan birokrasi yang justru bisa menurunkan performa perusahaan-perusahaan negara.
Ekonom Universitas Gadjah Mada, Eddy Junarsin, menyampaikan bahwa “Danantara dapat berpotensi mengurangi performa BUMN karena dapat menambah layer hierarkis yang tentu saja akan menambah panjang proses birokrasi.”
Tantangan lainnya adalah memastikan transparansi dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan investasi, agar tidak menimbulkan persepsi konflik kepentingan maupun intervensi politis dalam proyek strategis negara.
Keputusan Akhir Menanti Evaluasi Komprehensif
Keputusan Danantara atas permintaan pendanaan dari Garuda Indonesia akan sangat menentukan arah pemulihan maskapai nasional tersebut. Jika disetujui, pendanaan untuk 15 unit pesawat baru dapat mempercepat proses ekspansi Garuda dan memperkuat daya saingnya. Namun jika tidak, Garuda harus mencari alternatif pembiayaan lain di tengah keterbatasan modal dan tekanan pasar.
Evaluasi menyeluruh yang dilakukan saat ini menjadi bukti pendekatan hati-hati yang diterapkan Danantara dalam pengelolaan dana dan investasi negara. Setiap keputusan diharapkan memberi manfaat jangka panjang dan mendukung keberlanjutan ekonomi nasional.